Senin, 13 Januari 2020

Eco teknologi di SMPN 22 Malang Alat pencacah sampah daun kering dari meja belajar siswa


    Alat pencacah sampah daun kering dari meja belajar siswa

SMPN 22 adalah sekolah adiwiyata nasional yang akan menuju ke adiwiyata mandiri, sebagai sekolah adiwiyata sudah barang tentu disekolah banyak sekali tanaman, baik tanaman kecil maupun tanaman besar. Dengan berbagai jenis tanaman yang banyak dan bervariatif tentu saja akan menghadapi sampah yang juga banyak khususnya sampah daun yang tentu saja menjadi masalah tersendiri bagi sekolah. Berangkat dari peta isu sampah yang menyebutkan bahwa sampah daun kering sangat banyak apalagi ketika musim kemarau dan angin yang sangat kencang, betul-betul sangat mengganggu sehingga mendesak untuk dicarikan solusi. Bayaknya material sisa bangunan disekolah menjadi pendorong untuk membuat alat yang dapat digunakan sebagai alat pencacah sampah khususnya daun kering. Material yang ada di sekolah seperti meja belajar sangat banyak sekali begitu juga kayu, besi sisa bangunan bahkan sepeda lama yang sudah rusak. Berangkat dari barang-barang tersebut munculah ideuntuk membuat alat ini
Untuk membuat alat tersebut  bahan yang dibutuhkan
1.                   Meja belajar siswa
2.                   Beton neser ukuran 10’
3.                   Besi As
4.                   Rantai sepeda
5.                   Gir sepeda
6.                   Bering
7.                   Sepeda Angin
8.                   Tong bekas
9.                   Besi baja
Dari alat –alat tersebut dirangkai sehingga menjadi alat pencacah sampah dengan menggunakan tenaga manusia sebagai pengayuh.
Cara kerja alat ini sangat sederhana tinggal memasukkan sampah daun kering kedalam wadah yang ada, kemudian sepeda dikayuh sehingga alat pencacah berputar, melalui pisau yang ada didalamnya daun-daun kering ini dihancurkan hingga bisa melewati alat penyaring yang ada dibawahnya. Maka jadilah sampah daun kering  kecil-kecil sehingga lebih mudah untuk dijadikan kompos.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar