Senin, 10 Juni 2024

Candi Kidal: Sejarah dan Deskripsi


Candi Kidal terletak di desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi ini dibangun pada abad ke-13 dan merupakan peninggalan dari Kerajaan Singhasari. Candi Kidal dibangun untuk menghormati Raja Anusapati, yang merupakan raja kedua dari dinasti Rajasa. Anusapati adalah putra Ken Dedes dengan Tunggul Ametung, dan ia naik tahta setelah kematian Ken Arok. Candi ini berfungsi sebagai tempat pemujaan sekaligus makam raja.

Deskripsi Arsitektur Candi Kidal

  1. Struktur dan Bentuk

    • Candi Kidal memiliki struktur persegi dengan tinggi sekitar 12,5 meter. Candi ini berdiri di atas batur (dasar) setinggi 2 meter yang dihiasi dengan berbagai relief dan ornamen.
    • Bagian utama candi terdiri dari tiga tingkatan yang semakin ke atas semakin kecil, yang melambangkan tingkatan spiritual dan kedekatan dengan dewa-dewa.
    • Pintu masuk candi menghadap ke barat, dan di atasnya terdapat kala-makara, ornamen khas candi Jawa Timur.
  2. Material

    • Candi ini terbuat dari batu andesit, yang merupakan bahan umum untuk konstruksi candi pada masa itu. Batu-batu ini disusun dengan teknik presisi yang menunjukkan keahlian tinggi dalam arsitektur.
  3. Relief dan Hiasan

    • Candi Kidal dihiasi dengan berbagai relief yang mengandung makna simbolis dan spiritual. Salah satu relief paling terkenal adalah Relief Garuda yang terletak di bagian tengah dinding candi.

Penjelasan tentang Relief Garuda di Candi Kidal

Cerita Garudeya

Relief Garuda di Candi Kidal menggambarkan cerita Garudeya, yang berasal dari mitologi Hindu. Garuda adalah seekor burung mitologis yang menjadi wahana (kendaraan) Dewa Wisnu. Cerita Garudeya menceritakan perjuangan Garuda untuk membebaskan ibunya dari perbudakan dengan mendapatkan Amrita, minuman keabadian.

Detail Relief Garuda

  1. Relief Utama

    • Relief utama di Candi Kidal menggambarkan Garuda dengan tubuh manusia dan kepala serta sayap burung. Garuda digambarkan dalam posisi yang gagah, menunjukkan kekuatannya sebagai makhluk ilahi.
    • Garuda sedang membawa kendi Amrita, minuman keabadian, yang diperolehnya setelah melalui berbagai rintangan dan pertarungan dengan para dewa dan makhluk lain.
  2. Makna Simbolis

    • Relief Garuda melambangkan kebebasan, keberanian, dan pengorbanan. Garuda yang berjuang untuk membebaskan ibunya dari perbudakan adalah simbol perjuangan dan pengorbanan untuk kebebasan dan keadilan.
    • Selain itu, Garuda sebagai wahana Dewa Wisnu juga melambangkan kekuatan dan kekuasaan ilahi. Relief ini mengingatkan bahwa kekuatan yang sejati berasal dari kebajikan dan keadilan.
  3. Pengaruh Budaya

    • Cerita Garudeya dan relief Garuda menunjukkan pengaruh kuat dari budaya Hindu di Jawa pada masa Kerajaan Singhasari. Penggambaran ini juga mencerminkan integrasi nilai-nilai Hindu dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat Jawa pada masa itu.

Kesimpulan

Candi Kidal adalah salah satu candi peninggalan Kerajaan Singhasari yang kaya akan nilai sejarah dan budaya. Relief Garuda di candi ini menggambarkan cerita Garudeya dari mitologi Hindu, yang penuh dengan makna simbolis tentang keberanian, kebebasan, dan pengorbanan. Keindahan dan detail relief ini menunjukkan keahlian tinggi para seniman masa lalu serta pentingnya nilai-nilai spiritual dalam kehidupan masyarakat pada masa itu. Candi Kidal tidak hanya merupakan tempat pemujaan tetapi juga warisan budaya yang berharga bagi sejarah Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar