Aku mengharapmu dalam sunyi yang dalam,
di sudut sepi, tanpa jejak langkahmu yang datang.
Kehadiranmu—bayangan manis yang kerap kuelakkan,
sebab aku takut, kau akan meruntuhkan bahagia yang kurangkai perlahan.
Namun rinduku beriak, bergelombang tanpa jeda,
menyusup lembut di sela hati yang enggan terpuruk.
Seolah kau cahaya yang kurindu tapi tak berani kugapai,
lalu di pertemuan ini, aku mendua dalam bayang semu dan nyata.
Oh, andai kau tahu, rasa ini kuikat erat pada angin malam,
biar hanya ia yang tahu, tentang aku yang ingin dan tak ingin.
Aku berbisik pada kesunyian yang mengerti—
bahwa kau, adalah rindu yang kusesali tapi tak bisa kuhindari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar