Selasa, 14 Januari 2020

Program Zero Tisu di SMPN 22 MAlang


Saputangan yes, tisu no Menyambut green school vestival
Oleh : Drs. Sumarno guru SMPN 22 Malang



Budaya membawa saputangan untuk menyeka keringat sudah mulai hilang, sekarang hampir semua orang lebih suka menggunakan tisu untuk membasuh keringat yang berlebihan, tahukah bahwa tisu yang kita gunakan turut menyumbang habisnya hutan di Indonesia ?
Cara pembuatan Tisu
Berapa hutan kita habis setiap tahunnya.

Keuntungan menggunakan saputangan adalah hemat sekali beli bisa digunakan berulang kali, lebih bersih karena bisa dicuci setiap saat,  lebih menyerap keringat dan  tidak menggandung zat pemutih yang berbahaya bagi kulit. Lalu menggapa kita tidak  kembali menggunakan saputangan dalam memenuhi kebutuhan kita sehari-hari?.
Mengapa SMPN 22 Malang mewajibkan seluruh siswa untuk membawa saputangan setiap hari dan melarang membawa tisu kesekolah ?. hal ini tidak terlepas dari penanaman pendidikan karakter untuk mencitai lingkungan, menanamkan pembiasaan pada siswa tidak bisa hanya diajarkan lewat lisan saja tetapi harus dilakukan dan diaplikasikan, dengan tidak menggunakan tisu dalam kehidupan sehari-hari berarti telah berpartisipasi dalam menjaga kelestarian hutan, mencintai hutan bukan hanya sekedar retorika semata tetapi kita harus berbuat sesuatu, mulai dari menanam, merawat, menjaga dan yang tidak kalah penting adalah meminimalkan pemakaian produk-produk yang menggunakan bahan dasar hasil hutan, dengan meminimalkan penggunakan produk-produk berbahan dasar hasil hutan berarti kita telah turut serta dalam menjaga kelestarian hutan,  Kalau bukan kita yang memulai lalu menunggu siapa?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar