Saputangan yes, tisu no Menyambut green school vestival
Oleh : Drs. Sumarno guru SMPN 22 Malang
Budaya membawa saputangan untuk
menyeka keringat sudah mulai hilang, sekarang hampir semua orang lebih suka
menggunakan tisu untuk membasuh keringat yang berlebihan, tahukah bahwa tisu
yang kita gunakan turut menyumbang habisnya hutan di Indonesia ?
Cara pembuatan Tisu
Berapa hutan kita habis setiap tahunnya.
Keuntungan menggunakan saputangan
adalah hemat sekali beli bisa digunakan berulang kali, lebih bersih karena bisa
dicuci setiap saat, lebih menyerap
keringat dan tidak menggandung zat
pemutih yang berbahaya bagi kulit. Lalu menggapa kita tidak kembali menggunakan saputangan dalam memenuhi
kebutuhan kita sehari-hari?.
Mengapa SMPN 22 Malang mewajibkan
seluruh siswa untuk membawa saputangan setiap hari dan melarang membawa tisu
kesekolah ?. hal ini tidak terlepas dari penanaman pendidikan karakter untuk
mencitai lingkungan, menanamkan pembiasaan pada siswa tidak bisa hanya
diajarkan lewat lisan saja tetapi harus dilakukan dan diaplikasikan, dengan
tidak menggunakan tisu dalam kehidupan sehari-hari berarti telah berpartisipasi
dalam menjaga kelestarian hutan, mencintai hutan bukan hanya sekedar retorika
semata tetapi kita harus berbuat sesuatu, mulai dari menanam, merawat, menjaga
dan yang tidak kalah penting adalah meminimalkan pemakaian produk-produk yang
menggunakan bahan dasar hasil hutan, dengan meminimalkan penggunakan
produk-produk berbahan dasar hasil hutan berarti kita telah turut serta dalam menjaga
kelestarian hutan, Kalau bukan kita yang
memulai lalu menunggu siapa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar