Aku masih seperti fajar yang merindu pagi,
terbit dengan setia meski hujan menghampiri,
masih seperti semesta menanti bintang,
meski kadang redup di pelukan malam.
Aku masih seperti debur ombak di pantai,
menyapa pasir yang senyap dan bisu,
menanti tanpa jemu, tanpa usang,
meski waktu kerap mematahkan sayapku.
Tapi kamu—apakah kamu masih seperti doaku,
masih seteduh senyum yang dulu kurindu?
Ataukah kini bayangmu telah terurai,
tak lagi terjalin dalam harapan yang kupinta?
Aku tak tahu lagi, dalam sunyi kuterhenyak,
seperti hujan yang jatuh tanpa pernah pulang,
menemukan jejakmu semakin jauh mengabur,
namun aku tetap di sini, masih seperti dulu, menunggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar