Rabu, 30 November 2016

NASKAH DRAMA PENYAMBUTAN GREEN SCHOOL FESTIVAL SMP NEGERI 22 MALANG





NASKAH DRAMA PENYAMBUTAN GREEN SCHOOL FESTIVAL SMP NEGERI 22 MALANG
TEMA : Kepedulian Akan Lingkungan
KALAU BUKAN KITA LALU SIAPA ?
………………………………………………………………………………………
…... Disuatu tempat …..
A        : (music tentang alam yang kering ) Kota Malang sudah tidak seperti dulu lagi…. Baik kebersihannya, udara maupun kerindangan, dulu yang Nampak hanya samph-sampah daun yang bergurguran disepanjang jalan, sekarang menjadi sampah-sampah plastic yang  berserakan, dulu udara yang sejuk dan dingin kini sudah semakin panas tidak seperti kota Malang yang dulu lagi,….
B        : Ya aku juga juga merasakannya, sering kurindukan kicau burung dipagi hari, udara yang segar dan sejauh mata memandang yang tampat hijau dedauan,…
C       : apakah kembali seperti dulu hanya mimpi ?
A       : ya mungkin hanya mimpi ???
D       : Tidak,… selama kita mau berbuat sesuatu tidak ada yang tidak mungkin…
B       : Ya saya juga yakin tidak ada yang tidak mungkin,kita harus berbuat sesuatu,…
A,B,C,D: Ya kita harus berbuat sesuatu,…
2. kelompok pembawa sapu tanpa debu masuk bersama-sama…
Kemudian satu orang berbicara.
A.      : kita harus berbuat  bersihkan semua sampah plastic dengan sapu tanpa debu ini…..
(semua): Ya kita bersama-sama membersihkan lingkungan kita dari berbagai sampah… ( kemudian masuk )
3. Kelompok biopori masuk bersama-sama
B.        : Bumi sudah semakin kering, kita harus berbuat,…ya  kita buat biopori sebanyak mungkin ……
C.        : ya bumi kita juga butuh minum, Contohlah SMP Negeri 22  yang membuat program Seribu biopori, dimana setiap siswa membuat minimal 2 biopori dilingkungan rumah masing-masing dengan mengajak keluarga dan tetangga… ( kelompok biopori masuk bersama-sama)
4. Kelompok saputangan masuk bersama-sama sambil bermain mainan anak-anak ( saputangan dikibaskan terbuat dari kain bagusnya bukan main siapa belum punya harus mengejar saya…)
D.       : ya kita harus berbuat  dengan menanamkan kesadaran lingkungan dengan mengganti pemakaian barang yang tidak ramah lingkungan dengan barang yang lebih ramah lingkungan
E.       : kita biasakan gunakan Sapu tangan, lupakan penggunaan tisu. Karena lebih banyak tisu digunakan semakin banyak pohon ditebang,…tolak penebangan pohon. Kita gunakan saputangan jagan beli tisu cntohlah SMP Negeri 22 dengan program wajib membawa dan menggunakan saputangan…kalau bukan kita yang memulai lalu siapa lagi….
5. Kelompok Seribu Tanaman masuk bersama-sama. ( sampbil membawa tanaman dan alat untuk menanam)
F.        : sampah sudah dibersihkan, biopori sudah dibuat, penebangan pohon sudah dihentikan saatnya kita tanam pohon bersama-sam
G        : ya kita tanam pohon bersama-sama disemua tempat, disekolah, disekitar rumah dijalan-jalan,..
H         : ya hijaukan kota Malang jadikan kota Malang seperti dulu lagi dengan program menanam seribu pohon gandeng semua pihak ajak semua seperti SMP negeri 22 malang dengan berbagai komunitas..
6. Kelompok Penari Clumpring masuk menari bersama-sama. Tari Topeng Malangan dengan memakai Topeng terbuat dari Clumpring
I.       : Kita manfaatkan sampah yang masih bisa dipakai menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat Topeng Malangan yang terbuat dari Clumpring Sebagai suatu alternatif, kreasi ini menarik dan penting atas beberapa alasan:.
(1) pemanfaatkan limbah atau bagian terbuang dari bambu,
(2) memiliki muatan ekologis lokal,
(3) gayut dengan brand Malang sebagai "sentra topeng", dan
(4) varian baru dalam khasanah pertopengan Malang
Topeng Clumpring terbuka kemungkinan untuk dijadikan:
(a) produk kriya alternatif,
(b) properti seni pentunjukan tari atau sendratari topeng.
Selamat menyaksikan







Minggu, 20 November 2016

PANDUAN OBSERVASI PEMBELAJARAN DAN DISKUSI-REFLEKSI SETELAH OBSERVASI PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN LESSON STUDY





PANDUAN OBSERVASI PEMBELAJARAN DAN
DISKUSI-REFLEKSI SETELAH OBSERVASI PEMBELAJARAN

A. RASIONAL
Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam upaya peningkatan profesionalisme guru melalui Program BERMUTU adalah latihan melaksanakan tahapan PTK Penelitian Tindakan Kelas dengan memanfaatkan pendekatan atau teknik-teknik Lesson Study dan Case Study.  Teknik Lesson Study yang dimaksud adalah melaksanakan penyusunan rencana pembelajaran secara kolaboratif di KKG/MGMP, kemudian melaksanakan open class yang diobservasi oleh para guru anggota KKG/MGMP, dan dilanjutkan dengan diskusi refleksi bersama.  Open class yang diadopsi dari Lesson Study tersebut dilakukan secara modeling.  Walapun bersifat modeling, harapannya open class akan sering dilakukan oleh guru, baik dalam konteks kegiatan KKG/MGMP atau pun dalam upaya pengembangan guru di sekolah melalui Lesson Study (Lesson Study Berbasis Sekolah/LSBS).
Agar para guru pemandu dan para anggota MGMP dapat melakukan kegiatan open class, observasi pembelajaran dengan baik (tidak mengganggu proses belajar mengajar), serta dapat melakukan diskusi refleksi secara efisien maka perlu diberikan rambu-rambu sebagai berikut.

B.  SEBELUM PELAKSANAAN OPEN CLASS DAN OBSERVASI PEMBELAJARAN
     Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan observasi pembelajaran dimulai.
1.     Jumlah observer dalam kegiatan open class pada dasarnya tidak dibatasi, namur harus tetap disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia. Dengan jumlah murid sekitar 40 orang yang menggunakan ruang kelas biasa di Indonesia, mungkin masih  bisa menampung observer sebanyak 15-20 orang.
2.     Meja belajar siswa hendaknya diatur terlebih dulu agar ada ruang yang cukup untuk mobilitas observer di sisi kiri, kanan, atau belakang kelas, serta untuk mobilitas guru pengajar.
3.     Pengamat hendaknya datang atau masuk kelas sebelum pembelajaran dimulai, karena pengamat harus menempatkan diri pada posisi yang paling mungkin untuk mengamati semua siswa.
4.     Kedatangan tamu atau guru di sekolah hendaknya tidak mengganggu konsentrasi belajar siswa di kelas yang lain. Oleh karena itu tamu hendaknya tenang dan tidak berbicara keras yang dapat menimbulkan keributan di sekolah.
5.     Siapkan lembar observasi atau buku catatan dan pena sebelum pengamatan. Jika memungkinkan setiap observer memperoleh RPP, LKS atau perangkat pembelajaran lainnya, serta denah tempat duduk siswa (Contoh Terlampir).
6.     Jika Anda membawa HP, setel ke profile silent (bisu) atau getar supaya nada panggil tidak berbunyi. Perlu dihindari mengirim atau menerima telepon kecuali untuk hal-hal terpaksa, dan sebaiknya Anda keluar dulu dari raung kelas.
7.     Usahakan untuk tidak merokok atau makanan dan minum di dalam ruangan/kelas selama proses pengamatan. 
8.     Pastikan agar pada waktu pengamatan nanti tidak terganggu perasaan ingin buang hajat. Jika diperlukan, silahkan buang air kecil/besar sebelum  pembelajaran dimulai.
9.     Berikut daftar check list untuk mengontrol kesiapan open class:

No
Persiapan
Ada
Tidak
Keterangan
1.
Kesiapan kelas dan pengaturannya



2.
RPP dan Perangkat Pembelajaran (LKS)



3.
Media dan peralatan pembelajaran yang diperlukan



4.
Lembar observasi



5.
Instrumen untuk pengambilan data (terkait dengan PTK)



6.
Denah tempat duduk siswa



7.
Alat perekam (kamera) jika ada



8.
Alat tulis/buku catatan dari setiap observer









C.  RAMBU-RAMBU PADA SAAT OBSERVASI PEMBELAJARAN  
          Tujuan observasi pembelajaran adalah untuk memperoleh informasi, data, dan rekaman hal-hal penting dalam pembelajaran yang dapat dijadikan bahan untuk menemukan masalah PTK. Selain itu hasil observasi merupakan data bagi guru model/pengajar untuk dianalisis dan dijadikan bahan refleksi untuk mengevaluasi keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran.  Berikut rambu-rambu observasi yang disarankan untuk dipatuhi. 
1.     Setelah memasuki ruangan kelas dengan tertib, semua observer hendaknya tidak lagi keluar masuk kelas, dan bersiap mengamati pembelajaran dengan menempatkan diri pada posisi yang paling tepat untuk mengamati siswa. Posisi yang tepat adalah di depan atau di samping siswa, sehingga observer dapat memperhatikan gerak-gerik dan raut wajah siswa ketika belajar.
2.     Observer dapat berpindah posisi pengamatan jika perlu, misalnya mendekat ke siswa dalam kelompok, namun jangan sampai mengalihkan perhatian siswa dari belajar atau menghalangi pandangan siswa.
3.     Pada awalnya, disarankan agar setiap pengamat berlatih mengamati satu kelompok atau beberapa siswa saja. Namun jika sudah merasa lebih mahir, observer dapat mengamati beberapa kelompok lain atau mengamati siswa dalam kelas secara keseluruhan.
4.     Selain mengamati aktivitas belajar siswa, observer juga harus memperhatikan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara proporsional. Jika pandangan semua pengamat mengarah pada guru, maka dapat menimbulkan perasaan kurang nyaman atau “grogi” pada guru model.
5.     Tidak membantu guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun. Misalnya ikut membagikan LKS, menenangkan siswa, dan lain-lain. Biarlah guru melakukan tugasnya secara mandiri dan terbebas dari intervensi siapapun. Observer bukan bagian dari ”team teaching”.
6.     Tidak membantu siswa dalam proses pembelajaran, misalnya mengarahkan pekerjaan siswa atau bertanya sesuatu kepada siswa yang sedang belajar. Jika siswa bertanya kepada Anda (sebagai pengamat), katakan agar siswa bertanya langsung pada guru.
7.     Tidak mengganggu pandangan guru/siswa selama pembelajaran. Jika Anda sedang mendekati siswa dalam kelompok atau berada di tengah-tengah kelas, kemudian tiba-tiba guru ingin memberikan arahan secara klasikal maka segeralah menepi agar tidak mengganggu pandangan siswa.
8.     Tidak mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, misalnya berbicara dengan pengamat  lain, keluar masuk ruangan, dll.
9.     Jika menggunakan kamera untuk mengambil gambar kegiatan belajar (guru/siswa) lampu kilat (flash) hendaknya dimatikan. Kilatan lampu kamera dapat mengganggu atau menghentikan konsentrasi belajar siswa.
10.  Gunakan lembar pengamatan yang tersedia untuk mencatat hasil pengamatan Anda. Jika fenomena yang diamati tidak tercantum dalam bagian lembar observasi, pengamat dapat menambahkannya sebagai catatan tambahan. 
11.  Pengamat harus melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai akhir pembelajaran.
12.  Selain mengamati aktivitas siswa dalam belajar,  pengamat juga perlu memperhatikan:
a)     Teknik pengelolaan kelas yang dibuat oleh guru.
b)     Bagaimana guru mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran?
c)     Bagaimana guru memanfaatkan media pembelajaran sederhana dari lingkungan?
d)     Bagaimana upaya guru membuat siswa lebih aktif dan kreatif?
e)     Bagaiman guru memberikan penguatan terhadapa pemahaman yang diperoleh siswa?







 




D. RAMBU-RAMBU DISKUSI-REFLEKSI 
Diskusi refleksi dimaksudkan untuk membahas, mengklarifikasi, mencari alterantif solusi terhadap berbagai temuan pengamatan dalam pelasanaan pembelajaran. Hal ini tentunya sangat berguna untuk menemukan masalah pembelajaran, serta memverifikasi dan melengkapi data hasil pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran dalam konteks pelaksanaan PTK.
Pada dasarnya forum refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi formal, artinya ada yang bertindak sebagai moderator yang mengatur jalannya diskusi, dan kalau perlu juga notulis. Agar diskusi dapat berjalan secara tertib, interaktif, dan efektif perlu diberikan rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam kegiatan refleksi.
1.   Rambu-rambu untuk Moderator
a.    Setelah membuka sidang diskusi-refleksi, moderator memperkenalkan diri, guru model/pengajar, dan peserta atau observer.
b.    Setelah itu moderator membacakan tata tertib refleksi (khususnya untuk pengalaman awal diskusi refleksi)
c.    Tata tertib yang perlu disampaikan antara lain: 
1)    Refleksi hendaknya terfokus pada proses belajar siswa, dan hindarkan penyampain kritik kepada guru model.
2)    Masalah yang diungkapkan dalam komentar hendaknya masalah nyata berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran, bukan permasalahan lain yang terjadi pada pembelajaran di tempat lain.
3)    Masalah yang sudah disampaikan oleh pengamat sebelumnya tidak perlu diulang-ulang. Masalah yang disampaikan oleh pengamat terdahulu perlu dibahas untuk memperdalam kemungkinan penyebab dan alternatif solusinya.
4)    Moderator dapat mempersilahkan guru model untuk mengklarifikasi permasalahan yang disampaikan oleh pengamat setelah ada beberapa permasalahan yang dibahas.
5)    Pada akhir refleksi akan disampaikan refleksi akhir oleh pakar (pakar pendidikan, dosen, widyaiswara, pengawas, atau pejabat Dinas Pendidikan), jika ada.
d.   Setelah membacakan tata tertib, moderator memulai diskusi refleksi dengan mengucapkan terima kasih kepada guru model/pengajar dan meminta applaus dari peserta.
e.    Mempersilakan guru pengajar untuk melakukan refleksi diri terlebih dahulu. Refleksi diri dapat berupa perasaan sebelum, saat dan setelah mengajar, ketercapaian skenario pembelajaran yang telah dirancang, kondisi-kondisi khusus yang terjadi beberapa siswa saat pembelajaran, dll.
f.     Mempersilakan para pengamat menyampaikan komentar berdasarkan pada hasil pengamatannya secara bergantian.
g.    Setelah satu orang menyampaikan komentarnya, moderator mempersilakan pengamatan lain atau juga moderator sendiri menyampaikan tanggapan terhadap komentar tersebut. Pendapat dari komentar yang lain dapat berupa fenome yang sama apakah ditemukan yang bersangkutan, kemungkinan penyebab munculnya masalah, dan mungkin juga alternatif solusinya.
h.   Setelah satu masalah tuntas didiskusikan, mederator mempersilakan pengamatan yang lain.
i.      Setelah semua pengamat menyampaikan komentar, akhirnya moderator mempersilakan pakar untuk melakukan refleksi akhir.
j.      Moderator tidak perlu membuat kesimpulan atau ringkasan dari diskusi refleksi, semua hasil diskusi diharpakn sudah terekam dalam catatan notulis.
2.  Rambu-rambu Bagi Pengamat dalam Menyampaikan Komentar
a.    Komentar yang disampaikan sebaiknya terfokus pada masalah proses belajar siswa, bukan hanya pada aktivitas guru dalam mengajar.
b.    Apabila terkait dengan kinerja guru, saran yang disampaikan sebaiknya dengan memperbanyak pujian positif dan sesedikit mungkin kritik negatif.
c.    Komentar yang disampaikan harus berdasarkan data pengamatan saat observasi, buka bagaimana seharusnya berdasar keinginan pengamat. Artinya jauhkan dari komentar yang ”menggurui” guru model.
d.   Gunakanlah nada yang lembut dan pilihan kata yang halus
e.    Komentar yang disampaikan sebaiknya jauh dari sifat “menggurui” atau menurut pandangannya sendiri
f.     Jika menyampaikan data tentang siswa belajar, kemukakan mengapa hal itu terjadi (ini merupakan interpretasi) dan bagaimana jalan keluarnya (ini merupakan saran untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya).
g.    Observer dapat juga menyampaikan pelajaran apa yang dapat dipetik dari kegiatan observasi pembelajaran tersebut.

E. PENUTUP
          Pada dasarnya kegiatan open class (pembelajaran yang diobservasi) dan diskusi refleksi merupakan inti dari kegiatan Lesson Study. Melalui kegiatan ini guru akan dapat belajar banyak hal, membuka wawasan diri melalui ”sharing”, dan akhirnya termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas pengajarannya. Inilah proses menuju guru profesional.