A. PENDAHULUAN
Pembahasan penilaian Pendidikan Karakter Bangsa
(PKB) dalam tuntutan silabusnya murni
penilaian pendidikan karakter bangsa. Disisi lain nilai-nilai PKB
diintgegrasikan pada semua mata pelajaran, sehingga disamping membahas
penilaian PKB sesuai dengan silabusnya, untuk memenuhi kebutuhan penilaian tiap
mata pelajaran yang mendapatkan integrasi nilai-nilai PKB; maka makalah ini
juga akan membahas sedikit tentang penilaiaan utamanya sesuai dengan tuntutan Permendiknas
Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilian Pendidikan.
A. PENGERTIAN PRINSIP DAN KRITERIA PENILAIAN PKB
1. Pengertian
a. Pengertian penilain untuk mata pelajaran.
Penilaian sosiologi dimaknai sebagai proses atau cara
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam
proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran,
dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
b. Pengertian penilai PKB
Pada dasarnya, penilaian
terhadap pendidikan karakter
dapat dilakukan terhadap kinerja
pendidik, tenaga kependidikan,
dan peserta didik.
Kinerja pendidik atau tenaga
kependidikan dapat dilihat dari berbagai hal
terkait dengan dengan berbagai aturan
yang melekat pada diri
pegawai , antara
lain: (1) hasil kerja:
kualitas kerja, kuantitas
kerja, ketepatan waktu
penyelesaian kerja,
kesesuaian dengan prosedur;
(2) komitmen kerja:
inisiatif, kualitas kehadiran,
kontribusi terhadap keberhasilan
kerja, kesediaan melaksanakan
tugas dari pimpinan; (3)
hubungan kerja: kerja
sama, integritas, pengendalian
diri, kemampuan mengarahkan dan memberikan inspirasi bagi orang lain.
Kegiatan pendidik dan
tenaga kependidikan yang
terkait dengan
pendidikan karakter dapat
dilihat dari portofolio
atau catatan harian.
Portofolio atau catatan
harian dapat disusun
dengan berdasarkan pada
nilai-nilai yang dikembangkan,
yakni: jujur, bertanggung jawab, cerdas, kreatif, bersih dan sehat,
peduli, serta gotong
royong Selain itu,
kegiatan mereka dalam pengembangan dan penerapan
pendidikan karakter dapat
juga diobservasi. Observasi
dapat dilakukan oleh atasan
langsung atau pengawas
dengan bersumber pada
niali- nilai tersebut untuk mengetahui apakah mereka sudah melaksanakan
hal itu atau tidak.
Selain penilaian
untuk pendidik dan
tenaga kependidikan, penilaian
pencapaian nilai-nilai budaya
dan karakter juga
dapat ditujukan kepada
peserta didik yang didasarkan
pada beberapa indikator. Sebagai contoh,
indikator untuk nilai jujur di
suatu semester dirumuskan
dengan “mengatakan dengan sesungguhnya perasaan
dirinya mengenai apa
yang dilihat/diamati/
dipelajari/dirasakan” maka pendidik mengamati (melalui
berbagai cara) apakah yang dikatakan seorang peserta didik
itu jujur mewakili perasaan dirinya. Mungkin saja peserta
didik menyatakan perasaannya
itu secara lisan
tetapi dapat juga dilakukan secara tertulis atau bahkan
dengan bahasa tubuh.
Model catatan anekdotal (catatan
yang dibuat pendidik ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan
dengan nilai yang dikembangkan)
selalu dapat digunakan
pendidik. Selain itu pendidik
dapat pula memberikan tugas
yang berisikan suatu
persoalan atau kejadian
yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk
menunjukkan nilai yang dimilikinya. Sebagai
contoh, peserta didik
dimintakan menyatakan sikapnya terhadap upaya menolong pemalas, memberikan bantuan
terhadap orang kikir, atau hal-hal lain yang bersifat bukan
kontroversial sampai kepada hal yang dapat mengundang konflik pada dirinya.
Dari hasil pengamatan, catatan
anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya pendidik dapat
memberikan kesimpulan/pertimbangan
tentang pencapaian suatu indikator
atau bahkan suatu
nilai.
Kesimpulan/pertimbangan tersebut dapat dinyatakan dalam
pernyataan kualitatif dan memiliki makna terjadinya
proses pembangunan karakter
sebagai berikut ini.
BT: Belum Terlihat, apabila
peserta didik belum memperlihatkan
tanda- tanda awal perilaku
yang dinyatakan dalam
indikator karena belum
memahami makna dari nilai itu (Tahap Anomi)
MT: Mulai Terlihat , apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan
dalam indikator tetapi
belum konsisten karena sudah
ada pemahaman dan
mendapat penguatan lingkungan
terdekat (Tahap Heteronomi)
MB: Mulai Berkembang, apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam
indikator dan mulai konsisten, karena
selain sudah ada
pemahaman dan kesadaran
juga mendapat penguatan
lingkungan terdekat dan
lingkungan yang lebih
luas (Tahap Sosionomi)
MK: Membudaya, apabila peserta
didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan
dalam indikator secara
konsisten karena selain
sudah ada pemahaman
dan kesadaran dan
mendapat penguatan lingkungan terdekat dan
lingkungan yang lebih luas
sudah tumbuh kematangan moral
(Tahap Autonomi)
Indikator berfungsi bagi pendidik sebagai kriteria untuk memberikan
pertimbangan apakah perilaku untuk
nilai tersebut telah menjadi
karakter peserta didik. Untuk mengetahui bahwa
suatu satuan pendidikan
formal dan nonformal
itu telah melaksanakan pembelajaran
yang mengembangkan karakter perlu dikembangkan instrumen assessment khusus
Selanjutnya, assessment dilakukan
dengan observasi, dilanjutkan
dengan monitoring
pelaksanaan dan refleksi.
Assessment untuk
pendidikan karakter bermuara
pada: (1) berperilaku jujur
sehingga menjadi teladan;
(2) menempatkan diri secara proporsional dan bertanggung jawab; (3) berperi laku dan
berpenampilan cerdas sehingga
menjadi teladan; (4)
mampu menilai diri sendiri (melakukan refleksi diri)
sehingga dapat bertindak kreatif; (5)
berperilaku peduli sehingga
menjadi teladan; (6)
berperilaku bersih sehingga
menjadi teladan; (7) berperilaku
sehat sehingga menjadi teladan; (8) berperilaku gotong royong
sehingga menjadi teladan.
2. Prinsip- prinsip Penilaian
Penilaian hendaknya dilakukan secara menyeluruh terhadap
semua materi yang tercantum dalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang
diajarkan kepada peserta didik tanpa mengabaikan materi pelajaran tertentu yang
dinilai kurang penting.
a. Berkelanjutan
Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan peserta didik,
maka penilaian perlu dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan. Penilaian
sebaiknya dilaksanakan setiap akhir pelajaran, dan dalam waktu tertentu
dilaksanakan dalam cakupan materi yang lebih luas.
b. Obyektif
Penilaian dengan melaksanakan pengukuran menggunakan tes
hendaknya bersifat obyektif. Maksudnya hasil pengukuran tersebut akan
mendapatkan biji yang sama walaupun dikoreksi oleh pendidik lain.
c. Sahih (valid)
Penilaian dengan menggunakan alat ukur tes, tes yang
dibuat harus memenuhi rambu-rambu tertentu, sehingga sebagai alat ukur
benar-benar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
d. Terpercaya (reliable)
Penilaian yang melaksanakan pengukuran dengan menggunakan
tes, maka tes tersebut harus dapat mengukur kemampuan peserta didik secara
mantap.
e. Edukatif
Hasil akhir penilaian hendaknya merupakan kebanggaan atau
tantangan bagi peserta didik. Peserta didik yang mendapatkan nilai baik dapat
memacu prestasi belajarnya, dan peserta didik yang mendapatkan nilai kurang,
sebagai pendorong untuk lebih giat belajar.
f. Berorientasi pada tujuan
Penilaian dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Dalam kurikulum 2004 istilah tujuan dapat dari kompetensi dasar
atau secara operasional merujuk pada indikator.
g. Kebermaknaan
Penilaian hendaknya bermakna bagi kehidupan peserta
didik. Bermakna dalam arti memberikan pengalaman positif kepada peserta didik,
tidak menjadikan peserta didik trauma, apalagi menjadi stress.
h. Kesesuaian
Bahan yang dikumpulkan adalah bahan yang berhubungan
dengan tugas utama, pembelajaran yang dijalani.
3. Kriteria Penilaian
a.
Kriteria
penilain mata pelajaran
Secara umum dikenal
dua acuan penilaian yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan
Patokan (PAP).
1)
Penilaian Acuan Norma (PAN).
Secara singkat dapat dikatakan bahwa PAN adalah penilaian yang dilakukan dengan
mengacu pada norma kelompok, nilai yang diperoleh oleh peserta didik dibandingkan dengan peserta didik yang lain
yang termasuk dalam kelompok itu. Biasanya disebut kelompok adalah dalam satu
kelas. Yang dimaksud dengan “norma” adalah adalah kepantasan yang lulus dan yang tidak lulus. PAN sudah ditinggalkan dan acuan yang digunakan dalam
sistem penilaian untuk mata pelajaran sosiologi menggunakan PAP.
2)
Pendekatan Penilaian Acuan
Patokan (PAP)
Seiring ditetapkan
Peraturan Menteri (Permen) Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Permen
No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Konpetensi Lulusan (SKL) serta Permen 24
Tahun 2006 tentang pelaksanaan SI dan SKL berimplikasi terhadap kriteria
penilaian, yang sebelumnya beracuan norma, beralih ke acuan patokan dengan
memperhatikan pelayanan individual sehingga menuntut perhatian dan keseriusan
dari guru. Penilaian beracuan patokan dengan layanan individual dikenal juga
dengan istilah belajar tuntas (mastery Learning) yang artinya peserta didik
menguasai sepenuhnya materi pembelajaran dan telah mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Pengembangan belajar tuntas diawali oleh John B. Carroll
pada tahun 1963 berdasarkan penemuannya yaitu “Model of School Learning”
yang kemudian dirubah oleh Benyamin S. Bloom menjadi model belajar yang lebih
operasional. Selanjutnya oleh James H. Block model tersebut lebih
disempurnakan lagi. Menurut Carroll,
bakat atau pembawaan bukanlah kecerdasan alamiah, melainkan jumlah waktu yang diperlukan oleh peserta didik untuk menguasai suatu materi pelajaran
tertentu. Benyamin melaksanakan konsep belajar tuntas itu ke dalam kelas
melalui proses belajar mengajar pelaksanaaannya sebagai berikut:
B. MODEL PENILAIAN NILAI-NILAI PKB
1. Model Penilaian dengan Catatan Anecdotal
Model 1
Model catatan anekdotal (catatan
yang dibuat pendidik ketika melihat
adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan)
Sekolah: .....
Kelas:
Semester:
Nama:
Nilai yang diamati
|
Nilai yang diamati
|
Nilai yang diamati
|
Nilai yang diamati
|
||||||||||||||||||||||
BT
|
MT
|
MB
|
MK
|
BT
|
MT
|
MB
|
MK
|
BT
|
MT
|
MB
|
MK
|
BT
|
MT
|
MB
|
MK
|
Nilai yang diamati
|
BT
|
MT
|
MB
|
MK
|
|||||
Religius
|
Cinta tanah air
|
Orientasi masa depan
|
Peduli lingkungan
|
Disiplin
|
|||||||||||||||||||||
BT
|
MT
|
MB
|
MK
|
BT
|
MT
|
MB
|
MK
|
BT
|
MT
|
MB
|
MK
|
BT
|
MT
|
MB
|
MK
|
BT
|
MT
|
MB
|
MK
|
||||||
Kerja keras
|
Bersahabat/komunikatif
|
Gemar membaca
|
Tanggung jawab
|
Menghargai prestasi
|
Model 2
Nama siswa
|
Tanggal
|
Kegiatan yang dilakukan
|
Nilai-nilai PKB
|
Sesuai/melanggar nilai-nilai PKB*
|
BT
|
MT
|
MB
|
MK
|
Aditya
|
||||||||
Andika
|
||||||||
Anita
|
||||||||
Zainal
|
||||||||
Zainal
|
||||||||
Dst.
|
Hasil
catatan anekdotal ini misi utamanya adalah mengembangkan kepribadian
sesuai nilai-nilai PKB. Sehingga catatan anecdotal apabila ada waktu sharing
antara guru dan peserta didik untuk meningkatkan pelaksanaan nilai-nilai PKB,
dan mengurangi atau bahkan menhilangkan catatan yang melanggar nilai-nilai PKB
akan menjadi pembelajaran yang berharga untuk peserta didik
2. Model Penilian dengan Penugasan.
Tugas:
Lakukan pengamatan sosial, dan wawancara terhadap :
a. Pemilik kos-kosan, serta Tata letak ruang
hunian/kos mahasiswa, atau karyawan di Malang raya
b. Petani sayuran,
atau buah-buahan, atau tanaman hias, dengan fokus pengembangan pertanian
dan nilai ekonominya.
c. Pengunjung daerah wisata, fokus perilaku yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai masyarakat Malang raya.
Instrumen
Penilaian Penugasan
Dalam penilaian tugas
dalam bentuk proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal
yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a)
Kemampuan
pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam
memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta
penulisan laporan.
b)
Relevansi.
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam
pembelajaran.
c)
Keaslian
Tugas
yang dilakukan sebagai proyek peserta didik sehingga
harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan
kontribusi guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek peserta didik.
Berdasarkan
rancangan pembelajaran dengan tema keragaman suku bangsa di Indonesia, maka proyek yang akan dilakukan oleh peserta
didik meliputi:
a)
Macam-macam kelompok
dalam masyarakat yang diteliti
b) Macam-macam suku bangsa dalam masyarakat yang diteliti
c) Faktor pendorong terjadinya integrasi (persatuan)
masyarakat yang diteliti.
d) Penyebab timbulnya konflik dalam masyarakat yang diteliti
e) Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan
Mata
Pelajaran : IPS
Kelas/Semester :
VII/1
Nama tugas :
melakukan penamatan dengan memilih salah satu
tema sebagai berikut:
a. Pemilik kos-kosan, serta Tata letak ruang
hunian/kos mahasiswa, atau karyawan di Malang raya
b. Petani sayuran,
atau buah-buahan, atau tanaman hias, dengan fokus pengembangan pertanian
dan nilai ekonominya.
c. Pengunjung daerah wisata, fokus perilaku yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai masyarakat Malang raya.
d. Pedagang/produsen konsumen/distributor komuditas
ekonomi diwilayah pariwisata,pendidikan atau industri.
Alokasi Waktu :
1 bulan
Nama Peserta didik :
No
|
Aspek
*
|
Skor
(1 – 10)
|
1.
|
Perencanaan:
a. Mempersiapkan instrumen penggalian data
b. Penggalian informasi melalui referensi
c. Pembagian tugas
|
|
2.
|
Pelaksanaan
a. Kemampuan melakukan observasi
b. Kerjasama
c. Kedisiplinan
d. Pengolahan data
e. Penarikan kesimpulan
|
|
3.
|
Laporan tugas/Proyek
a.
Sistematika
penulisan
b.
Kualitas
sumber data
c.
Pengolahan
data
Penarikan
kesimpulan
|
|
4.
|
Presentasi
a. Kemampuan berkomunikasi
b. Media presentasi
c. Penampilan ( antusias, percaya diri, tegas)
|
|
Total Skor
|
*)Aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek. Contoh di atas menampilkan 15 aspek yang
dinilai. Penghitungan nilai dengan
menggunakan rumus:
∑
Skor perolehan
Nilai =
X 100
Skor
Maksimal
3. Model Penilaian dengan Pengamatan
a. Pengamatan terhadap pelestarian lingkungan untuk
mengurangi global warming (pemanasan global)
Contoh instrumen penilaian
terhadap pelestarian lingkungan untuk mengurangi global warming (pemanasan
global)
Nama
siswa
|
Tanggal
kegiatan
|
Menanam pohon
|
Memisahkan sampah sesuai karakteristiknya dan membuang di tempat
sampah
|
Mengambil sampah di kelas dan halaman sekolah untuk dimasukan di
tempat sampat
|
Merusak tanaman hias
|
Membersihkan sampah pada aliran sungai /gorong-gorong/selokan
|
Menggunakan barang untuk kegiatan hidup yang berasal dari bahan tidak
dapat direduksi (plastik, karet, stere foam)
|
Nilai-nilai karaktere
|
BT/MT/MB
/MK*
|
Dita
|
|||||||||
Deti
|
|||||||||
Durus
|
|||||||||
Dini
|
|||||||||
Dian
|
|||||||||
Dudi
|
|||||||||
Dsb.
|
b. Pengamatan terhadap pelaksanaan diskusi di kelas.
Contoh format penilaian Presentasi hasil
diskusi kelompok
Mata Pelajaran :
IPS
Kelas/Semester :
VII
Judul Diskusi : Tribina Cita Malang
Raya
Nama anggota kelompok:
No
|
Nama Siswa
|
A s p e k
|
Jumlah
Skor
|
Nilai-nilai PKB
|
BT
|
MT
|
MB
|
MK
|
||||
Komunikasi
|
Sistematika penyam paian
|
Wawasan
|
Kebera nian
|
antusias
|
||||||||
Keterangan Skor :
Komunikasi Sistematika
Penyampaian:
1 = Tidak dapat berkomunikasi 1 = Tidak sistematis
2 = Komunikasi agak lancar, tetapi sulit dimengerti 2 = Sistematis,uraian krng,tdk
jelas
3 = Komunikasi lancar tetapi kurang jelas dimengerti 3 = Sistematis, uraian cukup
4 = Komunikasi
sangat lancar, benar dan jelas 4
= Sistematis, uraian luas, jelas
Wawasan: Keberanian:
1 = Tidak menunjukkan
wawasan 1 = Tidak ada
keberanian
2 = Sedikit memiliki wawasan 2 = Kurang berani
3 = Berwawasan
tetapi kurang luas 3 = Berani
4 = Berwawasan
luas 4
= Sangat berani
Antusias:
1 = Tidak antusias
2 = Kurang antusias
3 = Antusias tetapi kurang kontrol
4 = Antusias dan terkontrol
∑
Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor
Maksimal
4. Model Penilaian Perilaku
a. Penilaian diri (self
assessment)
1) Skala sikap
Contoh skala sikap Likert
Nama :
No
|
Pernyataan
|
Pilihan
|
|||
Ss
|
S
|
Ts
|
Sts
|
||
1
|
Indonesia merupakan masyarakat
plural, karena masyarakatnya terdiri dari berbagai suku bangsa.
|
||||
2
|
Suku bangsa di Indonesia mempunyai
toleransi yang tinggi terhadap kelompok/golongan/suku bangsa lainnya,
sehingga dapat hidup berdampingan secara damai
|
||||
3
|
Setiap suku bangsa di Indonesia
mempunyai kebiasaan dan budaya yang unik, sehingga Indonesia dikenal kaya
budaya
|
||||
4
|
Pemerintah membuat program wajib
belajar sembilan tahun agar warganegara menjadi lebih cerdas dan trampil
|
||||
5
|
Setujukah kamu terhadap perilaku remaja
yang menuliskan nama, atau kelompoknya ditempat-tempat wisata bersejarah ?
|
||||
6
|
Setujukah kamu apabila salah satu
suku bangsa menumbuhkan sikap merasa paling agung dibanding suku bangsa
lainnya dalam kehidupan masyarakat di tempat tinggalmu?
|
Keterangan
:
Ss = sangat setuju
S
= setuju
Ts = tidak setuju
Sts = sangat tidah setuju
Kriteria
Penilaian :
Apabila kalimat positif ( no 2 dan 4 )
mendapatkan skor :
4 = sangat setuju
3 = setuju
2 = tidak setuju
1 = sangat tidak setuju
Apabila kalimat negatif ( no 1,3,5, dan
6 ) mendapatkan skor :
1 = sangat setuju
2 = setuju
3 = tidak setuju
4 = sangat tidak setuju
Perhitungan nilai dengan menggunakan :
∑ Skor perolehan
Nilai =
X 100
Skor Maksimal
2) Telaah diri dalam mengaplikasikan nilai-nilai PKB
Nilai-nilai
PKB
|
Tahap
pencapaian
|
Alasan
|
Program
ke depan pelaksanaan nilai tersebut
|
Target
pencapaian
|
Pendorong
|
Penghambat
/kendala
|
keterangan
|
Contoh:
jujur
|
MT
|
Masih
sering tidak jujur terutama penggunaan uang jajan
|
Meningkatkan
perilaku jujur
|
MB
|
-
Pelaksanaan
PKB di kelas dan di sekolah.
-
Evaluasi
hidup di keluarga
-
Rasa
kasihan kepada Ayah
|
Besarnya
iklan di media masa membuat masih ingin berbohong meminta tambahan uang jajan
|
|
Religius
|
|||||||
Kepedulia
sosial
|
|||||||
Cinta
tanah air
|
|||||||
Dsb.
|
b. Penilaian oleh orang lain misalnya sosiometri
Pilihlah temanmu yang paling rajin beribadah
Nomor
|
Nama
|
1.
|
|
2.
|
|
3.
|
Hasil pilihan semua siswa dalam satu kelas dihimpun melalui matrik
khusus yang dapat menunjukan perolehan peringkat 1,2, dan 3 bagi siswa yang
paling rajin beribadah.
C. PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN IMPLEMENTASI
NILAI-NILAI PKB
Tugas:
Menyusun instrumen penilaian untuk mata pelajaran dan
penerapan nilai-nilai PKB meliputi:
Untuk Kepala Sekolah:
Menyusun indikator instrumen keberhasilan pelaksanaan
PKB untuk:
a.
Di
kelas
b.
Di
sekolah
Untuk guru
1. Catatan anecdotal sesuai materi dan indikator
pencapaian kompetensi.
2. Model pengamatan kegiatan dalam proses pembelajaran
3. Instrumen tes (pilihan ganda dan uraian) sesuai
4. Instrumen performance
untuk materi atau mata pelajaran yang memiliki SI dengan kompetensi yang fokus untuk penampilan
peserta didik seperti Bahas Indonesia untuk kemampuan berbicara.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar