IDENTIFIKASI
|
Peserta
Didik
|
1. Aspek Pengetahuan Awal
Sebagian besar
peserta didik:
- Sudah
mengenal istilah perubahan iklim, namun masih terbatas
pada aspek lingkungan (misalnya cuaca ekstrem, banjir, kekeringan),
belum sampai pada aspek budaya dan tradisi.
- Belum
memahami keterkaitan antara perubahan iklim dengan tradisi/kebudayaan
lokal, seperti:
- Upacara
adat yang tergantung musim (contoh: Seren Taun di Jawa Barat)
- Pergeseran
pola panen yang berdampak pada tradisi lokal
- Pernah
melihat atau mendengar berita tentang dampak perubahan iklim secara global
(misalnya kebakaran hutan di Australia, naiknya air laut di Kiribati),
namun belum dapat menjelaskan secara analitis.
Kebutuhan: Aktivitas awal berupa
video atau gambar dampak nyata perubahan iklim terhadap kehidupan budaya akan
membantu mengaktifkan skemata mereka.
2. Aspek Minat Belajar
- Banyak
siswa tertarik dengan tema lingkungan dan sering terlibat dalam
kegiatan Adiwiyata atau proyek sekolah berbasis lingkungan.
- Topik
tentang kebudayaan lokal dan tradisi sering dianggap menarik,
apalagi jika dikaitkan dengan kearifan lokal dan identitas
daerah.
- Namun,
minat bisa menurun jika materinya terlalu teoritis, tidak
dikaitkan dengan kehidupan nyata atau tidak berbasis pengalaman.
Strategi: Gunakan pendekatan
berbasis isu aktual, lokalitas, dan cerita nyata dari
berbagai daerah agar relevan dan memotivasi.
3. Latar Belakang Sosial Budaya Peserta Didik
- Sebagian
siswa berasal dari keluarga yang masih memegang nilai-nilai budaya lokal
(Jawa, Madura, atau etnis lain di Malang dan sekitarnya).
- Ada
yang berasal dari keluarga petani atau nelayan, yang secara langsung terdampak
perubahan musim, pergeseran cuaca, atau hasil panen yang
tidak menentu.
- Beberapa
siswa pernah terlibat dalam kegiatan adat atau budaya lokal,
misalnya Grebeg, Sedekah Bumi, dll.
Rekomendasi: Ajak siswa berbagi
pengalaman lokal mereka untuk membuka wawasan akan dampak perubahan iklim
terhadap budaya secara nyata.
4. Kebutuhan Belajar
- Siswa
membutuhkan visualisasi dan konkretisasi materi: gambar, video,
peta, infografik, dan studi kasus.
- Perlu
kegiatan kolaboratif dan eksploratif seperti diskusi kelompok,
proyek mini, atau simulasi.
- Literasi
bacaan tentang perubahan iklim dalam konteks budaya masih rendah; perlu
disediakan bacaan ringan dan menarik.
Solusi: Sediakan bahan
bacaan populer tentang kasus nyata seperti:
- Tradisi
Ma’nene di Toraja yang terancam karena perubahan cuaca.
- Dampak
kekeringan terhadap Festival Tabuik di Sumatera Barat.
- Pulau
kecil di Pasifik yang warganya kehilangan rumah dan tradisi
karena tenggelam.
5. Aspek Lain: Kognitif dan Emosional
- Kemampuan
berpikir kritis siswa masih berkembang, sehingga perlu
bimbingan untuk melihat hubungan sebab-akibat antara perubahan iklim dan
perubahan budaya.
- Emosi
dan empati siswa kuat, sehingga cerita-cerita dengan pendekatan
humanis atau realitas sosial (misalnya relokasi warga adat) sangat
efektif.
- Ada
kecenderungan siswa mudah terdistraksi jika pembelajaran terlalu monoton
atau abstrak.
Strategi: Gunakan pendekatan
inquiry learning dan berbasis proyek sosial (PBL) dengan
skenario nyata.
Kesimpulan
Peserta didik kelas
IX di SMPN 8 Malang:
- Siap
secara minat dan emosi, namun perlu penguatan dalam pengetahuan
awal dan pendekatan konkret dalam pembelajaran.
- Pembelajaran
yang efektif akan berbasis pada:
- Pengalaman
lokal
- Cerita
dan fenomena nyata
- Media
visual
- Diskusi
aktif dan refleksi sosial budaya
|
Materi
Pelajaran
|
1. Pengetahuan Faktual
Apa yang diketahui?
Informasi dasar atau data nyata tentang peristiwa,
tokoh, tempat, dan fenomena.
Contoh dalam materi:
- Pengertian perubahan iklim dan perbedaan dengan
cuaca.
- Fakta tentang naiknya suhu global (misal:
+1,1°C dibandingkan era pra-industri).
- Daerah-daerah yang terdampak perubahan iklim, seperti:
- Tenggelamnya pulau-pulau kecil (Kep. Seribu,
Kiribati).
- Tradisi petani yang berubah karena musim tanam
bergeser.
- Festival atau adat istiadat yang bergantung
pada kondisi alam, misalnya:
- Seren Taun di Jawa Barat
- Sedekah Laut di Pantai Selatan
Jawa
Kaitan dengan kehidupan
sehari-hari:
Siswa dapat mengenali perubahan musim yang tidak
menentu dan dampaknya terhadap kegiatan budaya yang ada di lingkungan mereka.
2. Pengetahuan Konseptual
Apa yang dipahami?
Pemahaman tentang konsep, hubungan antar konsep, dan
struktur pengetahuan.
Contoh dalam materi:
- Konsep hubungan antara lingkungan dengan
budaya: bagaimana budaya tumbuh dari dan dipengaruhi oleh
lingkungan.
- Konsep adaptasi budaya terhadap
perubahan iklim.
- Pengaruh perubahan iklim terhadap warisan
budaya takbenda (upacara, tarian, cara hidup).
- Keterkaitan antara perubahan iklim dengan migrasi
budaya, perubahan pola hidup masyarakat, hilangnya praktik budaya
lokal.
Kaitan dengan kehidupan
sehari-hari:
Siswa dapat memahami bahwa budaya di sekitar mereka
tidak statis dan akan berubah ketika lingkungan berubah. Mereka jadi sadar
bahwa upacara adat bisa punah jika alam tempat pelaksanaannya rusak.
3. Pengetahuan Prosedural
Bagaimana cara melakukan
sesuatu?
Langkah-langkah dalam menyusun, menganalisis,
menilai, atau menghasilkan suatu karya atau pemecahan masalah.
Contoh dalam materi:
- Cara mengidentifikasi dampak perubahan iklim
terhadap budaya lokal di sekitar.
- Langkah-langkah menyusun laporan sederhana
tentang perubahan tradisi akibat cuaca ekstrem.
- Prosedur membuat infografis atau peta konsep
yang menunjukkan hubungan antara budaya dan lingkungan.
- Teknik wawancara atau observasi terhadap tokoh
masyarakat tentang perubahan budaya lokal.
Kaitan dengan kehidupan
sehari-hari:
Siswa dapat melakukan penelitian kecil di
lingkungannya, misalnya mewawancarai tetua adat atau pamong desa tentang
tradisi yang terpengaruh perubahan musim.
4. Pengetahuan Metakognitif
Bagaimana saya memahami dan
mengelola cara belajar saya sendiri?
Kemampuan mengenali strategi belajar, refleksi diri,
dan pengendalian proses berpikir.
Contoh dalam materi:
- Siswa menyadari pentingnya refleksi atas
hubungan antara budaya dan lingkungan.
- Siswa mengevaluasi: Apakah saya sudah memahami
bagaimana perubahan iklim berdampak pada budaya lokal?
- Siswa memilih strategi belajar yang sesuai:
apakah saya butuh video, diskusi, atau pengamatan lapangan untuk
memahami topik ini?
- Siswa membuat jurnal atau catatan reflektif
tentang perubahan budaya yang ia amati di lingkungannya.
Kaitan dengan kehidupan
sehari-hari:
Membantu siswa menjadi lebih sadar akan cara mereka
belajar dan berpikir kritis tentang budaya dan perubahan yang mereka alami
atau saksikan.
Kesimpulan Tabel Ringkas
Jenis Pengetahuan
|
Contoh dalam Materi
|
Kaitan dengan Kehidupan
Sehari-hari
|
Faktual
|
Nama-nama tradisi lokal
yang terpengaruh iklim
|
Menyadari bahwa budaya
sekitar ikut terdampak oleh cuaca ekstrem
|
Konseptual
|
Hubungan antara iklim dan
budaya
|
Menyadari bahwa budaya
berubah seiring perubahan alam
|
Prosedural
|
Cara menyusun laporan
tentang perubahan budaya
|
Bisa meneliti dan
menyajikan hasil temuan dari lingkungannya
|
Metakognitif
|
Refleksi tentang bagaimana
belajar dan memahami topik ini
|
Menjadi pembelajar aktif,
kritis, dan reflektif terhadap isu nyata
|
|
Dimensi
Profil Lulusan (DPL)
|
Pilihlah
dimensi profil lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran
|
|
DPL
1
Keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
DPL
2
Kewargaan
DPL
3
Penalaran
Kritis
DPL
4
Kreativitas
|
DPL
5
Kolaborasi
DPL
6
Kemandirian
DPL
7
Kesehatan
DPL 8
Komunikasi
|
|
DESAIN PEMBELAJARAN
|
Capaian
Pembelajaran
|
Peserta didik memahami keberagaman kondisi
geografis
Indonesia, konektivitas antar ruang terhadap upaya pemanfaatan dan pelestarian potensi
sumber daya alam, faktor aktivitas manusia terhadap perubahan iklim dan potensi bencana
alam
|
Lintas
Disiplin Ilmu
|
1. Geografi
Fokus:
- Perubahan iklim global dan lokal
(kenaikan suhu, perubahan curah hujan, cuaca ekstrem)
- Dampak perubahan iklim terhadap wilayah dan
lingkungan: kekeringan, banjir, abrasi, perubahan bentang
alam
- Keruangan: lokasi daerah
terdampak di Indonesia dan dunia
Contoh kontribusi:
- Menjelaskan fenomena fisik yang menjadi
penyebab perubahan iklim
- Menunjukkan peta wilayah yang mengalami
dampak perubahan iklim
- Mengkaji interaksi manusia dan lingkungan
2. Sosiologi
Fokus:
- Dampak sosial-budaya
dari perubahan lingkungan
- Perubahan perilaku sosial,
kebiasaan, tradisi masyarakat
- Ketahanan masyarakat adat dan lokal
terhadap krisis iklim
Contoh kontribusi:
- Menjelaskan bagaimana komunitas mengubah
tradisi atau upacara karena musim yang berubah
- Mengkaji pergeseran nilai dan norma yang
terjadi karena perubahan lingkungan
- Memahami respon sosial masyarakat terhadap
bencana atau relokasi
3. Antropologi Budaya
Fokus:
- Kebudayaan lokal dan adat istiadat
- Hubungan antara budaya dan alam
- Pelestarian warisan budaya
yang terancam oleh perubahan iklim
Contoh kontribusi:
- Meneliti tradisi seperti ritual panen,
sedekah laut, atau upacara musim yang tergantung cuaca
- Menganalisis transformasi budaya lokal
karena perpindahan tempat tinggal (relokasi iklim)
4. Ekonomi (secara
kontekstual)
Fokus:
- Perubahan iklim menyebabkan penurunan hasil
pertanian/perikanan yang berdampak pada tradisi ekonomi berbasis
budaya
- Contoh: hilangnya pasar tradisional musiman
atau festival panen
Contoh kontribusi:
- Menunjukkan dampak ekonomi yang mempengaruhi
budaya
- Menganalisis keterkaitan antara ekonomi
berbasis alam dan praktik budaya
5. Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn – integratif)
Fokus:
- Hak masyarakat adat
dalam mempertahankan tradisinya di tengah perubahan iklim
- Tanggung jawab kolektif sebagai warga negara
global dalam menjaga lingkungan dan budaya
Contoh kontribusi:
- Membahas pentingnya partisipasi aktif dalam
pelestarian budaya dan lingkungan
- Mendorong nilai toleransi dan keberagaman
budaya
Kesimpulan
Materi ini mencakup disiplin ilmu sebagai
berikut:
No.
|
Disiplin Ilmu
|
Kontribusi Utama
|
1
|
Geografi
|
Menjelaskan perubahan
iklim dan dampaknya secara keruangan
|
2
|
Sosiologi
|
Menganalisis dampak sosial
budaya dari perubahan lingkungan
|
3
|
Antropologi Budaya
|
Mengkaji perubahan tradisi
dan adat akibat perubahan iklim
|
4
|
Ekonomi
|
Mengaitkan dampak ekonomi
dengan budaya berbasis alam
|
5
|
PKn (integratif)
|
Memperkuat nilai kewargaan
dalam pelestarian budaya dan alam
|
|
Tujuan
Pembelajaran
|
- Siswa dapat menjelaskan
pengertian perubahan iklim dan dampaknya terhadap kehidupan budaya
secara lisan maupun tulisan dengan benar.
- Siswa dapat
mengidentifikasi minimal 3 contoh perubahan budaya (tradisi, adat, atau kebiasaan)
yang terjadi akibat perubahan iklim di Indonesia.
- Siswa dapat
menganalisis keterkaitan antara kondisi iklim dan keberlangsungan
tradisi lokal melalui diskusi kelompok.
- Siswa dapat menyajikan
laporan atau poster informasi yang memuat contoh nyata dampak perubahan
iklim terhadap kebudayaan di Indonesia dan dunia.
- Siswa dapat
mengemukakan pendapat atau solusi untuk menjaga keberlanjutan budaya
lokal di tengah perubahan iklim melalui refleksi atau presentasi
singkat.
|
Topik
Pembelajaran
|
"Dampak perubahan iklim
terhadap kehidupan budaya (tradisi, adat istiadat, kebudayaan lokal) dan
contoh nyata dampaknya di berbagai daerah di Indonesia dan dunia."
Topik Pembelajaran Utama:
"Perubahan Iklim dan
Pengaruhnya terhadap Keberlangsungan Budaya Lokal"
Subtopik Pembelajaran yang Dapat
Dikembangkan:
- Pengertian Perubahan Iklim dan Hubungannya
dengan Kehidupan Manusia
- Perbedaan cuaca dan iklim
- Penyebab dan dampak perubahan iklim secara
umum
- Budaya dan Tradisi Lokal yang Bergantung pada
Alam dan Iklim
- Contoh tradisi pertanian, maritim, dan upacara
adat yang bergantung musim
- Pentingnya keseimbangan alam dalam
melestarikan budaya
- Dampak Perubahan Iklim terhadap Kehidupan
Budaya di Indonesia
- Contoh kasus nyata di Indonesia (Seren Taun,
Sedekah Laut, Nyepi, dll)
- Perubahan pola kegiatan budaya karena musim
yang bergeser
- Dampak Perubahan Iklim terhadap Budaya di Dunia
- Kasus budaya masyarakat adat di Kutub Utara,
Afrika, atau Pasifik
- Migrasi budaya akibat wilayah terdampak
bencana iklim
- Upaya Pelestarian Budaya Lokal dalam Menghadapi
Perubahan Iklim
- Adaptasi dan inovasi dalam pelaksanaan tradisi
- Peran masyarakat, sekolah, dan pemerintah
dalam menjaga budaya
|
Praktik
Pedagogis
|
1. Model Pembelajaran:
Project Based Learning (PjBL)
Alasan:
PjBL mendorong siswa berpikir kritis, kreatif, dan mampu bekerja sama dalam
menyelesaikan proyek nyata, seperti menyusun laporan atau kampanye budaya
ramah iklim.
2. Strategi Pembelajaran:
Inquiry-Based Learning
Alasan:
Mendorong siswa mengeksplorasi pertanyaan, seperti:
“Mengapa perubahan iklim bisa memengaruhi upacara
adat?”
“Apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga tradisi tetap lestari?”
Strategi ini mengasah penalaran kritis dan
melatih siswa mencari solusi nyata dari permasalahan.
3. Metode Pembelajaran:
Metode
|
Tujuan Utama
|
Diskusi Kelompok
|
Melatih komunikasi dan
berpikir bersama
|
Studi Kasus
|
Menganalisis contoh nyata
(lokal dan global)
|
Presentasi Proyek
|
Menumbuhkan kepercayaan
diri dan kreativitas
|
Role Play
|
Membuat pembelajaran lebih
menggembirakan dan nyata
|
Refleksi Diri
|
Menumbuhkan kesadaran dan
pemaknaan pribadi
|
Contoh Singkat Penerapan:
Siswa
dibagi menjadi kelompok dan memilih satu budaya lokal yang terdampak
perubahan iklim. Mereka melakukan studi literasi, wawancara atau observasi,
lalu membuat poster atau video kampanye pelestarian budaya. Hasilnya
dipresentasikan dan ditanggapi oleh kelompok lain.
Kesesuaian dengan Prinsip
Pembelajaran:
Prinsip
|
Penerapan
|
Berkesadaran
|
Refleksi terhadap budaya
lokal dan peran siswa sebagai generasi pelestari
|
Bermakna
|
Mengangkat budaya dan
lingkungan sekitar siswa sebagai fokus pembelajaran
|
Menggembirakan
|
Proyek kreatif
(poster/video) dan aktivitas kolaboratif yang menyenangkan
|
|
Kemitraan
Pembelajaran
|
1. Kemitraan dengan Tokoh
Budaya Lokal
Bentuk:
- Mengundang tetua adat, budayawan, atau
pelaku tradisi untuk berbagi pengalaman tentang perubahan budaya
akibat perubahan lingkungan.
- Wawancara langsung oleh siswa (bisa
daring/luring).
Tujuan:
- Menguatkan koneksi dengan budaya lokal
- Mengembangkan kemampuan komunikasi dan
empati siswa
2. Kemitraan dengan Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) atau Dinas Kebudayaan
Bentuk:
- Kolaborasi untuk menyediakan data,
narasumber, dan bahan edukatif terkait dampak perubahan iklim dan
kebijakan pelestarian budaya.
- Kunjungan edukatif atau webinar bersama.
Tujuan:
- Menunjukkan peran pemerintah dalam
pelestarian budaya dan lingkungan
- Menumbuhkan kesadaran kewarganegaraan aktif
3. Kemitraan Antar Sekolah
(dalam atau luar kota/daerah)
Bentuk:
- Proyek kolaboratif daring/luring antar siswa
tentang budaya lokal masing-masing dan dampaknya akibat perubahan
iklim.
- Saling berbagi video, laporan, atau presentasi.
Tujuan:
- Mengembangkan keterampilan komunikasi lintas
daerah
- Membentuk apresiasi terhadap keberagaman
budaya
4. Kemitraan dengan
Komunitas/LSM Lingkungan dan Budaya
Bentuk:
- Kerja sama dalam kegiatan kampanye budaya ramah
iklim atau proyek mini budaya dan lingkungan.
- Contoh: WALHI, Komunitas Pecinta Budaya,
Sanggar Tradisi.
Tujuan:
- Memberi siswa pengalaman nyata dalam aksi
sosial
- Mengembangkan penalaran kritis dan
partisipatif
5. Kemitraan dengan Media
Lokal atau Sekolah
Bentuk:
- Siswa bekerja sama dengan radio sekolah,
buletin sekolah, atau media sosial kelas untuk menyebarkan kampanye
atau hasil proyek mereka.
Tujuan:
- Menumbuhkan kreativitas, literasi digital,
dan rasa percaya diri
- Menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan
menggembirakan
|
Lingkungan
Pembelajaran
|
1. Lingkungan Fisik (Ruang
Kelas dan Sekitar Sekolah)
Komponen:
- Kelas fleksibel
yang memungkinkan pengaturan tempat duduk untuk diskusi kelompok atau
presentasi
- Pojok budaya dan lingkungan di
kelas, berisi bahan bacaan, infografik, hasil karya siswa
- Lingkungan sekolah:
digunakan untuk observasi langsung, misalnya:
- Tradisi lokal yang masih hidup di sekitar
sekolah
- Perubahan musim/tata ruang yang berdampak pada
kebiasaan masyarakat
- Ruang terbuka hijau (jika tersedia)
sebagai ruang belajar kontekstual dan alami
Tujuan:
- Memfasilitasi aktivitas eksploratif,
kolaboratif, dan diskusi
- Menumbuhkan rasa keterhubungan dengan
lingkungan dan budaya lokal
2. Budaya Belajar
Karakteristik yang perlu
dikembangkan:
- Kritis dan reflektif:
siswa dibiasakan bertanya "mengapa?" dan
"bagaimana?" terhadap fenomena budaya dan lingkungan
- Terbuka dan kolaboratif:
memberi ruang bagi diskusi, perbedaan pendapat, dan kerja kelompok
- Berorientasi aksi dan solusi:
mendorong siswa tidak hanya belajar, tetapi juga mencari solusi lokal
terhadap dampak perubahan iklim
- Apresiatif terhadap budaya lokal dan
keberagaman
Tujuan:
- Membentuk suasana belajar yang aktif,
empatik, dan partisipatif
- Mendorong siswa menjadi agen perubahan kecil
dalam pelestarian budaya dan lingkungan
|
Pemanfaatan
Digital
|
Lingkungan Virtual (Digital Learning Space)
Platform/Media yang
digunakan:
- Google Classroom / Moodle:
untuk menyimpan materi, tugas, dan diskusi online
- Padlet / Wakelet:
kolaborasi siswa untuk mengunggah hasil pengamatan budaya yang terdampak
iklim
- Canva / PowerPoint / Video editor:
media kreativitas untuk membuat kampanye atau infografik budaya ramah
iklim
- Zoom / Google Meet:
untuk kegiatan wawancara daring, webinar bersama tokoh budaya atau
komunitas lingkungan
Tujuan:
- Mendukung fleksibilitas belajar,
kolaborasi lintas lokasi, dan ekspresi kreatif digital
- Memfasilitasi presentasi interaktif dan
pameran karya siswa
|
PENGALAMAN BELAJAR
|
AWAL (tuliskan
prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna, menggembirakan)
|
1.
Orientasi yang Bermakna (3–5 menit)
- Guru menyapa siswa
dengan hangat dan mengajak refleksi ringan:
“Pernahkah kalian melihat
upacara adat di desa atau kampung halaman kalian? Masih seperti dulu atau
sudah berubah?”
- Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran hari ini secara singkat dan relevan:
“Hari ini kita akan
menyelami bagaimana perubahan iklim bisa memengaruhi kebudayaan kita — dari
tradisi hingga adat istiadat.”
2.
Apersepsi Kontekstual (5 menit)
- Guru memutar video
pendek (2–3 menit) atau menampilkan gambar kontras:
- Gambar 1: Tradisi
budaya yang masih hidup (misalnya: Sedekah Laut)
- Gambar 2: Tradisi
yang mulai ditinggalkan karena lingkungan berubah
- Tanya jawab cepat:
“Apa yang kalian lihat
dari perbedaan dua gambar ini?”
“Mengapa tradisi bisa berubah? Apakah hanya karena zaman?”
3.
Motivasi yang Menggembirakan (3–5 menit)
- Guru menyampaikan tantangan
belajar secara menyenangkan:
“Kita akan jadi detektif
budaya hari ini! Siapakah yang bisa menemukan perubahan budaya lokal
akibat perubahan iklim dan membagikannya ke teman lain?”
- Beri semangat dan
hubungkan dengan peran mereka sebagai generasi penerus:
“Kalau bukan kalian yang
memahami dan melestarikan budaya Indonesia di tengah perubahan iklim, siapa
lagi?”
|
INTI
|
Pada tahap
ini, siswa aktif terlibat dalam pengalaman belajar memahami, mengaplikasi,
dan merefleksi. Guru menerapkan prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna,
menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar tidak harus
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan.
|
Memahami (Bermakna,
Berkesadaran) 40
menit
|
Tujuan:
Siswa memahami konsep dan fenomena perubahan iklim serta kaitannya dengan
budaya
Waktu
|
Aktivitas Pembelajaran
|
10’
|
Ice breaking singkat dan orientasi (guru tampilkan video/gambar
perubahan budaya akibat iklim di Indonesia dan dunia) → Diskusi awal:
“Apa yang berubah?”
|
10’
|
Eksplorasi visual: Siswa menganalisis 2–3 gambar tradisi/adat yang
berubah karena perubahan musim/cuaca
|
15’
|
Pemaparan materi singkat interaktif
(slide/kartu konsep) tentang:
|
- Pengertian
perubahan iklim
- Tradisi
dan adat yang terpengaruh
- Contoh
dari Indonesia dan luar negeri |
| 5’ | Tanya jawab cepat (menggunakan KAHOOT/Quizizz atau tanya
langsung) untuk memperkuat pemahaman awal |
Prinsip:
- Bermakna:
Mengaitkan materi dengan kehidupan lokal siswa
- Berkesadaran:
Melibatkan observasi dan perhatian penuh terhadap lingkungan budaya
|
Mengaplikasi
(Menggembirakan) 35 menit
|
Tujuan: Siswa mengolah dan
menerapkan pengetahuan melalui kerja kreatif dan diskusi kritis
Waktu
|
Aktivitas
Pembelajaran
|
5’
|
Pembentukan
kelompok kecil (4–5 siswa per kelompok)
|
30’
|
Proyek
Mini Kelompok:
|
Siswa memilih
salah satu budaya/tradisi lokal (bebas dari daerah manapun), lalu:
|
|
- Mengidentifikasi dampaknya akibat perubahan
iklim
- Merancang solusi adaptasi atau pelestariannya
Disajikan dalam bentuk poster digital/manual atau presentasi
visual |
| 20’ | Presentasi dan saling menanggapi antar kelompok
(komunikatif & membangun argumen) |
| 5’ | Voting sederhana: “Proyek mana yang paling inspiratif dan bisa
diterapkan?” (menggunakan stiker/kartu suara) |
Prinsip:
- Kreatif: Siswa menciptakan
karya budaya-iklim yang solutif
- Kritis: Analisis dampak dan solusi
- Joyful: Aktivitas visual, teamwork, dan presentasi
menyenangkan
|
Merefleksi (Berkesadaran)
20 menit
|
Tujuan: Siswa merenungkan
makna pembelajaran dan menumbuhkan kesadaran aksi
Waktu
|
Aktivitas Pembelajaran
|
10’
|
Refleksi Individu:
|
Siswa menulis pada
kertas/jurnal:
|
|
“Apa satu hal tentang budaya lokal yang ingin aku
jaga di tengah perubahan iklim?”
“Apa yang bisa aku lakukan mulai sekarang?” |
| 10’ | Forum berbagi pengalaman (3–4 siswa secara sukarela membacakan
refleksinya di depan kelas) |
| 5’ | Guru memberikan penguatan dan apresiasi atas kreativitas dan
kedalaman berpikir siswa |
| 5’ | Penutup dengan video motivasi pendek atau lagu daerah bertema
alam dan tradisi (misalnya: lagu “Tanah Air” atau “Desaku”) |
Prinsip:
- Berkesadaran: Membangun koneksi
pribadi terhadap budaya dan lingkungan
- Bermakna: Refleksi membawa
makna pada kehidupan nyata
- Menggembirakan:
Aktivitas ditutup dengan nada positif dan inspiratif
Kesimpulan Tabel Rangkuman
Tahap
|
Durasi
|
Fokus Kegiatan
|
Dimensi P5
|
Memahami
|
40 menit
|
Visualisasi, analisis,
diskusi, pemahaman konsep
|
Penalaran kritis,
komunikasi
|
Mengaplikasi
|
60 menit
|
Proyek mini, diskusi
kelompok, presentasi, voting
|
Kreativitas, komunikasi,
kritis
|
Merefleksi
|
30 menit
|
Jurnal pribadi, berbagi
makna, apresiasi, video/lagu penutup
|
|
|
PENUTUP (berkesadaran,
bermakna) 5
menit
|
1. Refleksi Materi (±5
menit)
- Guru mengajak siswa mengulang secara lisan poin
penting:
“Apa saja dampak perubahan iklim terhadap budaya
lokal?”
“Apa contoh nyata dari Indonesia dan dunia?”
- Gunakan strategi Think-Pair-Share:
“Berbicaralah dengan teman sebangkumu: budaya apa
yang kalian kenal dan mungkin terpengaruh iklim?”
2. Refleksi Akhir
Pembelajaran (±5 menit)
- Guru mengajukan pertanyaan reflektif:
“Apa hal baru yang kamu pelajari hari ini?”
“Mengapa penting bagi kita untuk menjaga budaya di tengah perubahan iklim?”
“Apa yang akan kamu lakukan untuk ikut berkontribusi?”
- Siswa menuliskan 1 kalimat refleksi pada kertas
kecil atau Padlet kelas.
3. Motivasi Penutup (±3 menit)
- Guru menyampaikan pesan penguatan dan
inspiratif, misalnya:
“Kita tidak hanya belajar tentang perubahan iklim
dan budaya hari ini, kita sedang belajar menjadi penjaga warisan budaya
Indonesia di tengah dunia yang terus berubah. Kalian adalah generasi
pelindung nilai, bukan hanya penonton perubahan.”
- Tambahkan kutipan inspiratif atau video pendek
bertema budaya dan alam.
4. Tugas untuk Pertemuan
Berikutnya (±2 menit)
Tugas eksploratif:
Mintalah siswa mencari satu budaya atau tradisi dari daerah lain (di luar
Jawa) yang:
- Terancam oleh perubahan iklim atau
- Sedang beradaptasi dengan kondisi iklim baru
Tugas disajikan dalam bentuk:
- Artikel pendek (1 halaman), atau
- Slide/infografis (1 slide), atau
- Video pendek (maks. 1 menit)
Catatan: Akan
dipresentasikan minggu depan dalam sesi “Galeri Budaya Ramah Iklim” di kelas.
|
ASESMEN PEMBELAJARAN
|
Asesmen pada Awal Pembelajaran
|
Tujuan Asesmen Awal:
- Mengetahui pengetahuan awal siswa tentang
perubahan iklim dan budaya
- Menggali pengalaman atau keterpaparan siswa
terhadap budaya lokal dan fenomena iklim
- Mengukur kesiapan berpikir kritis dan
menghubungkan isu global dengan konteks lokal
Jenis dan Bentuk Instrumen
Asesmen
- Jenis: Non-Tes, Diagnostik Formatif
- Bentuk Instrumen: Kuesioner
campuran (pilihan ganda + jawaban singkat/refleksi)
- Waktu pengerjaan: ±10
menit
- Media: Google Form / Lembar Kertas / LMS Kelas (jika
daring)
Contoh 5
Pertanyaan/Pernyataan Asesmen Awal
- (Pilihan Ganda)
Apa yang dimaksud dengan perubahan iklim?
a. Pergantian musim setiap tahun
b. Perubahan cuaca harian
c. Perubahan suhu dan pola cuaca jangka panjang
d. Hujan deras yang tiba-tiba
- (Isian Singkat)
Sebutkan satu contoh tradisi atau adat istiadat di daerahmu yang
berkaitan dengan alam atau musim!
- (Pilihan Ganda)
Menurut pendapatmu, apakah perubahan iklim bisa memengaruhi tradisi
budaya masyarakat?
a. Ya, sangat berpengaruh
b. Mungkin, tapi tidak signifikan
c. Tidak berpengaruh sama sekali
d. Tidak tahu
- (Skala Likert / Pernyataan Sikap)
Saya merasa tertarik untuk mempelajari hubungan antara perubahan
iklim dan budaya lokal.
(1) Sangat tidak setuju — (5) Sangat setuju
- (Isian Singkat)
Apa yang ingin kamu ketahui atau pelajari tentang dampak perubahan
iklim terhadap budaya Indonesia atau dunia?
Hasil Asesmen Ini Dapat
Digunakan Untuk:
- Menentukan strategi pembelajaran yang tepat
(visual, cerita lokal, diskusi)
- Memetakan pengalaman budaya lokal siswa
yang bisa dimasukkan ke dalam materi
- Menyesuaikan tingkat kedalaman analisis
dan kegiatan eksploratif
|
Asesmen pada Proses Pembelajaran
|
Tujuan Asesmen Formatif
- Mengukur sejauh mana siswa memahami materi inti
selama proses pembelajaran berlangsung
- Memberikan umpan balik cepat untuk perbaikan
pemahaman
- Menyesuaikan langkah lanjutan guru dalam
pembelajaran
- Menumbuhkan kesadaran belajar mandiri pada
siswa
Jenis dan Bentuk Instrumen
Jenis
|
Bentuk Instrumen
|
Karakteristik
|
Non-tes
|
Kuis ringan/check-in
pemahaman
|
3–5 soal ringkas (bisa
lisan atau tertulis)
|
Tes
|
Lembar isian atau tabel
analisis
|
Siswa menghubungkan dampak
dengan sektor tertentu
|
Observasi
|
Lembar penilaian diskusi/presentasi
|
Rubrik keterlibatan dan
penguasaan materi
|
Refleksi
|
Jurnal/refleksi 1 paragraf
|
Menilai persepsi siswa
tentang apa yang ia pahami
|
Instrumen Sederhana
1. Kuis Ringkas (Lisan /
Tertulis)
(Pilih Ganda - Kuis di
tengah pembelajaran)
Soal:
- Apa sektor ekonomi yang paling rentan terhadap
perubahan iklim?
a. Transportasi
b. Pertanian
c. Keuangan
d. Perdagangan elektronik
- Salah satu dampak perubahan iklim pada sektor
perikanan adalah…
a. Naiknya hasil tangkapan
b. Perubahan migrasi ikan
c. Lebih banyak ikan tropis
d. Air laut menjadi lebih tawar
2. Tabel Koneksi Dampak dan
Sektor (Tulisan Ringan 10 Menit)
Dampak Perubahan Iklim
|
Sektor Ekonomi/Sosial
yang Terkena Dampak
|
Kenaikan suhu udara
|
..............................................
|
Perubahan musim tanam
|
..............................................
|
Banjir di kawasan
perkotaan
|
..............................................
|
Peningkatan penyakit
pernapasan
|
..............................................
|
Gangguan jaringan
transportasi wisatawan
|
..............................................
|
(Siswa mengisi kolom kanan dengan jawaban
berdasarkan hasil belajar)
3. Lembar Observasi Diskusi
Kelompok
Nama Siswa
|
Aktif Bertanya
|
Menghubungkan Ide
|
Menyampaikan Pendapat
|
Pemahaman Materi
|
……………………
|
V / X
|
V / X
|
V / X
|
Baik / Cukup / Kurang
|
(Diisi guru selama diskusi atau presentasi kelompok)
4. Refleksi Individu Akhir
Sesi
Tugas tertulis 1 paragraf:
“Tuliskan satu hal yang kamu pahami dengan baik
tentang dampak perubahan iklim terhadap kehidupan ekonomi atau sosial, dan
satu hal yang masih ingin kamu tanyakan.”
Kegunaan Asesmen Formatif
Ini:
- Memberi umpan balik cepat kepada siswa
dan guru
- Memastikan proses belajar tidak terputus
- Menyesuaikan pendekatan penguatan materi bila
banyak siswa masih belum paham
|
Asesmen pada Akhir Pembelajaran
|
Tujuan Asesmen Sumatif
- Menilai pemahaman konsep perubahan iklim
dan dampaknya terhadap budaya
- Mengukur kemampuan analisis dan komunikasi
siswa
- Mengetahui sejauh mana siswa mampu memberikan gagasan
kreatif dan solutif
Jenis dan Bentuk Instrumen
Jenis
|
Bentuk
Instrumen
|
Karakteristik
|
Tes tertulis
|
Pilihan ganda, isian
singkat, dan uraian
|
Untuk mengukur pemahaman
pengetahuan faktual dan konseptual
|
Non-tes proyek
|
Produk kreatif (poster,
artikel pendek, video)
|
Untuk mengukur
keterampilan berpikir kritis dan kreatif
|
Presentasi lisan
|
Presentasi hasil proyek
mini kelompok/individu
|
Untuk menilai komunikasi,
pemahaman, dan kerja tim
|
Contoh Instrumen Tes
Tertulis (Gabungan Format)
Bagian A – Pilihan Ganda (2
soal)
- Tradisi “Sedekah Laut” yang dilakukan oleh
masyarakat pesisir terganggu akibat:
a. Perubahan teknologi
b. Kenaikan permukaan air laut
c. Kemajuan budaya modern
d. Kebutuhan ekonomi
- Salah satu dampak perubahan iklim terhadap
kebudayaan di Kutub Utara adalah:
a. Meningkatnya jumlah turis budaya
b. Hilangnya rumah adat karena mencairnya es
c. Tradisi membajak sawah menjadi lebih mudah
d. Masyarakat lebih mudah berburu paus
Bagian B – Isian Singkat (1
soal)
- Sebutkan dua contoh dampak perubahan
iklim terhadap budaya lokal di Indonesia!
Bagian C – Uraian (1 soal)
- Jelaskan bagaimana perubahan musim dapat
memengaruhi pelaksanaan upacara adat di suatu daerah! Berikan contoh
nyata dan usulan solusinya.
Alternatif Asesmen Proyek
(Sumatif Non-Tes)
Tugas Proyek:
Buatlah poster edukatif
atau artikel pendek bertema:
“Budaya Lokal dan Perubahan Iklim: Apa yang Bisa Kita Lakukan?”
Isi minimal:
- Deskripsi budaya/tradisi lokal yang terdampak
- Penjelasan penyebab gangguan tersebut
- Usulan langkah pelestarian yang bisa dilakukan
oleh generasi muda
Bisa dikerjakan individu atau kelompok
kecil (2–3 orang)
Disajikan dalam bentuk cetak atau
digital (infografis, presentasi, artikel)
Asesmen Lisan / Presentasi
Presentasikan
proyek/poster/artikel secara lisan di depan kelas
Kriteria penilaian:
- Kejelasan ide (konten)
- Keterkaitan dengan isu perubahan iklim dan
budaya
- Kreativitas tampilan atau penyampaian
- Keterlibatan tim (jika kelompok)
Rubrik Penilaian Umum
(Ringkas)
Aspek
Dinilai
|
Skor
Maksimal
|
Pemahaman konsep budaya
dan iklim
|
20
|
Analisis dan penalaran
kritis
|
20
|
Kreativitas dan kerapian
karya
|
20
|
Relevansi dan kebermaknaan
isi
|
20
|
Kemampuan komunikasi (jika
lisan)
|
20
|
Total
|
100
|
Jika Anda menginginkan, saya
dapat bantu membuat:
- Template lembar soal
- Format rubrik penilaian proyek
- Desain poster tugas untuk siswa
- Versi Google Form kuis sumatif yang otomatis
nilai.
|
Asesmen
dalam pembelajaran mendalam disesuaikan dengan assessment as learning,
assessment for learning, dan assessment of learning. Tentukan metode atau
cara yang digunakan secara komprehensif untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik. Contoh: Tes tertulis, Tes lisan, Penilaian Kinerja, Penilaian
Proyek, Penilaian Produk, Observasi, Portofolio, Peer Assessment, Self
Assessment, penilaian berbasis kelas, dan sebagainya.
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar