Senin, 10 Juni 2024

Candi Jago: Sejarah, Deskripsi, dan Bukti-Bukti Prasasti

 Sejarah Candi Jago

Candi Jago, yang terletak di desa Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, adalah salah satu candi peninggalan Kerajaan Singhasari yang paling terkenal. Candi ini didirikan pada abad ke-13, sekitar tahun 1268-1280 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Wisnuwardhana, raja Singhasari. Candi ini dibangun untuk menghormati dan mengenang Raja Wisnuwardhana, yang setelah wafatnya disebut dengan nama abhiseka “Sri Jaya Wisnuwardhana”.

Deskripsi Candi Jago

Candi Jago memiliki arsitektur yang unik dan berbeda dari kebanyakan candi di Jawa Timur. Candi ini berbentuk teras bertingkat dengan empat tingkatan yang semakin ke atas semakin mengecil, mirip dengan candi punden berundak. Struktur ini memberikan kesan megah dan sakral, mencerminkan tingkatan spiritual yang meningkat menuju puncak tertinggi.

Ukiran Relief Candi Jago terkenal dengan ukiran relief yang menghiasi dindingnya. Relief ini menggambarkan berbagai cerita dari kitab-kitab suci Hindu dan Buddha, seperti Pararaton, Kunjarakarna, Arjunawiwaha, dan Kresnayana. Relief-relief ini tidak hanya menggambarkan cerita-cerita epik tetapi juga mengandung makna moral dan spiritual yang mendalam. Candi Jago terkenal dengan ukiran relief yang kaya dan penuh detail, menggambarkan berbagai cerita dari kitab-kitab suci Hindu dan Buddha serta cerita-cerita lokal. Relief-relief ini tidak hanya indah secara estetika tetapi juga sarat dengan makna simbolis dan moral. Berikut adalah beberapa cerita utama yang digambarkan dalam relief Candi Jago:

1. Kresnayana

Kresnayana adalah salah satu cerita yang diukir di Candi Jago, menggambarkan kehidupan dan petualangan Sri Krishna, salah satu inkarnasi Dewa Wisnu dalam tradisi Hindu. Relief ini menceritakan berbagai episode dari kehidupan Krishna, termasuk masa kecilnya yang penuh keajaiban, pertarungannya melawan berbagai raksasa, serta perannya sebagai penasihat dan pahlawan dalam perang besar.

Detail Relief

Krishna sebagai Baladewa: Relief ini menggambarkan Krishna sebagai seorang anak yang penuh keajaiban, memainkan seruling dan menarik hati para gopi (penggembala wanita)

Pertarungan Melawan Kaliya: Krishna digambarkan menaklukkan ular raksasa Kaliya di sungai Yamuna, sebuah simbol kemenangan kebaikan atas kejahatan2. 

Arjunawiwaha

Arjunawiwaha adalah kisah dari epos Mahabharata yang menceritakan perjalanan spiritual Arjuna untuk mendapatkan senjata ilahi guna menghadapi perang besar di Kurukshetra. Dalam relief ini, berbagai tahapan perjalanan dan pertarungan Arjuna dengan para raksasa dan dewa-dewa ditampilkan dengan rinci.

Detail Relief

Meditasi Arjuna: Arjuna digambarkan dalam posisi meditasi di Gunung Indrakila, di mana ia menerima penglihatan dan berkat dari dewa Siwa.

Pertarungan Melawan Raksasa: Relief ini menunjukkan keberanian dan keterampilan Arjuna dalam bertarung melawan raksasa Niwatakawaca yang mengancam surga.

Pararaton

Pararaton, juga dikenal sebagai "Kitab Raja-Raja," adalah naskah sejarah Jawa yang mengisahkan kehidupan dan peristiwa penting para raja di Jawa, terutama Ken Arok, pendiri Kerajaan Singhasari. Meskipun tidak semua bagian Pararaton diukir dalam relief, beberapa episode penting digambarkan dengan jelas.

Detail Relief

Ken Arok dan Ken Dedes: Relief ini menggambarkan pertemuan Ken Arok dengan Ken Dedes, yang kemudian menjadi permaisuri dan memberikan legitimasi politik bagi Ken Arok.

Pembunuhan Tunggul Ametung: Kisah pengkhianatan dan pembunuhan Tunggul Ametung oleh Ken Arok ditampilkan dalam relief sebagai bagian dari perjalanan politik yang dramatis.

4. Kunjarakarna

Kunjarakarna adalah cerita dari tradisi Buddha yang menceritakan seorang raksasa bernama Kunjarakarna yang mencari penebusan dan pencerahan. Relief ini menyoroti perjalanan spiritual dan moral, menekankan pentingnya kebijaksanaan dan kebaikan hati.

Detail Relief

Pertemuan dengan Buddha: Kunjarakarna digambarkan bertemu dengan Buddha dan mendengarkan ajaran-ajarannya, yang membimbingnya menuju pencerahan.

Perjalanan ke Neraka: Salah satu bagian menarik dari relief ini adalah perjalanan Kunjarakarna ke neraka, di mana ia menyaksikan hukuman bagi jiwa-jiwa yang berdosa, yang kemudian menginspirasinya untuk menjalani kehidupan yang benar.

5. Cerita Tantri Kamandaka

Tantri Kamandaka adalah kumpulan cerita moral yang diambil dari tradisi sastra India, mirip dengan cerita binatang dalam Panchatantra. Cerita-cerita ini biasanya menggambarkan kebijaksanaan dan kecerdikan melalui tokoh-tokoh hewan.

Detail Relief

Cerita Kancil dan Buaya: Salah satu relief menggambarkan cerita Kancil yang cerdik menipu buaya untuk menyeberangi sungai. Cerita ini mengajarkan pentingnya kecerdikan dan kebijaksanaan.

Cerita Burung dan Kura-Kura: Relief ini menampilkan kisah burung dan kura-kura yang mengajarkan tentang persahabatan dan kerja sama.

Bentuk dan Struktur Candi Jago memiliki bentuk yang lebih rendah dibandingkan candi-candi lainnya karena sebagian besar strukturnya telah rusak akibat gempa bumi pada masa lalu. Meski begitu, sisa-sisa struktur yang ada tetap menunjukkan keindahan dan keunikan arsitektur candi ini.

Bahan dan Konstruksi Candi ini terbuat dari batu andesit, yang merupakan bahan umum yang digunakan dalam konstruksi candi-candi di Jawa Timur. Batu-batu ini disusun dengan presisi untuk membentuk struktur yang kuat dan tahan lama.

Bukti-Bukti Prasasti

Prasasti Mula Malurung Prasasti ini adalah salah satu bukti penting yang mengaitkan Candi Jago dengan Kerajaan Singhasari. Prasasti Mula Malurung menyebutkan nama Raja Wisnuwardhana dan menguraikan beberapa aspek pemerintahan dan kehidupan sosial pada masa itu. Meskipun prasasti ini tidak ditemukan di lokasi candi, isinya memberikan konteks historis yang relevan untuk memahami peran dan pentingnya Candi Jago.

Prasasti Gajah Mada Prasasti ini, meskipun lebih terkenal dalam konteks Kerajaan Majapahit, juga memberikan informasi mengenai hubungan antara Singhasari dan Majapahit, serta peran penting candi-candi seperti Candi Jago dalam praktik keagamaan dan politik kerajaan.

Penelitian dan Restorasi

Candi Jago telah menjadi subjek penelitian arkeologis selama bertahun-tahun. Berbagai upaya restorasi telah dilakukan untuk melestarikan dan menjaga keaslian candi ini. Penelitian ini mencakup analisis ukiran relief, struktur arsitektur, dan penggalian di sekitar lokasi candi untuk menemukan artefak dan bukti sejarah lainnya.

Kesimpulan

Candi Jago adalah salah satu peninggalan bersejarah yang penting dari Kerajaan Singhasari, mencerminkan kemegahan dan kebudayaan masa lalu. Dengan relief yang indah dan arsitektur yang unik, candi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pemujaan tetapi juga sebagai monumen yang menyimpan banyak cerita dan nilai-nilai sejarah. Bukti-bukti prasasti seperti Prasasti Mula Malurung memberikan konteks historis yang memperkaya pemahaman kita tentang candi ini dan peran pentingnya dalam sejarah Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar