Sebenarnya, ingin kujemput langkahmu dalam diam,
menggapai jarak yang terlalu jauh untuk kusapa.
Kau seperti langit senja di seberang lautan,
indah namun tak pernah mendekat, samar dalam pandangan.
Aku berdiri di tepian waktu, mencari celah kau lewat,
namun angin hanya membawa kabar bisu, tak memberiku arah.
Di mana aku bisa menunggumu, bila jarak begitu kejam?
Hati ini telah lelah berharap, namun tetap ingin, tetap mendamba.
Kutitip rindu pada bulan yang kau pandang di kejauhan,
agar kau tahu, di sini ada yang menanti, dalam senyap.
Bersama desir angin malam, kusebut namamu tanpa suara,
menunggu hingga kau kembali, meski mungkin tak pernah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar