PANDUAN OBSERVASI PEMBELAJARAN DAN
DISKUSI-REFLEKSI SETELAH OBSERVASI PEMBELAJARAN
A. RASIONAL
Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam
upaya peningkatan profesionalisme guru melalui Program BERMUTU adalah latihan
melaksanakan tahapan PTK Penelitian Tindakan Kelas dengan memanfaatkan
pendekatan atau teknik-teknik Lesson
Study dan Case Study. Teknik Lesson
Study yang dimaksud adalah melaksanakan penyusunan rencana pembelajaran secara
kolaboratif di KKG/MGMP, kemudian melaksanakan open class yang diobservasi oleh para guru anggota KKG/MGMP, dan
dilanjutkan dengan diskusi refleksi bersama.
Open class yang diadopsi
dari Lesson Study tersebut dilakukan
secara modeling. Walapun bersifat
modeling, harapannya open class akan
sering dilakukan oleh guru, baik dalam konteks kegiatan KKG/MGMP atau pun dalam
upaya pengembangan guru di sekolah melalui Lesson
Study (Lesson Study Berbasis
Sekolah/LSBS).
Agar para guru pemandu dan para anggota
MGMP dapat melakukan kegiatan open class,
observasi pembelajaran dengan baik (tidak mengganggu proses belajar mengajar),
serta dapat melakukan diskusi refleksi secara efisien maka perlu diberikan
rambu-rambu sebagai berikut.
B. SEBELUM PELAKSANAAN OPEN CLASS DAN OBSERVASI PEMBELAJARAN
Hal-hal
yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan observasi pembelajaran dimulai.
1.
Jumlah observer dalam
kegiatan open class pada dasarnya
tidak dibatasi, namur harus tetap disesuaikan dengan luas ruangan yang
tersedia. Dengan jumlah murid sekitar 40 orang yang menggunakan ruang kelas
biasa di Indonesia, mungkin masih bisa
menampung observer sebanyak 15-20 orang.
2.
Meja belajar siswa
hendaknya diatur terlebih dulu agar ada ruang yang cukup untuk mobilitas
observer di sisi kiri, kanan, atau belakang kelas, serta untuk mobilitas guru
pengajar.
3.
Pengamat hendaknya
datang atau masuk kelas sebelum pembelajaran dimulai, karena pengamat harus
menempatkan diri pada posisi yang paling mungkin untuk mengamati semua siswa.
4.
Kedatangan tamu atau
guru di sekolah hendaknya tidak mengganggu konsentrasi belajar siswa di kelas
yang lain. Oleh karena itu tamu hendaknya tenang dan tidak berbicara keras yang
dapat menimbulkan keributan di sekolah.
5.
Siapkan lembar
observasi atau buku catatan dan pena sebelum pengamatan. Jika memungkinkan
setiap observer memperoleh RPP, LKS atau perangkat pembelajaran lainnya, serta
denah tempat duduk siswa (Contoh Terlampir).
6.
Jika Anda membawa HP,
setel ke profile silent (bisu) atau getar supaya nada panggil tidak berbunyi.
Perlu dihindari mengirim atau menerima telepon kecuali untuk hal-hal terpaksa,
dan sebaiknya Anda keluar dulu dari raung kelas.
7.
Usahakan untuk tidak
merokok atau makanan dan minum di dalam ruangan/kelas selama proses
pengamatan.
8.
Pastikan agar pada
waktu pengamatan nanti tidak terganggu perasaan ingin buang hajat. Jika
diperlukan, silahkan buang air kecil/besar sebelum pembelajaran dimulai.
9.
Berikut daftar check list untuk mengontrol kesiapan open class:
No
|
Persiapan
|
Ada
|
Tidak
|
Keterangan
|
1.
|
Kesiapan kelas dan pengaturannya
|
|
|
|
2.
|
RPP dan Perangkat Pembelajaran (LKS)
|
|
|
|
3.
|
Media dan peralatan pembelajaran yang
diperlukan
|
|
|
|
4.
|
Lembar observasi
|
|
|
|
5.
|
Instrumen untuk pengambilan data
(terkait dengan PTK)
|
|
|
|
6.
|
Denah tempat duduk siswa
|
|
|
|
7.
|
Alat perekam (kamera) jika ada
|
|
|
|
8.
|
Alat tulis/buku catatan dari setiap
observer
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C.
RAMBU-RAMBU PADA SAAT OBSERVASI PEMBELAJARAN
Tujuan observasi pembelajaran adalah untuk
memperoleh informasi, data, dan rekaman hal-hal penting dalam pembelajaran yang
dapat dijadikan bahan untuk menemukan masalah PTK. Selain itu hasil observasi
merupakan data bagi guru model/pengajar untuk dianalisis dan dijadikan bahan
refleksi untuk mengevaluasi keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran. Berikut rambu-rambu observasi yang disarankan
untuk dipatuhi.
1.
Setelah memasuki
ruangan kelas dengan tertib, semua observer hendaknya tidak lagi keluar masuk
kelas, dan bersiap mengamati pembelajaran dengan menempatkan diri pada posisi
yang paling tepat untuk mengamati siswa. Posisi yang tepat adalah di depan atau
di samping siswa, sehingga observer dapat memperhatikan gerak-gerik dan raut
wajah siswa ketika belajar.
2.
Observer dapat
berpindah posisi pengamatan jika perlu, misalnya mendekat ke siswa dalam
kelompok, namun jangan sampai mengalihkan perhatian siswa dari belajar atau
menghalangi pandangan siswa.
3.
Pada awalnya,
disarankan agar setiap pengamat berlatih mengamati satu kelompok atau beberapa
siswa saja. Namun jika sudah merasa lebih mahir, observer dapat mengamati beberapa
kelompok lain atau mengamati siswa dalam kelas secara keseluruhan.
4.
Selain mengamati
aktivitas belajar siswa, observer juga harus memperhatikan langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara proporsional. Jika pandangan semua
pengamat mengarah pada guru, maka dapat menimbulkan perasaan kurang nyaman atau
“grogi” pada guru model.
5.
Tidak membantu guru
dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun. Misalnya ikut membagikan LKS,
menenangkan siswa, dan lain-lain. Biarlah guru melakukan tugasnya secara
mandiri dan terbebas dari intervensi siapapun. Observer bukan bagian dari ”team
teaching”.
6.
Tidak membantu siswa
dalam proses pembelajaran, misalnya mengarahkan pekerjaan siswa atau bertanya
sesuatu kepada siswa yang sedang belajar. Jika siswa bertanya kepada Anda
(sebagai pengamat), katakan agar siswa bertanya langsung pada guru.
7.
Tidak mengganggu
pandangan guru/siswa selama pembelajaran. Jika Anda sedang mendekati siswa
dalam kelompok atau berada di tengah-tengah kelas, kemudian tiba-tiba guru ingin
memberikan arahan secara klasikal maka segeralah menepi agar tidak mengganggu
pandangan siswa.
8.
Tidak mengganggu
konsentrasi siswa dalam belajar, misalnya berbicara dengan pengamat lain, keluar masuk ruangan, dll.
9.
Jika menggunakan
kamera untuk mengambil gambar kegiatan belajar (guru/siswa) lampu kilat (flash)
hendaknya dimatikan. Kilatan lampu kamera dapat mengganggu atau menghentikan
konsentrasi belajar siswa.
10. Gunakan lembar pengamatan yang tersedia
untuk mencatat hasil pengamatan Anda. Jika fenomena yang diamati tidak
tercantum dalam bagian lembar observasi, pengamat dapat menambahkannya sebagai
catatan tambahan.
11. Pengamat harus melakukan pengamatan secara
penuh sejak awal sampai akhir pembelajaran.
12. Selain mengamati aktivitas siswa dalam
belajar, pengamat juga perlu
memperhatikan:
a)
Teknik pengelolaan
kelas yang dibuat oleh guru.
b)
Bagaimana guru
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran?
c)
Bagaimana guru
memanfaatkan media pembelajaran sederhana dari lingkungan?
d)
Bagaimana upaya guru
membuat siswa lebih aktif dan kreatif?
e)
Bagaiman guru
memberikan penguatan terhadapa pemahaman yang diperoleh siswa?
D. RAMBU-RAMBU DISKUSI-REFLEKSI
Diskusi refleksi dimaksudkan untuk
membahas, mengklarifikasi, mencari alterantif solusi terhadap berbagai temuan
pengamatan dalam pelasanaan pembelajaran. Hal ini tentunya sangat berguna untuk
menemukan masalah pembelajaran, serta memverifikasi dan melengkapi data hasil
pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran dalam konteks pelaksanaan PTK.
Pada dasarnya forum refleksi dilakukan
dalam bentuk diskusi formal, artinya ada yang bertindak sebagai moderator yang
mengatur jalannya diskusi, dan kalau perlu juga notulis. Agar diskusi dapat
berjalan secara tertib, interaktif, dan efektif perlu diberikan rambu-rambu
yang harus diperhatikan dalam kegiatan refleksi.
1.
Rambu-rambu untuk Moderator
a.
Setelah membuka
sidang diskusi-refleksi, moderator memperkenalkan diri, guru model/pengajar,
dan peserta atau observer.
b.
Setelah itu moderator
membacakan tata tertib refleksi (khususnya untuk pengalaman awal diskusi
refleksi)
c.
Tata tertib yang
perlu disampaikan antara lain:
1)
Refleksi hendaknya
terfokus pada proses belajar siswa, dan hindarkan penyampain kritik kepada guru
model.
2)
Masalah yang
diungkapkan dalam komentar hendaknya masalah nyata berdasarkan hasil pengamatan
selama proses pembelajaran, bukan permasalahan lain yang terjadi pada
pembelajaran di tempat lain.
3)
Masalah yang sudah
disampaikan oleh pengamat sebelumnya tidak perlu diulang-ulang. Masalah yang
disampaikan oleh pengamat terdahulu perlu dibahas untuk memperdalam kemungkinan
penyebab dan alternatif solusinya.
4)
Moderator dapat
mempersilahkan guru model untuk mengklarifikasi permasalahan yang disampaikan
oleh pengamat setelah ada beberapa permasalahan yang dibahas.
5)
Pada akhir refleksi
akan disampaikan refleksi akhir oleh pakar (pakar pendidikan, dosen,
widyaiswara, pengawas, atau pejabat Dinas Pendidikan), jika ada.
d.
Setelah membacakan
tata tertib, moderator memulai diskusi refleksi dengan mengucapkan terima kasih
kepada guru model/pengajar dan meminta applaus dari peserta.
e.
Mempersilakan guru
pengajar untuk melakukan refleksi diri terlebih dahulu. Refleksi diri dapat
berupa perasaan sebelum, saat dan setelah mengajar, ketercapaian skenario
pembelajaran yang telah dirancang, kondisi-kondisi khusus yang terjadi beberapa
siswa saat pembelajaran, dll.
f.
Mempersilakan para
pengamat menyampaikan komentar berdasarkan pada hasil pengamatannya secara
bergantian.
g.
Setelah satu orang
menyampaikan komentarnya, moderator mempersilakan pengamatan lain atau juga
moderator sendiri menyampaikan tanggapan terhadap komentar tersebut. Pendapat
dari komentar yang lain dapat berupa fenome yang sama apakah ditemukan yang
bersangkutan, kemungkinan penyebab munculnya masalah, dan mungkin juga
alternatif solusinya.
h.
Setelah satu masalah
tuntas didiskusikan, mederator mempersilakan pengamatan yang lain.
i.
Setelah semua
pengamat menyampaikan komentar, akhirnya moderator mempersilakan pakar untuk
melakukan refleksi akhir.
j.
Moderator tidak perlu
membuat kesimpulan atau ringkasan dari diskusi refleksi, semua hasil diskusi
diharpakn sudah terekam dalam catatan notulis.
2.
Rambu-rambu Bagi Pengamat dalam Menyampaikan Komentar
a.
Komentar yang
disampaikan sebaiknya terfokus pada masalah proses belajar siswa, bukan hanya
pada aktivitas guru dalam mengajar.
b.
Apabila terkait dengan
kinerja guru, saran yang disampaikan sebaiknya dengan memperbanyak pujian
positif dan sesedikit mungkin kritik negatif.
c.
Komentar yang
disampaikan harus berdasarkan data pengamatan saat observasi, buka bagaimana
seharusnya berdasar keinginan pengamat. Artinya jauhkan dari komentar yang
”menggurui” guru model.
d.
Gunakanlah nada yang
lembut dan pilihan kata yang halus
e.
Komentar yang
disampaikan sebaiknya jauh dari sifat “menggurui” atau menurut pandangannya
sendiri
f.
Jika menyampaikan
data tentang siswa belajar, kemukakan mengapa hal itu terjadi (ini merupakan
interpretasi) dan bagaimana jalan keluarnya (ini merupakan saran untuk
perbaikan pembelajaran selanjutnya).
g.
Observer dapat juga
menyampaikan pelajaran apa yang dapat dipetik dari kegiatan observasi pembelajaran
tersebut.
E. PENUTUP
Pada dasarnya kegiatan open class (pembelajaran yang
diobservasi) dan diskusi refleksi merupakan inti dari kegiatan Lesson Study. Melalui kegiatan ini guru
akan dapat belajar banyak hal, membuka wawasan diri melalui ”sharing”, dan
akhirnya termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas pengajarannya. Inilah
proses menuju guru profesional.