Minggu, 28 September 2025

Indonesia dari Masa ke Masa

Tema: Indonesia dari Masa ke Masa

Topik: Orde Lama – Orde Baru – Reformasi


1. Indonesia pada Masa Orde Lama (1945–1966)

a. Masa Pemerintahan

  • Pemimpin: Ir. Soekarno (Presiden pertama RI).

  • Awal masa kemerdekaan diwarnai perjuangan mempertahankan kedaulatan dari Belanda dan sekutu.

  • Sistem pemerintahan mengalami beberapa perubahan:

    1. 1945–1949: Sistem Presidensial (sesuai UUD 1945).

    2. 1949–1950: Republik Indonesia Serikat (RIS).

    3. 1950–1959: Sistem Demokrasi Liberal (parlementer).

    4. 1959–1966: Demokrasi Terpimpin (Dekrit Presiden 5 Juli 1959).

b. Proses Pembangunan

  • Fokus pembangunan diarahkan pada politik dan ideologi, bukan ekonomi.

  • Presiden Soekarno lebih menekankan pada konsep persatuan bangsa dengan ideologi Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis).

  • Pembangunan ekonomi kurang stabil → inflasi sangat tinggi.

  • Pembangunan fisik: proyek-proyek mercusuar (misalnya pembangunan Monas, Gelora Bung Karno, dan persiapan GANEFO).

  • Banyak konflik politik dan pemberontakan (PKI Madiun 1948, DI/TII, PRRI/Permesta, G30S/PKI 1965).

Kesimpulan Orde Lama: Stabilitas politik terganggu, pembangunan ekonomi tidak berjalan baik, terjadi krisis multidimensi.


2. Indonesia pada Masa Orde Baru (1966–1998)

a. Masa Pemerintahan

  • Pemimpin: Soeharto.

  • Lahir dari Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) yang memberikan wewenang kepada Soeharto.

  • Berlangsung sekitar 32 tahun → masa pemerintahan paling lama di Indonesia.

  • Ciri khas: sistem pemerintahan otoriter, berpusat pada kekuasaan presiden, dominasi militer, dan Golongan Karya (Golkar) sebagai partai dominan.

b. Proses Pembangunan

  • Fokus pada stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi.

  • Program pembangunan melalui REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun).

  • Pembangunan sektor pertanian berhasil → Swasembada Beras (1984).

  • Meningkatkan pembangunan infrastruktur (jalan raya, jembatan, waduk, sekolah, puskesmas).

  • Peningkatan investasi asing → pertumbuhan ekonomi tinggi di era 1970–1990-an.

  • Namun: muncul praktik KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), kesenjangan sosial, kebebasan berpendapat dibatasi, sentralisasi kekuasaan sangat kuat.

Kesimpulan Orde Baru: berhasil meningkatkan pembangunan ekonomi dan infrastruktur, tetapi gagal dalam demokrasi dan pemerataan keadilan sosial.


3. Indonesia pada Masa Reformasi (1998–sekarang)

a. Masa Pemerintahan

  • Dimulai dengan lengsernya Soeharto (21 Mei 1998) karena krisis moneter, demonstrasi mahasiswa, dan tekanan rakyat.

  • Presiden pertama masa reformasi: B.J. Habibie (1998–1999).

  • Setelah itu berganti ke Abdurrahman Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo, dan seterusnya.

  • Ciri khas: membuka ruang demokrasi, desentralisasi, dan partisipasi rakyat.

b. Proses Pembangunan

  • Reformasi politik:

    • Kebebasan pers dan berpendapat.

    • Otonomi daerah (UU No. 22 Tahun 1999).

    • Pemilu yang lebih demokratis (mulai 2004 pemilihan presiden langsung).

  • Reformasi ekonomi:

    • Pemulihan dari krisis moneter 1997–1998.

    • Perbaikan sistem perbankan dan investasi.

  • Reformasi hukum:

    • Pemberantasan KKN menjadi agenda utama.

    • Penguatan lembaga hukum (KPK, Mahkamah Konstitusi).

  • Tantangan: masih banyak kasus korupsi, konflik sosial, ketimpangan ekonomi, dan masalah penegakan hukum.

Kesimpulan Reformasi: lebih demokratis, terbuka, dan partisipatif, namun masih menghadapi berbagai tantangan dalam pembangunan dan pemerataan.


Perbandingan Singkat

MasaPemimpinFokus PembangunanKeberhasilanKelemahan
Orde Lama (1945–1966)SoekarnoPolitik, ideologiPersatuan bangsa, proyek mercusuarEkonomi tidak stabil, konflik politik
Orde Baru (1966–1998)SoehartoEkonomi, stabilitasSwasembada beras, pembangunan infrastrukturOtoriter, KKN, ketimpangan sosial
Reformasi (1998–sekarang)Habibie dkk. → seterusnyaDemokrasi, desentralisasiKebebasan pers, pemilu langsung, otonomi daerahKorupsi, konflik sosial, ketimpangan

Catatan untuk Guru:

  • Materi bisa diawali dengan menampilkan gambar tokoh presiden, suasana pembangunan (Monas, jalan tol era Orde Baru, demo reformasi).

  • Gunakan perbandingan tabel agar siswa lebih mudah memahami perbedaan tiap masa.

  • Diskusikan dampak positif dan negatif dari setiap masa terhadap kehidupan rakyat Indonesia.

Pembangunan di Indonesia dari Masa ke Masa


 

Sabtu, 20 September 2025

Literasi Finansial

Etika dan Tanggung Jawab dalam Menggunakan Uang

 Pendahuluan

Selain mengetahui cara mengelola uang, siswa SMP perlu belajar etika dan tanggung jawab dalam menggunakannya. Uang adalah alat, bukan tujuan.

1. Etika Menggunakan Uang

  • Jangan berbohong untuk mendapatkan uang

  • Jangan memanfaatkan teman atau saudara untuk keuntungan pribadi

  • Gunakan uang dengan bijak dan tidak boros

2. Tanggung Jawab Finansial

  • Menyelesaikan hutang tepat waktu

  • Menghormati aturan penggunaan uang di rumah dan sekolah

  • Menabung dan merencanakan pengeluaran

3. Studi Kasus Sederhana
Andi mendapat Rp50.000 dari orang tua untuk jajan. Ia ingin membeli mainan mahal seharga Rp60.000.

  • Etika: tidak meminjam secara paksa atau menipu teman.

  • Solusi: menabung tambahan minggu depan atau mencari cara halal menambah uang saku.

4. Tips Praktis

  • Catat pengeluaran dan tujuan tabungan

  • Evaluasi diri: apakah uang digunakan untuk kebutuhan atau keinginan sesaat

  • Berbagi dengan yang membutuhkan, misal menyumbang sebagian uang saku

Kesimpulan
Etika dan tanggung jawab adalah bagian penting dari literasi finansial. Dengan memahami nilai uang dan menggunakan secara bijak, siswa SMP akan lebih siap menghadapi tantangan keuangan di masa depan.

Perencanaan Keuangan Sederhana untuk Siswa

 

Pendahuluan

Perencanaan keuangan berarti merencanakan pengeluaran, tabungan, dan tujuan keuangan. Untuk siswa SMP, perencanaan sederhana sangat membantu agar uang saku cukup dan tabungan bertambah.

1. Langkah Perencanaan Keuangan

  1. Tentukan kebutuhan dan keinginan.

  2. Catat pengeluaran harian.

  3. Buat anggaran mingguan atau bulanan.

  4. Sisihkan tabungan setiap minggu.

  5. Evaluasi dan perbaiki rencana setiap minggu.

2. Contoh Perencanaan Keuangan Mingguan

  • Uang saku: Rp50.000

  • Kebutuhan sekolah: Rp25.000

  • Keinginan: Rp15.000

  • Tabungan: Rp10.000

3. Studi Kasus Sederhana
Budi ingin membeli buku seharga Rp70.000. Ia hanya memiliki uang saku Rp50.000 per minggu.

  • Solusi: menabung Rp10.000 per minggu → dalam 7 minggu, bisa membeli buku tanpa hutang.

Kesimpulan
Perencanaan keuangan sederhana membantu siswa SMP mengelola uang saku, menabung, dan mencapai tujuan tanpa stres.

Sistem Pembayaran Modern dan Digital

 Pendahuluan

Teknologi mengubah cara kita membayar, dari uang tunai ke digital. Siswa SMP perlu mengenal sistem pembayaran modern agar lebih aman dan efisien.

1. Apa Itu Sistem Pembayaran Modern?
Sistem pembayaran modern memudahkan transaksi tanpa menggunakan uang tunai, misal kartu debit, e-wallet, atau QR code.

2. Jenis Pembayaran Digital

  • E-wallet: Dana, OVO, GoPay

  • Transfer bank online

  • QR code: pembayaran di toko atau sekolah

  • Kartu debit/prabayar: digunakan seperti uang tunai digital

3. Kelebihan Pembayaran Digital

  • Praktis, cepat, tidak perlu bawa uang tunai banyak

  • Bisa mencatat transaksi secara otomatis

  • Lebih aman dari kehilangan uang fisik

4. Studi Kasus Sederhana
Rina menggunakan e-wallet untuk membeli snack di kantin sekolah. Ia bisa mengecek saldo, membatasi pengeluaran, dan tidak perlu membawa uang tunai.

5. Tips Aman Menggunakan Sistem Digital

  • Jangan membagikan PIN atau password

  • Pastikan saldo cukup sebelum transaksi

  • Catat semua pengeluaran digital

  • Gunakan aplikasi resmi dan aman

Kesimpulan
Pembayaran digital memudahkan siswa SMP belajar mengatur uang, mencatat pengeluaran, dan menjaga keamanan uang saku.

Hutang, Pinjaman, dan Risiko Keuangan

Pendahuluan

Hutang bukanlah hal buruk, tapi jika tidak hati-hati bisa menjadi masalah besar. Siswa SMP perlu tahu konsep hutang dan risiko pinjaman sejak dini.

1. Apa Itu Hutang?
Hutang adalah meminjam uang atau barang yang harus dikembalikan di kemudian hari, biasanya dengan tambahan biaya (bunga).

2. Jenis Hutang

  • Hutang ringan: Meminjam uang untuk kebutuhan mendesak (misal bayar snack saat lupa membawa uang).

  • Hutang berat: Kartu kredit, pinjaman besar (bukan untuk SMP tapi penting diketahui sebagai pengetahuan).

3. Risiko Hutang

  • Bisa menumpuk jika tidak dibayar tepat waktu.

  • Membuat pengeluaran melebihi kemampuan.

  • Menimbulkan stres atau masalah dengan teman/familia.

4. Studi Kasus Sederhana
Andi meminjam Rp20.000 dari temannya untuk membeli mainan. Andi harus mengembalikan minggu depan.

  • Solusi: buat catatan dan kembalikan tepat waktu agar tetap dipercaya.

5. Tips Bijak Mengenai Hutang

  • Jangan meminjam jika bisa menabung dulu.

  • Catat semua hutang dan tanggal pengembalian.

  • Pahami risiko bunga atau biaya tambahan.

Kesimpulan
Hutang harus dikelola dengan hati-hati. Bagi siswa SMP, penting meminjam hanya saat benar-benar dibutuhkan dan bisa mengembalikan tepat waktu.

Memahami Kebutuhan vs Keinginan

Pendahuluan

Sering kali uang habis hanya untuk keinginan sesaat, bukan kebutuhan penting. Siswa SMP perlu belajar membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan agar uang saku cukup dan bisa menabung.

1. Apa Itu Kebutuhan dan Keinginan?

  • Kebutuhan: Sesuatu yang harus dimiliki untuk hidup nyaman, misal makanan, alat tulis, transportasi ke sekolah.

  • Keinginan: Sesuatu yang ingin dimiliki tapi bukan prioritas, misal mainan baru, snack berlebihan, gadget mahal.

2. Cara Mengenali Kebutuhan dan Keinginan

  • Buat daftar semua pengeluaran.

  • Tanyakan pada diri: “Apakah saya bisa hidup tanpa ini minggu ini?”

  • Prioritaskan kebutuhan terlebih dahulu.

3. Studi Kasus Sederhana
Santi mendapat uang saku Rp50.000 per minggu. Ia ingin membeli snack Rp15.000 dan buku Rp40.000.

  • Kebutuhan: buku sekolah → Rp40.000

  • Keinginan: snack → Rp15.000

  • Solusi: beli buku dulu, snack bisa dibeli setelah menabung beberapa hari.

4. Tips Mengatur Kebutuhan dan Keinginan

  • Gunakan metode 50-30-20: 50% kebutuhan, 30% keinginan, 20% tabungan.

  • Catat semua pengeluaran.

  • Evaluasi setiap minggu.

Kesimpulan
Dengan membedakan kebutuhan dan keinginan, siswa bisa mengatur uang saku lebih bijak, menabung lebih banyak, dan menghindari kebiasaan boros.

Berinvestasi untuk Pemula (Versi Siswa SMP)

 

Pendahuluan

Investasi sering terdengar sulit dan rumit, tapi sebenarnya setiap orang bisa mulai belajar sejak dini. Bagi siswa SMP, investasi bukan berarti membeli saham atau properti besar, tetapi belajar menanam “benih” uang agar berkembang untuk masa depan.

1. Apa Itu Investasi?
Investasi adalah menaruh uang atau sumber daya lain sekarang untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Contoh sederhana: menabung di bank, membeli buku bekal pengetahuan yang meningkatkan kemampuan, atau menyimpan koin untuk membeli sesuatu lebih besar.

2. Jenis Investasi Sederhana untuk Siswa

  • Tabungan bank dengan bunga kecil: Uang akan bertambah sedikit setiap bulan.

  • Emas mini atau logam mulia: Bisa membeli sedikit demi sedikit, nilainya cenderung naik.

  • Reksa dana digital: Beberapa platform memiliki paket untuk pemula dengan modal kecil.

  • Investasi diri: Misal membeli buku atau kursus online untuk menambah kemampuan, yang bisa membantu prestasi atau peluang masa depan.

3. Mengapa Siswa SMP Harus Belajar Investasi?

  • Membiasakan berpikir jangka panjang.

  • Mengetahui bahwa uang bisa bekerja, bukan hanya habis.

  • Mengerti risiko dan keuntungan, sehingga bisa mengambil keputusan lebih bijak.

4. Studi Kasus Sederhana
Budi menabung Rp5.000 per minggu untuk membeli mainan mahal yang ia impikan. Alih-alih langsung membeli, Budi menabung di tabungan berjangka mini dengan bunga 2% per bulan.

  • Setelah 6 bulan, tabungan Budi bertambah sedikit karena bunga, dan ia bisa membeli mainan tanpa mengorbankan uang saku mingguan.

  • Pelajaran: Menunggu dan menabung secara cerdas bisa membuat tujuan tercapai lebih aman.

5. Tips Investasi untuk Siswa SMP

  • Mulai dengan jumlah kecil.

  • Pilih investasi yang aman dan mudah dipahami.

  • Catat setiap pengeluaran dan keuntungan dari investasi.

  • Jangan tergoda “cara cepat kaya” yang belum jelas.

Kesimpulan
Investasi bukan hanya untuk orang dewasa. Dengan memulai sejak SMP, siswa belajar menabung, berpikir panjang, dan mengelola uang agar lebih produktif.

Menabung dan Mengatur Uang Saku

 Artikel 2: Menabung dan Mengatur Uang Saku

Pendahuluan
Bagi siswa SMP, uang saku adalah sumber dana utama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, uang saku bisa habis lebih cepat dari yang diharapkan. Menabung dan mengatur uang saku sejak dini akan membantu siswa belajar disiplin, memprioritaskan kebutuhan, dan merencanakan pengeluaran dengan bijak.

1. Mengapa Menabung Itu Penting
Menabung bukan hanya soal menyimpan uang, tetapi juga membangun kebiasaan finansial yang baik. Manfaat menabung antara lain:

  • Mempersiapkan kebutuhan mendadak: Misalnya uang untuk membeli alat tulis yang habis atau transportasi darurat.
  • Belajar disiplin: Menabung mengajarkan siswa untuk menunda keinginan agar bisa mencapai tujuan jangka panjang.
  • Persiapan masa depan: Menabung sejak dini adalah langkah awal memahami konsep investasi dan perencanaan keuangan.

2. Cara Mengatur Uang Saku
Agar uang saku cukup untuk kebutuhan seminggu atau sebulan, siswa bisa mengikuti langkah-langkah berikut:

Langkah 1: Catat Semua Pengeluaran
Buat catatan harian pengeluaran. Misalnya:

  • Snack: Rp5.000
  • Transportasi: Rp10.000
  • Pulsa HP: Rp10.000

Langkah 2: Prioritaskan Kebutuhan Pokok
Pisahkan antara kebutuhan pokok (makan, transportasi, alat tulis) dengan keinginan (jajan, main game). Fokuslah pada kebutuhan pokok terlebih dahulu.

Langkah 3: Tentukan Jumlah Tabungan
Sisihkan minimal 10–20% dari uang saku untuk ditabung setiap minggu. Misalnya, jika uang saku Rp50.000 per minggu, sisihkan Rp5.000–Rp10.000 untuk tabungan.

Langkah 4: Buat Anggaran Mingguan
Bagi uang saku ke dalam kategori:

  • Kebutuhan pokok: 60%
  • Keinginan/hiburan: 20%
  • Tabungan: 20%

Langkah 5: Gunakan Amplop atau Aplikasi
Bagi uang saku secara fisik di amplop sesuai kategori, atau gunakan aplikasi sederhana untuk mencatat pengeluaran.

3. Strategi Menabung yang Mudah Dilakukan Siswa

  • Tabungan bertahap: Mulai dari jumlah kecil, misalnya Rp1.000 per hari.
  • Tantangan menabung: Misal “tidak jajan 3 hari berturut-turut”, uangnya masuk ke tabungan.
  • Tabungan tujuan: Menabung untuk membeli buku, hadiah untuk keluarga, atau kegiatan sekolah.
  • Tabungan bersama teman: Bisa membuat grup menabung agar lebih seru dan termotivasi.

4. Studi Kasus Sederhana
Rina mendapat uang saku Rp60.000 per minggu. Biasanya ia habis untuk jajan dalam 2 hari pertama. Rina ingin tabungan tetap ada setiap minggu.

Solusi:

  1. Catat pengeluaran harian selama seminggu.
  2. Prioritaskan kebutuhan sekolah dan transportasi.
  3. Sisihkan Rp10.000 untuk tabungan di awal minggu.
  4. Sisa Rp50.000 dibagi untuk snack dan hiburan sesuai anggaran.

Hasil:
Rina tetap bisa jajan, kebutuhan sekolah tercukupi, dan tabungannya bertambah setiap minggu. Kebiasaan ini membuat Rina merasa lebih tenang karena uangnya terkontrol.

5. Tips Praktis Mengatur Uang Saku

  • Selalu bawa uang secukupnya, jangan semua sekaligus.
  • Buat target tabungan, misal “tabungan Rp50.000 dalam sebulan”.
  • Hindari tergoda membeli barang tidak penting.
  • Gunakan catatan pengeluaran agar tahu ke mana uang pergi.
  • Evaluasi pengeluaran setiap minggu dan perbaiki jika ada pemborosan.

Kesimpulan
Mengatur uang saku dan menabung adalah langkah awal membangun kebiasaan finansial yang sehat. Dengan disiplin, catatan pengeluaran, dan strategi menabung, siswa SMP dapat belajar menghargai uang, memenuhi kebutuhan tanpa stres, dan menyiapkan masa depan lebih baik.

 

Mengenal Uang dan Fungsinya dalam Kehidupan Sehari-hari

  Artikel 1: Mengenal Uang dan Fungsinya dalam Kehidupan Sehari-hari

Pendahuluan
Uang adalah salah satu alat paling penting dalam kehidupan manusia. Hampir semua kebutuhan hidup kita—makanan, pakaian, pendidikan, hiburan—memerlukan uang. Namun, uang bukan sekadar kertas atau logam, melainkan simbol nilai yang memungkinkan kita melakukan transaksi dan merencanakan masa depan. Mengenal uang sejak dini penting agar kita bisa mengelola keuangan dengan bijak.

1. Sejarah Singkat Uang

  • Zaman barter: Dahulu manusia menukar barang dengan barang, misalnya beras ditukar dengan ayam.
  • Uang logam: Kemudian digunakan logam sebagai alat tukar karena lebih praktis dan bernilai tetap.
  • Uang kertas: Muncul karena logam sulit dibawa dalam jumlah banyak.
  • Uang digital: Saat ini uang tidak selalu berbentuk fisik; transfer online, e-wallet, dan kartu debit memudahkan transaksi.

2. Fungsi Uang

  • Alat tukar: Memudahkan pertukaran barang dan jasa.
  • Satuan nilai: Menentukan harga suatu barang atau jasa.
  • Penyimpan nilai: Bisa ditabung atau diinvestasikan untuk digunakan di masa depan.
  • Alat pembayaran masa depan: Misal membayar cicilan atau janji transaksi di kemudian hari.

3. Jenis-Jenis Uang

  • Uang tunai: Kertas dan logam yang digunakan sehari-hari.
  • Uang digital: E-money, e-wallet, dan transfer bank.
  • Uang virtual: Digunakan dalam game atau platform digital, seperti koin dalam aplikasi.

4. Mengapa Penting Mengenal Uang Sejak SMP?

  • Membiasakan diri menabung dan berhemat.
  • Mengerti nilai uang dan cara menggunakannya secara bijak.
  • Mencegah kebiasaan boros atau salah menggunakan uang saku.

5. Studi Kasus Sederhana
Andi mendapat uang saku Rp50.000 per minggu. Ia sering habis hanya dalam 2 hari karena membeli snack dan game online. Bagaimana Andi bisa mengatur uangnya agar cukup seminggu?

  • Langkah-langkah:
    1. Catat pengeluaran harian.
    2. Prioritaskan kebutuhan pokok (makan, transportasi).
    3. Sisihkan sebagian untuk ditabung.
    4. Tentukan batas pengeluaran untuk hiburan.
  • Hasil: Dengan rencana sederhana ini, Andi bisa menikmati kebutuhan dan hiburan tanpa kehabisan uang di tengah minggu.

6. Tips Praktis Mengelola Uang untuk Siswa SMP

  • Buat catatan harian pengeluaran.
  • Selalu sisihkan sebagian uang saku untuk ditabung.
  • Bedakan antara kebutuhan dan keinginan.
  • Belajar membandingkan harga sebelum membeli.
  • Gunakan aplikasi sederhana untuk melacak uang saku.

Kesimpulan
Uang adalah alat penting yang harus kita kenal dan kelola sejak dini. Dengan memahami sejarah, fungsi, dan cara mengelola uang, siswa SMP dapat membangun kebiasaan finansial yang baik untuk masa depan.

 

Kamis, 11 September 2025

Dan Itu kau.

 Aku duduk di tepi senja ini dengan dada yang kian berat. Seperti ada ribuan batu menindih nafasku setiap kali namamu kembali mengetuk ingatan. Aku ingin sekali berkata, andai saja waktu bisa kuputar kembali, tak akan pernah kubiarkan tanganmu terlepas dari genggamanku.

Namun kenyataannya begitu kejam. Aku justru meninggalkanmu—padahal aku sedang dalam puncak rasa cinta, padahal kau pun sedang mencintaiku dengan segala ketulusan yang tak pernah bisa kutemukan lagi pada siapa pun. Aku pergi bukan karena ingin, aku pergi karena keadaan memaksaku. Dan di situlah penyesalan ini lahir: luka yang menua bersama setiap detak jam, tak kunjung sembuh, hanya semakin dalam menggerogoti hati.

Aku menyesal. Ya Tuhan, aku menyesal.
Aku menyesal karena meninggalkan seseorang yang seharusnya kupeluk sampai akhir usia. Aku menyesal karena membiarkan cinta kita yang begitu murni dipatahkan oleh keadaan yang bahkan tak peduli pada perasaan kita. Aku menyesal karena membiarkanmu menangis sendirian, sementara aku, dengan terpaksa, berjalan menjauh sambil menyeret sisa hatiku yang hancur.

Tahukah kau? Sejak hari itu, langit tak pernah lagi terasa biru. Hujan tak pernah lagi terdengar merdu. Malam hanya penuh gelap dan sepi, karena di dalamnya aku selalu mendengar suaramu memanggil, lalu lenyap ditelan jarak yang membunuh kita. Aku mencoba bertahan, mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa aku akan baik-baik saja. Tapi setiap kali senja tiba, rasa itu kembali menamparku: kenyataan bahwa aku pernah meninggalkanmu di saat aku seharusnya menggenggammu lebih erat.

Cinta ini, oh, cinta ini tak pernah mati. Ia hanya terkurung dalam jeruji waktu, tercekik oleh keadaan, tapi tetap hidup di sini—di dalam dadaku yang penuh retakan. Aku mencintaimu, masih, dan selalu. Dan itulah yang paling menyakitkan: mencintaimu tanpa bisa lagi memilikimu.

Kadang aku bertanya pada diri sendiri: Apakah kau masih menyisakan sedikit ruang untukku dalam ingatanmu? Atau aku sudah sepenuhnya hilang, hanya meninggalkan bekas luka yang tak ingin kau sentuh lagi? Aku tak punya keberanian untuk tahu jawabannya. Yang kupunya hanya penyesalan, tangisan dalam diam, dan cinta yang terus mengalir seperti darah yang tak pernah berhenti dari luka terbuka.

Jika suatu saat hidup memberiku kesempatan untuk kembali, aku bersumpah tak akan pernah kulepaskan lagi tanganmu. Tapi aku tahu, dunia tak selalu berpihak pada kita. Dan mungkin, satu-satunya hal yang bisa kulakukan hanyalah mengirimkan doa dari kejauhan, bahwa kau bahagia—meski tanpa aku.

Namun izinkan aku sekali lagi mengaku di bawah langit senja ini: aku menyesal, aku sangat menyesal, karena pernah meninggalkanmu di saat aku begitu mencintaimu, di saat kau pun masih mencintaiku. Semoga penyesalanku ini sampai padamu, meski hanya sebagai bisikan yang tak pernah terdengar, tapi selalu hidup, selalu ada… di antara aku, kau, dan cinta yang tak pernah mati.

Jumat, 01 Agustus 2025

Cerpen : Peta Hati Pak Onram dan Bintang Kecil Bernama Adis Ababa

 

Di kelas yang sering bergema dengan suara peta dunia yang diceritakan seolah dongeng, Pak Onram berdiri seperti mercusuar tua—tegak, tenang, dan sedikit murung. Ia adalah guru Ilmu Pengetahuan Sosial yang sudah mengajar lebih dari separuh hidupnya, dan kini sedang bersiap-siap menutup peta hidupnya sebagai pendidik.

Namun, sejak beberapa bulan terakhir, ada satu hal yang membuat pagi-paginya tidak terasa kosong. Seorang murid perempuan kelas delapan yang sering melambai riang setiap ia lewat di depan ruang guru, memanggil dengan cara yang tak pernah ia duga:

“Pak Onraaaam...! Good morning! How are you today?”
Dengan tawa yang selalu tiba sebelum langkahnya.

Gadis itu bernama Adis, namun Pak Onram, entah sejak kapan, memanggilnya dengan penuh sayang: Adis Ababa—seperti ibu kota Ethiopia yang pernah ia ceritakan di kelas tentang negara-negara Afrika. Nama itu kemudian menjadi lelucon kecil, dan Adis menerimanya dengan bahagia.

Suatu hari, selepas bel pulang, Adis menghampiri ruang guru membawa buku tipis berjudul “Little Women”.

“Pak Onram, lihat ini... I found this book in the library! All in English! I think I understood eighty percent of it.”

Pak Onram terkekeh, meneguk teh hangatnya yang sudah tak lagi panas.

“Hebat. Aku bahkan tidak yakin aku bisa memahami judulnya saat seumurmu dulu.”

Adis tertawa, duduk di bangku kayu tua di seberangnya.

“Tapi kenapa sih, Pak, pelajaran IPS nggak ada bahas-bahas Inggrisnya? Kalau saja ada... pasti saya tambah semangat.”

Pak Onram menatapnya sebentar, lalu berkata, “Adis, dunia ini seperti peta. Setiap ilmu itu seperti benua—ada yang penuh gunung pengetahuan, ada yang berupa samudra bahasa. Tugasmu bukan memilih satu, tapi berani berlayar dari satu benua ke benua lain.”

Adis memiringkan kepalanya, senyum tipis muncul di wajah mungilnya.
“Jadi... maksud Bapak, saya bisa cinta IPS juga, ya?”

“Bisa. Seperti kau mencintai bahasa Inggris. Kau hanya perlu menemukan cerita di dalamnya. Seperti kisah revolusi, perjuangan, sejarah. Itu semua juga puisi, hanya saja tanpa rima.”

Langit mulai redup di luar jendela ruang guru. Angin menerbangkan selembar peta tua yang tergantung di papan.

Adis memandangnya lalu berkata,
“Kalau Bapak pensiun, siapa yang akan bercerita tentang sungai Nil atau jalur sutra dengan mata berbinar seperti Bapak?”

Pak Onram terdiam, menatap ke luar.
“Mungkin tak ada. Tapi aku yakin, akan ada murid-murid seperti Adis, yang suatu hari akan menceritakan dunia dengan caranya sendiri.”

Beberapa minggu kemudian, pada hari ulang tahun sekolah, Adis maju ke panggung kecil di aula. Ia membacakan puisi karyanya dalam bahasa Inggris, ditulis khusus untuk Pak Onram.

“A map once hung on a classroom wall,
With stories whispered through every fall.
A teacher stood, with soul so wide,
His compass heart, our trusted guide.
Though time may take him far from here,
His voice in us will still appear.”

Ketika selesai, ruangan hening. Lalu tepuk tangan riuh. Dan di bangku guru, Pak Onram menyeka sudut matanya yang basah.

Seusai acara, Adis datang menghampiri.

“Pak, itu tadi untuk Bapak. Terima kasih sudah membuat saya mencintai dunia.”

Pak Onram menjawab pelan,
“Dan terima kasih, Adis Ababa, karena membuat dunia saya terasa lebih muda, walau usia saya tak bisa mundur lagi.”

Hari itu, peta di kelas Pak Onram tetap tergantung. Tapi kini, satu titik kecil bertanda bintang diberi nama oleh hatinya sendiri:

Adis, si bintang kecil yang tak pernah tersesat dalam peta manapun.

Pak Onram menatap langit yang menggantung sendu. “Adis, apakah kau pernah berpikir menjadi guru?”

Adis mengangguk, matanya berbinar.

“I want to be an English teacher someday. But not just any teacher. I want to be one whose words stay long after the bell rings. Like you.”

Pak Onram tersenyum. Lelahnya seolah larut dalam kalimat itu.

“Menjadi guru bukan tentang gelar atau gaji. Tapi tentang meninggalkan jejak di hati mereka yang belum tahu arah. Dan kau, Adis Ababa, sudah memulainya bahkan sebelum kau dewasa.”

Adis duduk di tangga kelas, menatap sepatu kainnya.
“Pak, nanti kalau Bapak sudah pensiun… masihkah Bapak ingat aku?”

Pak Onram terdiam. Ia lalu duduk di sampingnya, menatap halaman sekolah yang mulai sepi.

“Aku akan mengingatmu seperti aku mengingat matahari pertama di bulan Mei. Hangat, cerah, dan membuat hidupku terasa hidup kembali di ujung jalan panjang.”

Adis tersenyum, menahan air mata kecil yang hampir tumpah.
“Nanti kalau aku jadi guru, aku akan bilang ke murid-muridku, ‘Dulu aku punya guru. Namanya Pak Onram. Dialah yang pertama kali percaya aku bisa terbang.’

Pak Onram menatap langit lagi. Kali ini, dengan mata yang agak basah.

“Dan aku akan selalu percaya kau bisa terbang lebih tinggi dari siapa pun, Adis. Karena kau bukan hanya pandai. Kau adalah cahaya kecil di tengah kelas yang tak pernah padam.”

Matahari sore jatuh perlahan di balik gedung tua. Di antara langkah yang menuju pulang, tertinggal dua sosok—seorang guru yang akan pergi, dan seorang murid yang baru saja mengerti makna tinggal.



Minggu, 13 Juli 2025

JABAT TANGAN (Jaringan Sahabat Tanpa Perundungan) SMPN 8 Malang

 


 


I. Pendahuluan

Latar Belakang

Perundungan atau bullying merupakan isu yang semakin mendapatkan perhatian serius di Indonesia. Perundungan sendiri memiliki makna perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya. Fenomena perundungan ini tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di lingkungan kerja dan masyarakat. Dampak dari perundungan sangat merugikan, baik secara fisik maupun mental, sehingga diperlukan langkah-langkah konkret untuk mencegah dan menanganinya. Untuk itu, SMP Negeri 8 Malang merasa perlu untuk membentuk sebuah wadah yang memfasilitasi pencegahan tindak perundungan dan kekerasan seksual melalui jaringan yang terintegrasi dengan pelayanan publik, yaitu Jaringan Sahabat Tanpa Perundungan (Jabat Tangan) SMP Negeri 8 Malang. 

Tujuan

Tujuan dari proposal ini adalah untuk membentuk jaringan tanpa perundungan dan kekerasan seksual yang dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk melaporkan, mendapatkan bantuan, dan mengakses informasi terkait perundungan dan kekerasan seksual. Jaringan ini akan menghubungkan berbagai pihak terkait, seperti sekolah, lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah (NGO), dan masyarakat umum untuk bersama-sama menekan terjadinya kasus perundungan.

II. Gambaran Umum JABAT TANGAN SMP Negeri 8 Malang

Nama Jaringan : Jaringan Sahabat Tanpa Perundungan (JABAT TANGAN) SMPN 8 Malang

Deskripsi Jaringan

JABAT TANGAN adalah sebuah Langkah inisiatif  yang menghubungkan berbagai pihak untuk menangani masalah perundungan secara komprehensif. Jabat Tangan sendiri merupakan Jaringan yang menyediakan platform untuk pelaporan, konsultasi, edukasi, dan advokasi terkait perundungan/bullying. Melalui kolaborasi yang erat dengan berbagai pihak, JABAT TANGAN diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua pihak.

III. Fitur Utama Jaringan 

Portal Pelaporan

Fitur-Fitur Utama "Jaringan Sahabat Tanpa Perundungan (JABAT TANGAN) SMPN 8 Malang"

 Portal Pelaporan 

    1. Fasilitas pelaporan perundungan yang memungkinkan siswa melaporkan insiden secara anonim melalui aplikasi atau website.
    2. Formulir pelaporan yang mudah diisi dengan pilihan untuk melampirkan bukti seperti foto atau video.
    3. Sistem pelacakan status laporan yang memastikan setiap kasus mendapat perhatian yang tepat dari pihak sekolah.

Layanan Konsultasi dan Dukungan

    1. Akses ke konselor profesional melalui chat, panggilan suara, atau video untuk memberikan dukungan emosional dan saran praktis.
    2. Konsultasi dapat dijadwalkan sesuai dengan ketersediaan siswa dan konselor.
    3. Fitur obrolan aman yang melindungi privasi pengguna selama sesi konsultasi.

Materi Edukasi dan Pelatihan

    1. Artikel, video, dan modul interaktif tentang perundungan, dampaknya, dan cara-cara pencegahannya.
    2. Panduan bagi siswa, guru, dan orang tua untuk mengenali tanda-tanda perundungan dan langkah-langkah yang bisa diambil.
    3. Program pelatihan khusus untuk guru dan staf sekolah tentang penanganan perundungan secara efektif.

Kampanye Kesadaran

    1. Informasi tentang kampanye dan acara kesadaran tentang sekolah tanpa perundungan yang diadakan di sekolah.
    2. Poster dan bahan promosi digital yang bisa diunduh dan digunakan untuk mendukung kampanye sekolah tanpa perundungan.
    3. Cerita sukses dan testimoni dari siswa dan guru yang telah berhasil mengatasi perundungan. 

Peta Bantuan dan Sumber Daya

    1. Daftar pusat bantuan terdekat seperti konselor sekolah, layanan kesehatan mental, dan lembaga perlindungan anak.
    2. Informasi kontak dan jam operasional untuk memudahkan akses bantuan.
    3. Peta interaktif yang menunjukkan lokasi-lokasi penting terkait dukungan sekolah tanpa perundungan.

Forum Komunitas

    1. Tempat bagi siswa untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan dari sesama siswa.
    2. Moderasi oleh staf sekolah atau konselor untuk memastikan diskusi tetap aman dan konstruktif.
    3. Fitur penilaian dan komentar untuk membantu siswa menemukan informasi yang paling berguna.

Notifikasi dan Pengingat

    1. Pemberitahuan tentang update status laporan, jadwal konsultasi, dan acara kampanye.
    2. Pengingat untuk menyelesaikan modul edukasi atau menghadiri sesi pelatihan.
    3. Sistem notifikasi yang dapat dikustomisasi sesuai preferensi pengguna.

IV. Target Pengguna

Siswa Sekolah 

Siswa sekolah disini kami menyasar bukan hanya siswa SMPN 8 Malang saja, tetapi juga termasuk siswa sekolah yang berada disekitar Jalan Arjuna yang sangat berdekatan dengan SMPN 8 Malang diantara siswa siswa dari SMP Mardiwiyata, MTs Khotijah, MI Khotijah,  yang rentan terhadap perundungan.

Orang Tua

Orang tua yang ingin melindungi anak mereka dan mencari bantuan atas kasus perundungan.

Guru dan Tenaga Pendidikan

Guru dan staf sekolah yang membutuhkan informasi dan dukungan dalam menangani kasus perundungan.

Masyarakat Umum

Individu atau kelompok yang peduli terhadap isu perundungan dan ingin terlibat dalam penanganannya. ( dalam hal ini yang termasuk masyarakat adalah mereka yang selalu bersinggungan langsung dengan siswa di SMPN 8 Malang yang terdiri dari warga kampung / RT/ RW sekitar sekolah jalan Arjuna, pedagang makanan/jajanan anak yang selalu mangkal disekitar dan tukang parkir disepanjang jalan Arjuna.

Polsek Klojen

Selaku lembaga hukum yang memberikan kepastian dan perlindungan dan penangan kasus 

perundungan.

Puskesmas Arjuna

Puskesmas Arjuna merupakan salah satu lembaga kesehatan yang berada di sekitar sekolah yang sudah menjalin kerjasama dengan SMPN 8 dalam penanganan permasalahan baik psikis maupun non psikis.

V. Pengembangan dan Teknologi

Platform Jaringan

Website dan aplikasi mobile (WA)  untuk pelaporan dan konsultasi.

Hotline telepon dan layanan SMS, untuk akses offline.

Teknologi yang Digunakan

Frontend: Hi.Phin (Web)

Hosting:  Google Form

VI.  Implementasi

Tahap 1: Penelitian dan Perencanaan 

Tahap penelitian dan perencanaan untuk pengembangan platform "Jaringan Sahabat Tanpa Perundungan (JABAT TANGAN) SMPN 8 Malang" dimulai dengan melakukan survei menyeluruh terhadap siswa, guru, dan orang tua untuk mengidentifikasi kebutuhan dan harapan mereka terkait upaya penanganan perundungan di sekolah. Survei ini mengungkapkan bahwa sebagian siswa merasa tidak aman untuk melaporkan kasus perundungan secara langsung, dan mereka menginginkan saluran pelaporan yang anonim dan mudah diakses. Guru dan staf sekolah juga menunjukkan kebutuhan akan materi edukasi yang lebih baik serta pelatihan khusus untuk mengenali dan menangani kasus perundungan secara efektif. Hasil penelitian ini menjadi dasar untuk merancang fitur-fitur utama JABAT TANGAN, termasuk portal pelaporan dengan identitas  maupun tanpa identitas, layanan konsultasi dengan konselor profesional, dan sumber daya edukatif yang komprehensif

Selain survei, tim perencana juga mengadakan diskusi kelompok terarah (focus group discussions) dengan berbagai stakeholder, termasuk perwakilan dari Dinas Pendidikan, psikolog, dan organisasi non-pemerintah yang bergerak di bidang perlindungan anak. Diskusi ini bertujuan untuk memastikan bahwa platform JABAT TANGAN  tidak hanya sesuai dengan kebutuhan sekolah tetapi juga sejalan dengan standar dan regulasi yang berlaku. Berdasarkan masukan dari berbagai pihak, rencana pengembangan mencakup tahap pengembangan teknis, pengujian beta, dan pelatihan pengguna sebelum peluncuran resmi. Seluruh perencanaan ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif untuk memastikan bahwa platform yang dikembangkan benar-benar dapat digunakan dan diterima oleh seluruh komunitas sekolah dan masyarakat, sehingga tujuan utama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi siswa dapat tercapai.

Tahap 2: Pengembangan Portal dan Aplikasi 

Pengembangan platform pelaporan dan konsultasi "Jaringan Sahabat Tanpa Perundungan (JABAT TANGAN) SMPN 8 Malang" telah mencapai hasil yang memuaskan dengan berbagai fitur yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan komunitas sekolah. Platform ini mencakup portal pelaporan online yang memungkinkan siswa melaporkan kasus perundungan dengan mencantumkan identitas maupun tidak menyebutkan identitas pelapor, memberikan rasa aman bagi korban untuk berbicara tanpa takut identitasnya terungkap. Selain itu, platform ini dilengkapi dengan layanan konsultasi yang dapat diakses melalui chat, panggilan suara, atau video, yang terhubung langsung dengan konselor profesional yang siap memberikan dukungan emosional dan saran praktis.

Materi edukasi tentang perundungan, dampaknya, dan cara-cara pencegahannya juga tersedia dalam bentuk artikel, video, dan modul interaktif yang dapat diakses oleh siswa, guru, dan orang tua. Pengembangan platform ini melibatkan uji coba yang melibatkan siswa dan staf sekolah, yang memberikan umpan balik konstruktif untuk menyempurnakan fungsionalitas dan kemudahan penggunaan. Hasil akhir menunjukkan bahwa JABAT TANGAN tidak hanya berfungsi sebagai alat pelaporan dan konsultasi, tetapi juga sebagai sumber informasi dan edukasi yang komprehensif, membantu menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan lebih mendukung. 

Tahap 3: Pengujian dan Peluncuran 

Pengujian dan peluncuran “Jaringan Sahabat Tanpa Perundungan (JABAT TANGAN) SMPN 8 Malang" telah berhasil dilaksanakan dengan antusiasme tinggi dari seluruh komunitas sekolah. Selama fase pengujian, platform ini diujicobakan oleh siswa, guru, dan staf sekolah, yang memberikan masukan berharga untuk penyempurnaan fitur-fitur utama seperti portal pelaporan, layanan konsultasi, dan materi edukasi. Peluncuran resmi JABAT TANGAN diadakan dalam sebuah acara yang dihadiri oleh pihak sekolah, orang tua, dan perwakilan pemerintah daerah, di mana program-program kampanye kesadaran, pelatihan guru, dan dukungan psikologis langsung diperkenalkan. Respon positif dari berbagai pihak menunjukkan bahwa JABAT TANGAN siap menjadi inisiatif yang efektif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung bagi seluruh siswa, serta menjadi model bagi sekolah-sekolah lain dalam menangani perundungan.

VII. Penutup

Melalui "Jaringan Sahabat Tanpa Perundungan (JABAT TANGAN) SMPN 8 Malang" kami berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi semua individu, khususnya anak-anak dan remaja. Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk merealisasikan inisiatif ini dan memastikan keberlanjutannya. Kami mengundang semua pihak untuk berpartisipasi aktif dalam jaringan ini demi masa depan yang bebas dari perundungan.

Kami berharap mendapatkan dukungan dan kerjasama dari semua pihak untuk mewujudkan jaringan ini dan menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.

 

MATERI: MEMAHAMI DAN MENCEGAH PERUNDUNGAN DI SEKOLAH

1. Apa Itu Perundungan?

Perundungan atau bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan seseorang atau kelompok kepada orang lain secara terus-menerus dan disengaja dengan tujuan menyakiti, merendahkan, atau menakuti.

Perundungan bisa terjadi secara fisik, verbal, psikologis, maupun melalui media digital (cyberbullying). Perundungan sering terjadi di lingkungan sekolah dan dapat menyebabkan dampak negatif yang serius pada korban.

2. Jenis-Jenis Perundungan

Jenis Perundungan

Penjelasan

Fisik

Menyakiti tubuh secara langsung, seperti memukul, menendang, mendorong, dll.

Verbal

Menghina, mengejek, memberi julukan buruk, atau mengancam dengan kata-kata.

Psikologis / Emosional

Mengucilkan, mengintimidasi, menyebarkan rumor atau fitnah.

Sosial

Mengasingkan teman dari kelompok, tidak mengajak bermain atau berdiskusi.

Siber (Cyberbullying)

Menghina atau mengancam lewat media sosial, chat, atau komentar online.


3. Dampak Perundungan

Perundungan bisa meninggalkan luka yang dalam, baik secara fisik, emosional, maupun psikologis, baik bagi korban, pelaku, maupun saksi.

Dampak bagi korban:

  • Merasa takut, malu, cemas, atau tertekan
  • Menjadi tidak percaya diri
  • Sulit berkonsentrasi belajar
  • Menarik diri dari pergaulan
  • Dalam kasus serius, bisa berujung pada depresi atau keinginan bunuh diri

Dampak bagi pelaku:

  • Dicap negatif oleh lingkungan
  • Dapat dikenai sanksi hukum
  • Sulit bersosialisasi secara sehat di masa depan

Dampak bagi saksi:

  • Merasa bersalah jika tidak membantu korban
  • Takut menjadi korban berikutnya
  • Terbiasa mengabaikan ketidakadilan

4. Sanksi dan Konsekuensi Perundungan

Perundungan adalah pelanggaran terhadap tata tertib sekolah dan norma sosial. Di Indonesia, tindakan perundungan juga bisa dijerat hukum.

Sanksi di lingkungan sekolah:

  • Teguran lisan dan tertulis
  • Skorsing dari sekolah
  • Tidak mendapatkan hak mengikuti kegiatan tertentu
  • Wajib mengikuti pembinaan dari guru BK atau psikolog

Sanksi secara hukum (menurut UU Perlindungan Anak dan KUHP):

  • Tindak kekerasan fisik dan psikologis bisa diproses secara hukum
  • Pelaku bisa dikenakan sanksi pidana atau perdata tergantung tingkat pelanggaran

 

5. Cara Mencegah dan Mengatasi Perundungan

Jadilah teman yang baik dan saling menghargai
Jangan membalas perundungan dengan kekerasan
Laporkan perundungan kepada guru, wali kelas, atau BK
Bentuk kelompok pendukung di sekolah (peer support)
Gunakan media sosial secara bijak
Dukung korban, jangan menjadi penonton yang diam

 

Penutup:

"STOP BULLYING!"
Sekolah adalah tempat belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan untuk semua. Mari bersama ciptakan lingkungan sekolah tanpa perundungan!

 

 Yel-Yel Anti Perundungan - SMPN 8 Malang 

Satu suara! Satu hati!
SMPN Delapan, berani aksi!

Hapus bullying, sekarang juga!
Kita sahabat, bukan pemaksa!

Stop... Perundungan!
Yes... Persaudaraan!
Kita keren tanpa kekerasan!

 


Senin, 07 Juli 2025

Cerpen JEJAK PARFUM DI MEJA MAKAN

 


Tidak ada yang berubah di rumah keluarga Siswanta—kecuali satu aroma aneh yang merayap di sudut dinding: wangi sandalwood bercampur bunga sedap‑malam. Aromanya melekat pada selendang Meme, ibunda Yculiana, dan setiap jejaknya meninggalkan pertanyaan yang tak terucap. Di balik aroma itu, sebuah kisah lama terbangun kembali.

Di tempat lain, Yculiana—akuntan muda—baru pulang membawa laporan neraca berbeban lembur. Namun beban terbesar bukan angka, melainkan firasat. Ketika ia memeluk Meme, ia tahu: ada rahasia menari di antara detak jantung ibunya.

 

Malam pekat. Jam dinding bersuara lirih seperti detak luka. Yculiana baru meneguk teh ketika suara notifikasi ponsel Meme terdengar: ting!

Meme (menahan helaan napas, mengetik cepat):
“Aku merindukanmu. —M”

Haryan (balas secepat kilat):
“Esok, Café Terracotta pukul tujuh. Masih seperti dulu, Sayang. —H”

Senyum Meme merekah, seperti mawar yang dipaksa tumbuh di tanah tandus. Yculiana melihat pantulan senyum itu dalam cangkirnya — dan cangkir itu retak.

 

Di café yang terbuat dari dinding bata ekspos, Haryan datang dengan jas tua namun mahal. Ia mengecup punggung tangan Meme—gestur klasik yang membuat Meme lupa ia istri orang.

Haryan: “Dua puluh tahun, Sas. Kau tetap aroma hujan pertama.”
Meme (pipinya merona): “Dan kau tetap hujan yang kutunggu, meski rumahku telah kering.”
Haryan (mendekat, suara tercekat): “Aku punya toko besar; uang cukup; tapi hatiku sepi. Datanglah kapan pun.”
Meme (berbisik): “Kalau kesepianmu adalah rumah, izinkan aku membukakan tirai.”

Mereka saling menatap seperti burung-burung kecil lupa bahwa sangkar orang lain telah tersedia.

 

Hujan menetes di atap seng warung kopi, menulis simfoni sedih. Yonramo, lelaki sederhana dengan mata kelam penuh puisi, menyeruput robusta murahan saat Yculiana datang dengan payung patah.

Yculiana (menggigil sedikit): “Kenapa selalu di warung ini?”
Yonramo (tersenyum, memperbaiki syal lusuhnya): “Karena di sini cahaya lampu kuning memantulkan matamu paling jernih.”
Yculiana (tersipu, lalu menatap dalam): “Kau tahu? Aku lelah menjadi angka di neraca orang lain.”
Yonramo: “Aku pun lelah jadi ayah yang separuhnya hilang di kelas les.”
Yculiana (menyentuh punggung tangannya): “Kalau begitu, mari kita jadi utuh di remang ini.”

Mereka tak sadar, remang itu adalah lubang.

 

Seminggu kemudian, di gang sepi beraroma cempaka, Yculiana—dengan dress kerja masih rapi—bersandar di dinding lembap. Yonramo datang, menyelipkan sekotak permen karamel.

Yonramo (menyentuh helai rambutnya): “Setiap kali anakku makan permen ini, ia tertawa. Kuambil satu untuk mengingatkan diriku pada tawa yang lain—tawamu.”
Yculiana (suara bergetar): “Lalu… ketika semua ini terbuka?”
Yonramo (menarik napas dalam): “Kita lari. Kota ini luas. Aku bisa jadi tukang kayu, kau membuka bimbingan belajar.”
Yculiana (mata berkaca): “Kau berjanji?”
Yonramo (menempelkan jari di bibirnya): “Demi setiap bait puisi yang kuajarkan, aku berjanji.”

Janji itu membungkus mereka seperti selimut, padahal di luar, hujan kebenaran kian deras.

 

Pak Siswanta merasa toko pasarnya menurun omzet. Entah kenapa, pelanggan tampak enggan. Ia pulang lebih cepat suatu siang, membawa sekantung rambutan. Saat melintasi blok pertokoan mewah, ia melihat istrinya keluar dari mobil sedan milik Haryan.

Hatinya patah sebelum sempat protes. Ia pulang dengan sorot mata tajam, namun diam sampai malam.

 

Di dapur, Meme sedang merebus air. Siswanta meletakkan rambutan, menatap istrinya seakan asing.

Pak Siswanta (suaranya rendah, menahan gelora):
“Sas, mobil siapa itu?”
Meme (tercengang, gagap):
“M-mobil? Oh… pemasok baru.”
Pak Siswanta:
“Pemasok macam apa yang menggandeng tanganmu sebelum kau turun?”
Meme (memejamkan mata, mengatur napas):
“Wan… aku… butuh ruang bernapas.”
Pak Siswanta (suara gemetar):
“Bernapaslah dalam rumah ini! Jangan di dada lelaki lain!”

Kata‑kata itu seperti palu menghantam beling. Meme terisak, namun hatinya justru makin memihak Haryan—lelaki yang membuatnya merasa muda lagi.

 

Malam berikutnya, Pak Siswanta belum selesai berkutat dengan rasa sakit saat ia menerima pesan foto dari pedagang pasar: potret Yculiana digandeng Yonramo di atas ojek.

Ia simpan foto itu. Ia pulang, memanggil Ycul ke ruang tamu. Meme terlibat otomatis.

Pak Siswanta (menahan marah, memperlihatkan foto di ponsel):
“Ini apa?!”
Yculiana (memandang tajam, tak gentar):
“Cinta, Ayah.”
Pak Siswanta:
“Cinta pada suami orang?!”
Yculiana (meletup):
“Kalau Ibu boleh mencintai suami orang, kenapa aku tidak?!”

(Meme terhenyak, menatap Ycul dengan wajah pucat)

Meme (suaranya pecah):
“Nak, Ibu… Ibu menyesal…”
Yculiana (membalikkan tubuh pada Meme, suara menampar):
“Penyesalan apa? Kau masih menyimpan parfum mahal darinya!”
Pak Siswanta (mendorong kursi, suara membentur dinding):
“Cukup! Rumah ini bukan pasar dosa! Kalian memperdagangkan kesetiaan!”

Piring porselen pecah di lantai ketika Meme menjatuhkan gelas. Ratapan menyatu dengan gerimis di luar.

 

Di kamar, Siswanta duduk di kursi rotan, Meme berdiri di depan lemari. Lampu temaram menciptakan bayangan kelam.

Pak Siswanta (pandangannya basah):
“Aku mungkin bukan kaya, tapi aku selalu pulang membawakan senyummu.”
Meme (menangis tersedu):
“Kau membawakan senyum, tapi lupa melihat air mataku. Aku kesepian, Wan.”
Pak Siswanta (mengetukkan jemari di lutut):
“Kesepianmu tak membenarkan kecurangan.”
Meme:
“Lalu cintaku harus kusimpan dalam kotak besi? Aku wanita, bukan bayangan toko.”
Pak Siswanta (suara rendah tapi tajam):
“Kalau hatimu rumah sewa, keluarkan aku, pasang papan ‘kosong’ saja!”

Meme jatuh berlutut. Tangisnya menutup malam, tapi tidak memadamkan dendam Siswanta.

 

Esok sorenya, Meme kabur sebentar ke hotel bintang tiga, kamar 506. Di sana Haryan menunggu dengan setangkai anggrek ungu.

Haryan (memeluk Meme erat): “Tinggal saja dia, Sas. Toko besarku untukmu. Rumah lebar, mobil, apa saja.”
Meme (terisak bahagia sekaligus takut): “Ayah anakku marah besar. Ycul terluka.”
Haryan: “Mari mulai dari nol. Anak-anakmu akan mengerti: ibunya berhak bahagia.”
Meme (mencium telapak tangannya): “Janji padaku… kau takkan mundur?”
Haryan (menarik Meme ke dada): “Kutulis namamu di setiap faktur toko, Sayang.”

Di luar jendela, lampu kota berkedip—seakan menyiratkan: janji di ketinggian sering jatuh di trotoar.

 

Malam sama, di studio musik kosong tempat Yonramo kadang mengisi kelas vokal, Ycul memetik gitar lawas. Bait lagu patah hati mengisi udara.

Yonramo (mendorong pintu, membawa dua gelas cokelat panas):
“Untuk menenangkan ribut dunia.”
Yculiana (tersenyum pahit):
“Dunia ini memang ribut, tapi kita bisa jadi lagunya.”
Yonramo (mengelus pipinya):
“Aku mungkin lelaki miskin janji, tapi satu ini pasti: aku mencintaimu, tanpa koma.”
Yculiana (menariknya ke pelukan):
“Ajak aku kabur malam ini.”
Yonramo (menutup mata):
“Ada anak yang menunggu dongeng. Istriku menunggu obat. Aku… terbelah.”
Yculiana (menahan isak):
“Kalau begitu biarkan aku jadi sayap patahmu. Tak usah terbang, asalkan kita jatuh bersama.”
Yonramo (mencium keningnya lama):
“Sayap patah tetap sakit, Ycu. Aku tak ingin kau berdarah.”

Mereka berpelukan, panas napas berpadu dengan dingin realitas—sebelum pintu studio diketuk keras oleh dua pria: sepupu Yonramo, diutus istrinya. Dengan tatapan tajam, mereka membawa Yon pulang paksa. Ycul hanya bisa menjerit tertahan.

 

Keesokan malam, Pak Siswanta menandatangani surat gugatan cerai—tanpa niat benar‑benar mengajukannya, tapi sebagai ultimatum. Ia meletakkannya di meja makan, lalu pergi.

Meme pulang larut. Melihat surat itu, ia gemetar. Ia telepon Haryan, memohon bertemu lagi. Namun yang mengangkat justru istri Haryan:

Istri Haryan (suara dingin):
“Ibu Meme, suami saya sedang menggendong anak kami yang demam. Tolong jangan ganggu keluarga kami lagi.”

Telepon terputus. Dunia Meme runtuh; ia terduduk seperti boneka kehilangan isian kapas.

 

Beberapa hari setelah kekacauan, hujan besar membasahi kota. Yculiana turun dari taksi di depan rumah, membawa map keuangan. Ia melihat ibunya duduk di teras, wajah sembab.

Meme (berbisik, serak):
“Haryan memilih keluarganya. Ayahmu hampir pergi.”
Yculiana (menghela napas panjang, duduk di samping Meme):
“Yonramo pun pulang. Istrinya sakit parah. Anak-anaknya butuh ayah.”
Meme (menitikkan air mata, menggenggam tangan Ycul):
“Kesalahan kita membuat luka yang tak bisa dihitung.”
Yculiana:
“Angka saja ada batasnya, Bu. Luka? Tak terhingga.”

Mereka saling merangkul dalam hujan. Tangis ibu–anak mencairkan dendam, meski bekasnya tetap terpatri di dinding kalbu.

 

13. Rekonsiliasi—Tidak Sempurna, Tapi Nyata

Pak Siswanta pulang membawa payung sobek dan wajah letih. Ia melihat istri dan putrinya berpelukan. Ia tak bicara, hanya menaruh payung, duduk di samping mereka, dan meraih bahu Meme.

Pak Siswanta (pelan):
“Kita semua salah. Tapi keluarga bukan bangunan yang sekali retak langsung roboh. Kita punya semen bernama maaf.”
Meme (terisak):
“Aku rela dibenci, asal diberi kesempatan menambal.”
Yculiana (menatap ayahnya dengan mata berkabut):
“Aku pun minta diampuni, Yah. Satu kesalahan susah dihitung, apalagi dua.”

Mereka bertiga saling meraih. Hujan turun seperti baptisan baru bagi keluarga itu—mencuci namun tidak menghapus noda; hanya menipiskan.

 

Dua bulan kemudian, toko Pak Siswanta kembali ramai. Meme membantu menghitung stok setiap pagi, sesekali menulis pesan renungan di dinding toko: “Setia bukan tidak tergoda, tapi memilih pulang.”

Yculiana sibuk di kantor, namun tiap Minggu ia mengajar les gratis anak-anak kuli pasar—membayar hutang moral pada istri Yonramo yang kini mulai sembuh. Yonramo? Ia kerap mengirim pesan singkat: “Anakku tertawa lagi hari ini.” Itu cukup.

Pada malam tenang, Yculiana berdiri di depan cermin retak yang dulu sempat hendak dibuang Meme. Pantulan dirinya terpecah-pecah, namun tetap menyatu. Ia mengingat segala janji, segala air mata, segala pisau kata-kata.

Ia lalu menuliskan sebuah catatan, ditempel pada pinggir cermin:

“Cinta tanpa nalar hanyalah kilau singkat. Ia akan padam—menyisakan asap yang menusuk mata paling dalam.”

Cermin itu masih retak, tetapi memantulkan cahaya lampu kamar dengan indah—mengingatkan mereka bahwa manusia bukan makhluk sempurna; hanya pengembara yang belajar pada setiap garis luka.

Dan ketika angin senja menembus jendela, keluarga Siswanta tahu: badai boleh datang lagi, namun mereka kini berdiri lebih dekat, saling menambal celah, menanti fajar dengan hati yang pernah patah—namun kini lebih kuat daripada sebelumnya.