MATERI:
DAMPAK KONDISI GEOGRAFIS TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT
1.
Pengantar
Kondisi
geografis suatu wilayah—termasuk bentang alam, iklim, dan sumber daya
alam—memengaruhi cara masyarakat hidup. Dampak ini dapat terlihat dari mata
pencaharian, pola permukiman, kegiatan ekonomi, budaya, transportasi,
hingga variasi kehidupan masyarakat antar wilayah.
2.
Dampak Kondisi Geografis
2.1
Pengaruh terhadap Mata Pencaharian
Kondisi
geografis menentukan jenis pekerjaan yang dapat dilakukan masyarakat:
- Pegunungan
- Mata
pencaharian: pertanian hortikultura (sayur, buah), perkebunan teh atau
kopi, peternakan (sapi, kambing).
- Alasan:
tanah subur, curah hujan tinggi, udara sejuk.
- Dataran
Tinggi
- Mata
pencaharian: pertanian sayuran, buah-buahan, perkebunan kopi, teh,
rempah.
- Alasan:
tanah subur, suhu sedang, cocok untuk tanaman tertentu.
- Dataran
Rendah
- Mata
pencaharian: pertanian padi, industri, perdagangan, perikanan air tawar.
- Alasan:
akses transportasi mudah, lahan luas, dekat pasar.
- Pesisir
/ Pantai
- Mata
pencaharian: nelayan, budidaya laut, perdagangan hasil laut, pariwisata
bahari.
- Alasan:
sumber daya laut melimpah, akses ke pelabuhan.
- Kepulauan
- Mata
pencaharian: nelayan, petani rumput laut, pengrajin kerajinan lokal,
wisata.
- Alasan:
isolasi antar pulau menciptakan kemandirian ekonomi lokal.
- Sungai
& Danau
- Mata
pencaharian: perikanan air tawar, pertanian irigasi, transportasi sungai,
pariwisata lokal.
- Alasan:
sumber air melimpah dan lahan subur di sekitarnya.
2.2
Pengaruh terhadap Pola Permukiman
Pola
permukiman masyarakat menyesuaikan kondisi geografis:
- Pegunungan: permukiman tersebar, rumah
biasanya mengikuti kontur lereng.
- Dataran
Tinggi: permukiman
relatif padat, rumah dibangun di lahan datar.
- Dataran
Rendah: permukiman
padat di dekat pusat ekonomi, lahan mudah dibagi.
- Pesisir: rumah panggung di tepi pantai,
menghindari banjir dan rob.
- Kepulauan: permukiman tersebar di berbagai
pulau, umumnya dekat pantai.
- Sungai
& Danau: rumah
panggung atau di tepi sungai/danau, memudahkan transportasi dan pertanian.
2.3
Pengaruh terhadap Kegiatan Ekonomi
Kegiatan
ekonomi masyarakat sangat dipengaruhi kondisi geografis:
|
Bentuk Geografis |
Kegiatan Ekonomi Utama |
|
Pegunungan |
Perkebunan,
pertanian hortikultura, peternakan, pariwisata alam |
|
Dataran
Tinggi |
Perkebunan
teh, kopi, sayuran, buah, pariwisata |
|
Dataran
Rendah |
Pertanian
padi, industri, perdagangan |
|
Pesisir |
Perikanan,
pelabuhan, perdagangan laut, pariwisata |
|
Kepulauan |
Nelayan,
budidaya laut, kerajinan, pariwisata pulau |
|
Sungai
& Danau |
Perikanan
air tawar, pertanian irigasi, transportasi air, wisata |
2.4
Pengaruh terhadap Budaya
Kondisi
geografis membentuk budaya lokal yang khas:
- Bahasa: daerah terpencil atau pegunungan
cenderung mempertahankan bahasa daerah asli.
- Rumah
Adat:
- Pesisir
→ rumah panggung untuk menghindari banjir.
- Pegunungan
→ rumah beratap tinggi untuk menahan udara dingin.
- Dataran
rendah → rumah tanah liat atau batu, mudah dibangun.
- Pakaian
Adat: disesuaikan
iklim, panas → tipis, dingin → tebal.
- Makanan
Khas: bahan pangan
tersedia di lingkungan sekitar, misal laut → ikan, darat → umbi dan
sayuran.
- Tradisi
& Kesenian:
- Pegunungan:
upacara hasil bumi, ritual adat gunung.
- Pesisir:
sedekah laut, labuhan, festival pantai.
- Sungai:
upacara bersih desa, ritual mata air.
2.5
Pengaruh terhadap Transportasi
Kondisi
geografis memengaruhi sarana transportasi:
|
Bentuk Geografis |
Transportasi Umum |
|
Pegunungan |
Jalan
berkelok, jalan setapak, kendaraan roda dua, trekking |
|
Dataran
Tinggi |
Jalan
darat, kendaraan roda empat, bus |
|
Dataran
Rendah |
Jalan
raya, kereta, transportasi darat dan sungai |
|
Pesisir |
Perahu,
kapal, dermaga, jembatan penghubung |
|
Kepulauan |
Kapal,
perahu, jembatan laut antar pulau |
|
Sungai
& Danau |
Perahu,
rakit, jembatan gantung |
2.6
Contoh Variasi Kehidupan Masyarakat Berdasarkan Kondisi Geografis
- Pegunungan
Dieng (Jawa Tengah):
- Mata
pencaharian: petani kentang, bawang, sayur.
- Budaya:
upacara adat Waisak di Candi Arjuna.
- Transportasi:
jalan setapak, kendaraan roda dua.
- Dataran
Rendah Delta Mahakam (Kalimantan Timur):
- Mata
pencaharian: pertanian padi, perdagangan.
- Budaya:
rumah panggung tepi sungai, tradisi perahu dayung.
- Transportasi:
perahu, jalan darat.
- Pesisir
Pantai Kuta (Bali):
- Mata
pencaharian: nelayan, pariwisata, perdagangan oleh-oleh.
- Budaya:
tradisi labuhan, upacara Melasti.
- Transportasi:
perahu, sepeda motor, mobil.
- Kepulauan
Seribu (DKI Jakarta):
- Mata
pencaharian: nelayan, budidaya rumput laut, wisata bahari.
- Budaya:
kerajinan lokal, festival pulau.
- Transportasi:
kapal cepat, perahu nelayan.
- Sungai
Kapuas (Kalimantan Barat):
- Mata
pencaharian: perikanan air tawar, perdagangan sungai.
- Budaya:
rumah panggung di bantaran sungai, festival Dayak.
- Transportasi:
perahu, rakit, jembatan gantung.
3.
Kesimpulan
- Kondisi
geografis menentukan cara masyarakat bertani, berdagang, membangun
rumah, dan melestarikan budaya.
- Setiap
wilayah memiliki keunikan kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya
yang sesuai dengan kondisi alamnya.
- Memahami
dampak geografis penting untuk perencanaan pembangunan, mitigasi
bencana, dan pelestarian budaya lokal.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar