Selasa, 04 Agustus 2015

NASKAH DRAMA MINAK JINGGO DAN DAMARWULAN




Ditampilkan dalam wisuda siswa SMPN 22 Malang tahun pelajaran 2014-2015 di Aula STIBA
SINOPSIS
Damarwulan adalah anak seorang bekas patih Majapahit yakni Udara. Ia dilahirkan dan dibesarkan di desa Paluhamba di bawah asuhan ibu dan kakaknya Begawan Mustikamaya. Menuruti nasihat kakeknya, ia pergi ke istana Majapahit mencari pekerjaan. Disana ia mengabdi pada pamannya, Patih Logender. Patih Logender, yang tidak menginginkan Damar Wulan bersaing dengan anak-anaknya sendiri, menetapkan dia sebagai pemotong rumput dan penjaga kuda istana. Meskipun tidak mengenakan pakaian indah, wajahnya masih terlihat sangat tampan. dalam pengabdiannya Damarwulan sangat menderita, meskipun masih kemenakannya sendiri, oleh Logender, Damarwulan diperlakukan seperti budak dengan segala penderitaan, menerima siksa dan penghinaan. Apa lagi ditambah dua putra patih Logender, Layang Seto dan Layang Kumitir sangat membencinya. kecuali Dewi Anjasmoro, anak perempuan Ki Patih Logender, yang menaruh hati kepada Damarwulan. Dewi Anjasmoro jatuh hati pada Damarwulan sejak pertama melihatnya. Kemudian Patih Logender terpaksa melepas Anjasmara untuk diperistri Damarwulan, meskipun hatinya tidak rela.
 Sementara itu kerajaan Majapahit dilanda pemberontakan Minakjingga, Adipati Blambangan, yang menyatakan diri sebagai raja berdaulat bergelar Prabu Urubisma. Pokok persoalan pemberontakan tersebut adalah karena Minak Jinggo ingin memperistrikan Ratu Ayu Kencana Wungu tetapi ditolak karena wajah Minak Jinggo seperti raksasa dan merebut tahta kerajaannya.
Dalam keadaan tertekan, Ratu Kencana Wungu mengumumkan bahwa siapa pun yang membunuh Menak Jingga dan berhasil memenggal kepalanya akan menjadi suaminya. ia menerima wahyu bahwa seorang ksatria muda bernama Damar Wulan dapat mengalahkan Menak Jingga.
Damarwulan yang telah dikawinkan dengan Anjasmoro diutus ke Blambangan untuk membunuh atau setidaknya menangkap minakjinggo . Begitu melihat Damarwulan, kedua istri  minakjinggo , Dewi Wahita dan Dewi Puyengan jatuh hati Damarwulan. Dengan bantuan kedua istri minakjinggo , akhirnya Damarwulan berhasil memenggal kepala Minakjinggo dengan senjata Gada Wesi Kuning milik minakjinggo  sendiri yang dicuri oleh Dewi Wahita.
Dalam perjalanan pulang, Damarwulan dihadang Layang Seto dan layang Kumitir. Dengan kelicikannya, Layang Seto dan Layag Kemitir berhasil merebut kepala dan gada wesi kuning. Damarwulan yang dibuang ke jurang oleh Layang Seto dan Layang Kumitir, berhasil diselamatkan oleh arwah ayahnya, dan disembuhkan luka-lukanya.
Layang Seto dan Layang Kumitir menghadap Ratu Kencana Wungu Sambil menyerahkan kepala minakjinggo  dan gada wesi kuning dan melaporkan bahwa mereka berdualah yang bisa membunuh minakjinggo Damarwulan yang sudah sembuh dan berhasil naik dari dasar jurang, juga  datang ke majapahit dengan membawa ke dua istri minakjinggo , dan melapor bahwa dia lah yang telah membunuh minakjinggo dengan saksinya dan bukti kedua istri  minakjinggo. Timbul keraguan siapakah yang membunuh minakjinggo di benak Ratu Kencono Wungu. Akhirnya Damarwulan diadu berduel melawan Layang Seto dan Layang Kumitir. Tentu saja jika tanpa tipu muslihat Layang Seto dan Layang Kumitir tidak bisa mengalahkan Damarwulan. Kemenangan pun berpihak kepada  Damarwulan, dan dia pun berhak  mendapatkan hadiah naik tahta Majapahit dan memperistri Ratu Kencana Wungu dan mempunyai tiga selir, yaitu Dewi Anjasmoro, Dewi Wahito dan Dewi Puyengan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar