IDENTIFIKASI
|
Peserta
Didik
|
1. Pengetahuan Awal Peserta Didik
- Sebagian
besar peserta didik kelas IX telah memperoleh dasar-dasar pemahaman IPS
dari kelas VII dan VIII, termasuk materi tentang kehidupan sosial,
sejarah Indonesia, peta dan kondisi geografis, serta kegiatan ekonomi
masyarakat.
- Pengetahuan
awal mereka bervariasi tergantung pada pengalaman sebelumnya, akses
terhadap sumber belajar, dan perhatian saat pembelajaran daring atau
luring di kelas sebelumnya.
- Beberapa
siswa memiliki kesenjangan pengetahuan dalam topik-topik yang lebih
abstrak seperti dampak globalisasi, integrasi nasional, dan ekonomi
digital, yang menjadi materi kelas IX.
2. Minat Belajar Peserta Didik
- Minat terhadap IPS bervariasi: siswa umumnya
menyukai materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti
keragaman budaya, bencana alam, dan isu sosial di media.
- Siswa kurang tertarik pada materi yang bersifat
teoritis atau penuh hafalan, seperti definisi atau konsep sosiologis
yang abstrak.
- Mereka menunjukkan minat lebih tinggi jika
materi dikaitkan dengan kisah nyata, fenomena lokal, film dokumenter,
atau aktivitas praktik seperti wawancara, studi lapangan mini, dan
proyek sosial.
3. Latar Belakang Sosial dan
Ekonomi
- Siswa
berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang beragam, termasuk anak
petani, pedagang, pekerja industri, ASN, hingga pengusaha kecil.
- Perbedaan
latar belakang ini memengaruhi cara pandang siswa terhadap topik seperti
kesenjangan sosial, kemiskinan, dan pembangunan.
- Sebagian
siswa tinggal di daerah pinggiran atau daerah rawan banjir, yang relevan
dengan materi IPS tentang kondisi geografis dan mitigasi bencana,
sehingga bisa dijadikan sumber pengalaman belajar kontekstual.
4. Kebutuhan Belajar
- Siswa
membutuhkan pembelajaran yang kontekstual, aktif, dan visual, seperti
penggunaan video, peta tematik, infografis, dan simulasi peran.
- Beberapa
siswa membutuhkan remedial atau penguatan untuk literasi dasar (membaca
pemahaman) dan numerasi, terutama saat menghadapi materi statistik,
grafik, dan data sosial.
- Siswa
memerlukan penguatan karakter dan kesadaran sosial, terutama dalam
materi yang berkaitan dengan toleransi, kejujuran, dan antikorupsi.
5. Gaya Belajar dan Karakteristik Lainnya
- Banyak
siswa menunjukkan kecenderungan gaya belajar visual dan kinestetik:
mereka lebih mudah memahami jika materi disajikan secara visual atau
disertai aktivitas langsung.
- Kecenderungan
perilaku remaja (kelas IX sebagai masa transisi) membuat mereka lebih
tertarik pada pembelajaran yang menghargai pendapat, melibatkan diskusi,
dan memberi ruang untuk eksplorasi nilai-nilai sosial.
- Siswa
juga menyukai pembelajaran berbasis proyek dan teknologi, seperti
membuat vlog edukatif, presentasi digital, atau menggunakan kuis online
(Kahoot, Quizizz) sebagai evaluasi.
|
Materi
Pelajaran
|
1. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual mencakup informasi dasar yang
harus diketahui siswa, seperti:
- Pengertian integrasi bangsa.
- Arti semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
- Fakta tentang keberagaman Indonesia: adanya
berbagai suku, agama, ras, dan budaya.
- Nilai-nilai dasar dalam Pendidikan Anti Korupsi
dari KPK, seperti kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan, kerja keras,
dan kepedulian.
2. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan konseptual mencakup pemahaman terhadap
hubungan antargagasan dan teori yang lebih luas, seperti:
- Konsep integrasi nasional sebagai upaya
mempersatukan perbedaan untuk mewujudkan keutuhan bangsa.
- Prinsip kebhinekaan sebagai dasar terciptanya
kerukunan dalam masyarakat majemuk.
- Pemahaman tentang masyarakat majemuk dan
pentingnya toleransi.
- Konsep dasar korupsi sebagai penyalahgunaan
kekuasaan atau jabatan untuk kepentingan pribadi, serta dampaknya
terhadap keadilan sosial.
3. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural mencakup langkah-langkah atau
cara melakukan sesuatu secara sistematis, seperti:
- Cara atau strategi untuk mewujudkan integrasi
bangsa, misalnya dengan menghargai perbedaan, aktif dalam kegiatan
gotong royong, menyelesaikan konflik dengan dialog.
- Prosedur penerapan nilai-nilai anti korupsi
dalam kehidupan siswa, seperti membuat komitmen bersama di kelas, atau
menerapkan aturan jujur dalam tugas dan ujian.
- Langkah-langkah untuk melaporkan tindakan tidak
jujur atau yang mengarah pada perilaku koruptif.
4. Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan metakognitif mencakup kesadaran dan
pengendalian terhadap proses berpikir dan belajar sendiri, seperti:
- Kesadaran akan peran diri sebagai bagian dari
bangsa Indonesia yang majemuk.
- Kemampuan untuk merefleksikan apakah tindakan
atau sikapnya sudah mencerminkan nilai-nilai persatuan dan
antikorupsi.
- Strategi untuk memperbaiki diri agar lebih
jujur, toleran, dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
|
Dimensi
Profil Lulusan (DPL)
|
Pilihlah
dimensi profil lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran
|
|
DPL
1
Keimanan dan ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
DPL 2
Kewargaan
DPL
3
Penalaran Kritis
DPL
4
Kreativitas
|
DPL 5
Kolaborasi
DPL
6
Kemandirian
DPL
7
Kesehatan
DPL 8
Komunikasi
|
|
DESAIN PEMBELAJARAN
|
Capaian Pembelajaran
|
Peserta didik memahami upaya masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya
melalui kegiatan ekonomi, harga, pasar, lembaga keuangan, perdagangan
internasional, peran masyarakat dan negara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
di era digital, serta potensi Indonesia menjadi
negara maju
|
Lintas
Disiplin Ilmu
|
1. PPKn
- Nilai-nilai Pancasila sebagai pengikat
integrasi bangsa.
- Pendidikan Anti Korupsi: jenis-jenis korupsi,
dampak korupsi, dan sikap antikorupsi.
- Membangun karakter integritas, jujur, dan bertanggung
jawab.
2. Bahasa
Indonesia
- Menulis teks argumentasi atau pidato persuasif
bertema: "Peran Generasi Muda dalam Menjaga Integrasi Bangsa dan
Mencegah Korupsi"
- Menganalisis opini dan fakta dalam artikel
tentang korupsi dan keberagaman.
3. Matematika
- Menginterpretasi data hasil survei sederhana
tentang sikap siswa terhadap keberagaman dan korupsi (dalam bentuk
diagram batang/lingkaran).
- Menghitung persentase siswa yang memiliki sikap
toleran dan antikorupsi.
4. TIK /
Informatika
- Mendesain poster digital, infografis, atau
video kampanye digital bertema “Bhinneka Itu Kuat, Korupsi Itu Musuh”
- Memanfaatkan platform seperti Canva,
PowerPoint, atau video editor sederhana.
|
Tujuan
Pembelajaran
|
1. Peserta
didik dapat menjelaskan pengertian integrasi bangsa dan prinsip Bhinneka
Tunggal Ika secara lisan maupun tertulis dengan tepat.
2. Peserta
didik dapat mengidentifikasi faktor-faktor pendorong dan penghambat integrasi
bangsa dalam kehidupan masyarakat majemuk.
3. Peserta
didik dapat memberikan contoh nyata strategi mewujudkan integrasi bangsa di
lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
4. Peserta
didik dapat menganalisis hubungan antara sikap antikorupsi dengan upaya
menjaga integrasi bangsa melalui diskusi kelompok.
5. Peserta
didik dapat menyusun kampanye sederhana bertema “Jujur Itu Hebat”
yang mencerminkan nilai kebhinekaan dan integritas.
|
Topik
Pembelajaran
|
Topik Pembelajaran:
"Menjaga Keutuhan
Bangsa di Tengah Keberagaman: Bhinneka Tunggal Ika dan Sikap
Antikorupsi"
Alternatif Topik Lain yang
Relevan:
- "Bersatu dalam Perbedaan: Mewujudkan
Integrasi Bangsa dan Menolak Korupsi"
- "Bhinneka Itu Kekuatan, Korupsi Itu
Ancaman: Strategi Membangun Integrasi Bangsa"
- "Generasi Muda Penjaga Integrasi: Jujur,
Toleran, dan Bertanggung Jawab"
- "Harmoni dalam Kebhinekaan: Integrasi
Sosial dan Budaya Bebas Korupsi"
- "Aku Indonesia, Aku Jujur: Merawat
Persatuan Lewat Tindakan Nyata"
|
Praktik
Pedagogis
|
Project-Based Learning
(PjBL)
Model ini mendorong peserta didik menyelesaikan proyek nyata yang mengasah:
- Penalaran kritis:
menganalisis isu sosial & integrasi bangsa,
- Kreativitas: merancang media
kampanye atau solusi integrasi bangsa,
- Komunikasi: menyampaikan hasil
proyek melalui presentasi/pameran.
Strategi Pembelajaran
Pembelajaran Kolaboratif dan
Reflektif
- Siswa bekerja dalam kelompok heterogen (lintas
latar belakang).
- Guru memfasilitasi sesi refleksi untuk
membangun kesadaran sosial dan nilai antikorupsi.
- Diskusi aktif dan debat etika untuk menggali
makna toleransi dan integritas.
Metode Pembelajaran :
- Diskusi Kelompok Kecil (Small Group Discussion)
Mengembangkan keterampilan komunikasi dan berpikir kritis tentang
tantangan integrasi bangsa.
- Studi Kasus (Case Study)
Menganalisis konflik sosial atau perilaku korupsi yang mengganggu
integrasi.
- Role Play / Simulasi
Menggembirakan dan memperkuat pemahaman nilai kebhinekaan melalui peran
sosial.
- Gallery Walk atau Pameran Karya
Siswa menyajikan karya kampanye “Jujur Itu Hebat”, sekaligus
melatih keberanian dan komunikasi.
- Refleksi Personal
Siswa menulis jurnal atau kesan tentang pentingnya menjaga keutuhan
bangsa dan menolak korupsi.
Ringkasan Integrasi
Pembelajaran Mendalam:
Prinsip
|
Implementasi
|
Berkesadaran
|
Refleksi terhadap nilai
toleransi, kejujuran, dan tanggung jawab sosial.
|
Bermakna
|
Topik dikaitkan langsung
dengan realitas siswa dan peran mereka sebagai warga bangsa.
|
Menggembirakan
|
Metode variatif (role
play, proyek kreatif, pameran) yang melibatkan emosi dan ekspresi siswa.
|
|
Kemitraan
Pembelajaran
|
Mitra Kerja Sama yang
Relevan:
1. Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) – Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat
- Memberikan materi antikorupsi untuk pelajar,
video edukasi, e-book, dan modul.
- Narasumber kegiatan sekolah seperti webinar,
diskusi daring/luring.
- Kolaborasi melalui program JAGA.ID atau Sahabat
PAK (Pendidikan Anti Korupsi).
2. Dinas Pendidikan Kota
- Mendukung program integrasi nilai kebhinekaan
dan antikorupsi dalam pembelajaran.
- Memberi akses pada pelatihan guru dan sumber
belajar.
3. Kepolisian dan Kejaksaan
Wilayah
- Edukasi hukum dan konsekuensi dari korupsi.
- Penyuluhan hukum bertema "Hidup Jujur,
Bebas dari Jerat Hukum."
4. Komite Sekolah dan Orang
Tua Murid
- Menjadi contoh dalam penerapan nilai kejujuran
dan toleransi di lingkungan rumah.
- Dukungan moral dan logistik terhadap kegiatan
pembelajaran atau proyek siswa.
5. Media Lokal atau
Komunitas Digital Edukasi
- Menyebarkan karya kampanye siswa (poster/video
tentang antikorupsi dan keberagaman).
- Kolaborasi dalam produksi konten edukatif
siswa.
6. Alumni Sekolah atau Tokoh
Masyarakat Lokal
- Berbagi pengalaman nyata tentang hidup dalam
keberagaman dan pentingnya integritas pribadi.
- Menjadi mentor atau inspirator dalam kegiatan
kampanye sekolah.
|
Lingkungan
Pembelajaran
|
Ruang fisik harus mendukung interaksi yang aktif dan
kreatif, serta menyediakan suasana yang kondusif untuk diskusi dan
kolaborasi.
- Kelas yang Fleksibel dan Terbuka:
Menggunakan pengaturan meja yang fleksibel (kelompok kecil atau bentuk
U) untuk mendukung diskusi dan kolaborasi kelompok.
- Area Pameran dan Presentasi:
Menyediakan ruang untuk pameran hasil karya siswa, seperti poster,
video kampanye, atau hasil survei yang mengangkat nilai
kebhinekaan dan antikorupsi.
- Pojok Toleransi dan Integritas:
Menyediakan papan atau ruang khusus di dalam kelas yang
menampilkan pesan toleransi, keberagaman, dan antikorupsi
untuk mengingatkan siswa secara terus-menerus.
- Perpustakaan Sekolah dengan Akses Sumber
Belajar:
Menyediakan buku dan materi digital terkait topik kebhinekaan,
sejarah integrasi bangsa, dan pendidikan antikorupsi yang bisa digunakan
oleh siswa untuk penelitian.
2. Budaya Belajar:
Budaya belajar yang dibangun harus mendorong siswa
untuk menjadi pribadi yang toleran, kritik konstruktif, dan berintegritas.
Ini akan menciptakan suasana belajar yang tidak hanya menyenangkan, tetapi
juga mendalam.
- Kolaborasi Antar Siswa:
Menciptakan budaya kerja sama antara siswa dengan latar belakang yang
berbeda melalui proyek kelompok, seperti kampanye integrasi
bangsa atau diskusi tentang dampak korupsi dalam masyarakat.
- Pembelajaran Berbasis Nilai (Value-Based
Learning):
Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap pembelajaran,
seperti kejujuran, toleransi, dan keadilan, yang
selaras dengan tujuan pembelajaran antikorupsi dan integrasi bangsa.
- Refleksi dan Diskusi Kritis:
Membiasakan siswa untuk mendiskusikan dan merefleksikan
topik pembelajaran di kelas maupun di luar kelas, melalui kelompok
kecil, diskusi forum, atau jurnal pribadi untuk
mengasah penalaran kritis.
- Pemanfaatan Lingkungan Sekolah:
Membuat sekolah sebagai tempat yang mencerminkan keberagaman,
misalnya dengan merayakan Hari Kebhinekaan atau minggu anti
korupsi, untuk membentuk budaya positif di lingkungan sekolah.
|
Pemanfaatan
Digital
|
Ruang Virtual:
Ruang virtual akan memberikan akses lebih luas
dan fleksibilitas dalam pembelajaran, memungkinkan keterlibatan
siswa di luar jam sekolah.
- Platform Pembelajaran Online (Google Classroom,
Edmodo, Moodle):
Untuk membagikan materi pembelajaran, tugas diskusi, dan forum
refleksi yang memungkinkan siswa berbagi pendapat tentang
keberagaman dan korupsi dalam kehidupan sehari-hari.
- Media Sosial dan Website Sekolah:
Sebagai tempat untuk kampanye digital yang dilakukan oleh siswa,
seperti video anti korupsi atau poster tentang integrasi
bangsa yang dapat diakses oleh masyarakat.
- Kegiatan Webinar atau Diskusi Virtual:
Mengundang narasumber dari KPK atau organisasi keberagaman
untuk sesi dialog interaktif dengan siswa melalui Zoom
atau Google Meet.
- Simulasi Digital:
Menggunakan aplikasi atau game simulasi yang menggambarkan
masyarakat majemuk dan tantangan integrasi serta masalah korupsi, yang
memungkinkan siswa belajar sambil bermain.
|
PENGALAMAN BELAJAR
|
AWAL (tuliskan
prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna,
menggembirakan)
|
- Orientasi yang
Bermakna (5-7 menit)
- Tujuan: Membantu siswa
memahami pentingnya topik yang akan dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari.
- Kegiatan:
- Membuka diskusi
singkat dengan pertanyaan: "Apa yang kalian ketahui tentang
keberagaman bangsa Indonesia?"
- Tanya jawab: Tanyakan
contoh-contoh situasi yang menunjukkan keberagaman dan tantangan
integrasi bangsa dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun
masyarakat.
- Relevansi materi: Jelaskan bahwa
materi ini akan mengajak siswa untuk memahami bagaimana menjaga
integrasi bangsa melalui toleransi dan menghindari korupsi,
serta pentingnya sikap jujur dan bertanggung jawab dalam
kehidupan sehari-hari.
- Apersepsi yang
Kontekstual (5-7 menit)
- Tujuan: Menghubungkan
pengetahuan siswa sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
- Kegiatan:
- Memutar video
singkat atau menampilkan gambar yang menggambarkan keberagaman
budaya, agama, dan suku di Indonesia, atau bahkan video tentang
kasus korupsi yang mengancam integrasi bangsa.
- Diskusi interaktif: Ajak siswa
untuk mengaitkan gambar/video tersebut dengan pertanyaan seperti, "Bagaimana
korupsi atau ketidakjujuran dapat mengganggu keharmonisan dan
integrasi bangsa?"
- Refleksi: Siswa
menuliskan pendapat singkat tentang pentingnya integrasi bangsa dan
menghindari korupsi di sekitarnya.
- Motivasi yang
Menggembirakan (5 menit)
- Tujuan: Meningkatkan
antusiasme siswa untuk belajar dengan penuh semangat.
- Kegiatan:
- Memberikan
pernyataan positif dan inspiratif: "Setiap dari kita memiliki
peran penting untuk menjaga persatuan bangsa, dan hari ini kita akan
belajar bagaimana menjadi agen perubahan yang jujur dan peduli
terhadap keberagaman!"
- Memberikan
tantangan: "Selama pembelajaran ini, mari kita pikirkan bersama
apa yang bisa kita lakukan untuk mempererat persatuan bangsa dan
mengurangi praktik korupsi, mulai dari diri kita sendiri!"
- Menawarkan
apresiasi: Berikan apresiasi kecil seperti stiker atau pujian
untuk ide-ide positif yang muncul dari siswa.
|
INTI
|
Pada tahap
ini, siswa aktif terlibat dalam pengalaman belajar memahami, mengaplikasi,
dan merefleksi. Guru menerapkan prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna,
menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar tidak
harus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan.
|
Memahami (Bermakna,
Berkesadaran) 40
menit
|
Tujuan: Siswa
memahami konsep integrasi bangsa, kebhinekaan, dan antikorupsi serta
pentingnya setiap konsep dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan
Pembelajaran:
- Pendahuluan
(5 menit):
- Guru
mengingatkan kembali tentang prinsip Bhinneka Tunggal Ika dan anti
korupsi dalam kehidupan sehari-hari, serta mengaitkannya dengan
fenomena sosial terkini.
- Tanya
jawab: Pertanyaan pembuka, "Apa yang dimaksud dengan
keberagaman di Indonesia? Kenapa korupsi bisa merusak integrasi
bangsa?" untuk memancing pemikiran siswa.
- Aktivitas
1 – Penjelasan Konsep (15 menit):
- Presentasi
interaktif oleh guru menggunakan PowerPoint/Google Slides yang
menjelaskan:
- Pengertian
integrasi bangsa: Mencakup kerukunan dan kebersamaan dalam perbedaan
(etnis, agama, budaya, dll).
- Prinsip
kebhinekaan (Bhinneka Tunggal Ika): Menjaga keragaman sebagai kekuatan
bangsa.
- Pendidikan
anti korupsi: Bagaimana korupsi merusak kepercayaan masyarakat dan
mengancam integrasi bangsa.
- Diskusi
kelas: Siswa diminta untuk berdiskusi tentang bagaimana mereka melihat
keberagaman dan tantangan integrasi di sekitar mereka (misalnya, di
sekolah atau dalam keluarga).
- Aktivitas
2 – Studi Kasus (20 menit):
- Kelompok
Kecil (5-6 siswa per kelompok): Guru membagikan kasus-kasus sosial
terkait integrasi bangsa dan korupsi, misalnya:
- Bagaimana
konflik antar kelompok sosial dapat merusak keharmonisan.
- Kasus
korupsi yang mempengaruhi pembangunan dan keadilan sosial.
- Setiap
kelompok mendiskusikan solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada di
kasus tersebut, dan kemudian presentasikan hasil diskusinya di depan
kelas
|
Mengaplikasi
(Menggembirakan) 35 menit
|
Tujuan: Siswa
dapat mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari dalam konteks kehidupan
nyata dan merancang solusi kreatif.
Kegiatan Pembelajaran:
- Aktivitas 1 – Proyek
Kampanye Kebhinekaan dan Anti Korupsi (25 menit):
- Pembagian kelompok: Siswa dibagi dalam
beberapa kelompok kecil (4-5 orang). Setiap kelompok diberi tugas untuk
merancang kampanye yang mempromosikan integrasi bangsa dan
menanggulangi korupsi.
- Proyek:
- Kelompok memilih topik kampanye (contoh:
“Menjaga Toleransi Antar Agama di Sekolah” atau “Korupsi Merusak
Kepercayaan Bangsa”).
- Kelompok membuat poster, video singkat, atau
presentation slide yang akan dipresentasikan di depan kelas.
- Penekanan kreativitas: Menggunakan media
visual, slogan, dan pesan yang menggugah hati agar kampanye mereka
menyentuh audiens.
- Aktivitas 2 – Simulasi dan Role Play (20 menit):
- Siswa akan memerankan simulasi situasi yang
melibatkan perbedaan sosial dan penanggulangan korupsi.
Misalnya: Seorang siswa memerankan pejabat yang terlibat korupsi, dan
siswa lainnya memerankan anggota masyarakat yang menuntut keadilan.
- Debat atau diskusi dilakukan setelah setiap
simulasi untuk mengkritisi solusi yang ditawarkan dan meningkatkan
keterampilan komunikasi serta berpikir kritis.
|
Merefleksi (Berkesadaran)
|
Tujuan: Siswa
merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan dan menghubungkan dengan
kehidupan mereka, serta mengembangkan penalaran kritis terhadap tindakan
mereka.
Kegiatan Pembelajaran:
- Aktivitas 1 – Refleksi Individu (15 menit):
- Siswa menuliskan refleksi pribadi tentang apa
yang telah dipelajari, misalnya:
- Bagaimana saya bisa menjaga integrasi bangsa
dalam kehidupan sehari-hari?
- Apa langkah nyata yang bisa saya ambil untuk
menanggulangi korupsi?
- Siswa diminta untuk menulis tujuan pribadi
yang terkait dengan kebhinekaan dan integritas dalam kehidupan mereka.
- Aktivitas 2 – Diskusi Kelompok Refleksi (15
menit):
- Setiap kelompok berbagi hasil refleksi mereka
dengan kelompok lainnya.
- Diskusi terbuka tentang bagaimana siswa dapat
mengimplementasikan nilai kebhinekaan dan anti korupsi dalam kehidupan
mereka sehari-hari, baik di sekolah, keluarga, atau masyarakat.
- Aktivitas 3 – Penilaian Kinerja dan Umpan Balik
(15 menit):
- Presentasi akhir: Setiap kelompok
mempresentasikan hasil kampanye yang telah dibuat di awal sesi.
- Guru memberikan umpan balik konstruktif
mengenai ide, kreativitas, dan solusi yang ditawarkan oleh kelompok
siswa.
- Guru juga memberikan penilaian terhadap
penalaran kritis, komunikasi, dan kolaborasi yang telah ditunjukkan
selama pembelajaran.
|
PENUTUP (berkesadaran,
bermakna) 5
menit
|
Refleksi Materi (5-7 menit)
Guru memandu refleksi dengan beberapa pertanyaan,
seperti:
§ "Apa
yang kalian pelajari tentang pentingnya kebhinekaan dan bagaimana hal itu dapat
memperkuat integrasi bangsa?"
§ "Mengapa
kita perlu memahami bahaya korupsi bagi integrasi bangsa dan bagaimana kita
bisa berperan dalam mencegahnya?"
o
Siswa diminta untuk menuliskan satu hal penting
yang mereka pelajari dan bagaimana hal tersebut bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Refleksi Akhir Pembelajaran
(3-5 menit)
Pertanyaan refleksi:
§ "Bagaimana
saya bisa lebih toleran terhadap perbedaan di sekitar saya?"
§ "Apa
langkah-langkah konkret yang bisa saya lakukan untuk menanggulangi korupsi
dalam kehidupan sehari-hari?"
o
Siswa diminta untuk berbagi refleksi singkat dengan
teman sebaya atau menuliskannya dalam buku catatan.
Motivasi (3 menit)
- Tujuan: Memberikan dorongan agar siswa
mengimplementasikan pembelajaran dalam kehidupan mereka.
- Kegiatan:
- Guru menyampaikan kata-kata motivasi: "Setiap
dari kita memiliki peran penting dalam menjaga persatuan bangsa.
Toleransi, kejujuran, dan integritas adalah kunci untuk membangun
masyarakat yang lebih baik. Mari kita mulai dari diri kita
sendiri!"
- Mengingatkan bahwa nilai-nilai yang telah
dipelajari sangat penting untuk masa depan bangsa dan kehidupan
bersama.
Tugas Pertemuan Berikutnya
(5 menit)
- Tujuan: Memberikan tugas yang mendalam untuk
memperkuat pemahaman siswa.
- Kegiatan:
- Tugas Individu:
Siswa diminta untuk membuat esai singkat (1-2 halaman) mengenai "Langkah-langkah
konkret untuk menjaga kebhinekaan dan mencegah korupsi dalam
masyarakat".
- Tugas Kelompok:
Setiap kelompok diminta untuk menyiapkan poster kampanye kebhinekaan
dan anti korupsi, yang akan dipresentasikan pada pertemuan
berikutnya.
- Guru menjelaskan tugas dan memberikan batas
waktu pengumpulan serta kriteria penilaian.
|
ASESMEN PEMBELAJARAN
|
Asesmen pada Awal Pembelajaran
|
Tujuan: Untuk mengukur kesiapan
belajar siswa mengenai topik Pengertian integrasi bangsa, prinsip
kebhinekaan (Bhinneka Tunggal Ika), strategi untuk mewujudkan integrasi
bangsa dalam masyarakat majemuk, dan Pendidikan Anti Korupsi dari KPK.
Jenis Asesmen:
- Tes tulis (pre-test)
dengan soal pilihan ganda dan soal esai singkat untuk menilai
pengetahuan dasar siswa mengenai konsep kebhinekaan, integrasi bangsa,
dan korupsi.
Instrumen Asesmen:
- Soal Pilihan Ganda
(8-10 soal)
Soal 1: Apa
yang dimaksud dengan Bhinneka Tunggal Ika?
a) Kebersamaan dalam perbedaan
b) Semua orang harus seragam
c) Negara tidak memperhatikan perbedaan
d) Semua warga negara harus setuju pada satu ide
Soal 2: Korupsi
dapat merusak integrasi bangsa karena...
a) Menyebabkan ketidakadilan
b) Membantu pemerintah
c) Meningkatkan kepercayaan publik
d) Tidak ada dampak sama sekali
Soal 3: Prinsip
integrasi bangsa dapat dicapai dengan...
a) Mengabaikan keberagaman
b) Memahami dan menghargai perbedaan
c) Menindas kelompok minoritas
d) Memaksakan keseragaman
Soal Esai Singkat (2-3
soal)
Soal 1:
Jelaskan dengan singkat mengapa prinsip kebhinekaan sangat penting untuk
menjaga integrasi bangsa di Indonesia!
Soal 2:
Bagaimana korupsi dapat mengancam kerukunan dan persatuan bangsa? Berikan
contoh nyata yang kamu ketahui.
|
Asesmen pada Proses Pembelajaran
|
Jenis Asesmen:
- Observasi (Penilaian Kinerja):
Melalui pengamatan terhadap keterlibatan, pemahaman, dan kolaborasi
siswa dalam aktivitas pembelajaran.
- Pertanyaan Reflektif (Refleksi Diri):
Menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada pemikiran kritis
untuk melihat perkembangan pemahaman siswa.
- Kuis Formatife (Tanya Jawab Cepat):
Menilai pemahaman langsung siswa selama pembelajaran berlangsung, agar
guru bisa memberi umpan balik secara langsung.
Instrumen Asesmen:
- Observasi Keterlibatan dan Kinerja Kelompok (40
menit)
- Tujuan: Memantau kolaborasi
dan keterlibatan siswa dalam kegiatan kelompok seperti diskusi, debat,
atau kampanye.
- Format:
- Guru mengamati dan mencatat interaksi antar
siswa dalam kelompok, kemampuan mereka untuk bekerja sama, serta
bagaimana mereka menerapkan konsep yang telah dipelajari tentang
kebhinekaan dan integrasi bangsa.
- Kriteria Penilaian:
- Tinggi: Siswa aktif
berpartisipasi dalam diskusi, dapat menjelaskan konsep dengan jelas,
dan berkontribusi dalam penyelesaian masalah.
- Sedang: Siswa
berpartisipasi tetapi tidak terlalu aktif atau hanya mendengarkan.
- Rendah: Siswa pasif, tidak
memberikan kontribusi nyata dalam diskusi atau kegiatan kelompok.
- Kuis Formatife (10-15 menit)
- Tujuan: Mengukur pemahaman
langsung siswa tentang materi yang telah dipelajari selama pelajaran
berlangsung.
- Format:
- Soal Pilihan Ganda (5-7 soal)
tentang pengertian integrasi bangsa, prinsip kebhinekaan (Bhinneka
Tunggal Ika), dan bahaya korupsi terhadap integrasi bangsa.
- Soal Isian Singkat (3-5 soal)
untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan langkah-langkah
strategis untuk mewujudkan integrasi bangsa.
Contoh Soal Pilihan Ganda:
1. "Apa
yang dimaksud dengan Bhinneka Tunggal Ika?"
a) Kerukunan antar etnis
b) Persatuan dalam perbedaan
c) Ketidaksetujuan antar kelompok
d) Penyatuan agama di Indonesia
2. "Korupsi
dapat mengancam integrasi bangsa karena..."
a) Meningkatkan keadilan sosial
b) Mengurangi sumber daya negara untuk pembangunan
c) Menyebabkan stabilitas politik
d) Meningkatkan kesejahteraan rakyat
Contoh Soal Isian Singkat:
3. "Sebutkan
dua cara untuk menjaga kebhinekaan di lingkungan sekolah!"
4. "Apa
yang dapat dilakukan untuk mencegah korupsi dalam organisasi
pemerintah?"
Penggunaan Hasil: Hasil
kuis digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang
telah diajarkan. Jika banyak siswa yang kesulitan dengan soal tertentu, maka
guru dapat memberikan penjelasan lebih lanjut atau mengulang materi tersebut.
Pertanyaan Reflektif (5-10
menit)
Tujuan:
Membantu siswa merefleksikan materi yang telah dipelajari dan meningkatkan
kesadaran diri mereka tentang nilai-nilai yang telah dibahas.
Format:
§ Guru
mengajukan pertanyaan reflektif yang dapat membantu siswa berpikir
lebih dalam tentang apa yang telah dipelajari.
§ Contoh
Pertanyaan Reflektif:
1.
"Bagaimana saya bisa lebih toleran terhadap
orang yang berbeda budaya dengan saya?"
2.
"Apa yang saya lakukan jika saya mendapati
adanya korupsi di sekitar saya?"
Penggunaan Hasil: Guru dapat
mengumpulkan jawaban reflektif secara tertulis atau melalui diskusi
kelompok. Hasil ini memberikan gambaran sejauh mana siswa memahami
nilai-nilai yang telah dipelajari dan bagaimana mereka berencana untuk
menerapkannya.
Instrumen Penilaian Proses
Pembelajaran/Formatif:
Jenis Asesmen
|
Tujuan
|
Kriteria Penilaian
|
Waktu
|
Observasi Kinerja Kelompok
|
Menilai
keterlibatan, kerjasama, dan pemahaman siswa dalam kelompok
|
Tinggi:
Aktif, kreatif, kontribusi nyata
|
Sedang: Cukup aktif
|
Kuis Formatife
|
Menilai pemahaman materi
secara langsung
|
Tinggi:
80%-100% benar
|
Sedang: 50%-79% benar
|
Pertanyaan Reflektif
|
Membantu siswa
merefleksikan materi dan mengembangkan kesadaran diri
|
Tinggi:
Jawaban mendalam dan aplikatif
|
Sedang: Jawaban dasar
|
Penggunaan Umpan Balik:
- Setelah kuis dan refleksi,
guru memberikan umpan balik langsung kepada siswa tentang
kekuatan dan area yang perlu perbaikan.
- Guru dapat memperjelas atau mengulang konsep
yang sulit dipahami, misalnya tentang hubungan antara integrasi bangsa
dan tindakan anti korupsi.
|
Asesmen pada Akhir Pembelajaran
|
1. Tes Tulis (Ujian Sumatif)
Tujuan: Menilai
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
Format:
- Soal Pilihan Ganda
(10-15 soal): Menilai pengetahuan fakta dan konsep dasar.
- Soal Isian Singkat
(3-5 soal): Menilai kemampuan mengingat konsep-konsep kunci.
- Soal Esai (1-2 soal): Menilai
kemampuan berpikir kritis dan mengaplikasikan materi dalam konteks
kehidupan nyata.
Soal Pilihan Ganda:
- Apa yang dimaksud dengan Bhinneka Tunggal Ika?
- a) Kesatuan dalam perbedaan
- b) Kesatuan dalam agama
- c) Persamaan dalam perbedaan
- d) Perbedaan dalam persamaan
- Korupsi dapat merusak integrasi bangsa
karena...
- a) Meningkatkan keadilan sosial
- b) Menyebabkan ketidakadilan dan kesenjangan
sosial
- c) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
- d) Memperkuat kedudukan hukum
Soal Isian Singkat:
- Sebutkan dua cara untuk mewujudkan integrasi
bangsa dalam masyarakat yang majemuk!
- Apa yang dimaksud dengan "Toleransi"
dalam konteks kebhinekaan?
Soal Esai:
- Jelaskan mengapa prinsip kebhinekaan sangat
penting dalam mewujudkan persatuan bangsa Indonesia! Berikan contoh
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Menurut kamu, apa saja yang bisa dilakukan oleh
masyarakat untuk mencegah korupsi dalam kehidupan mereka? Jelaskan
alasanmu!
2. Penilaian Proyek/Karya
Tugas
Tujuan: Menilai
kemampuan siswa untuk mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari dalam
sebuah karya atau proyek nyata, seperti kampanye integrasi bangsa dan anti
korupsi.
Format:
- Proyek Kelompok:
Siswa diminta untuk membuat kampanye (melalui poster, video, atau
presentasi) yang mengedukasi tentang Integrasi Bangsa dan Pencegahan
Korupsi. Mereka harus mengidentifikasi masalah nyata dalam
masyarakat dan menawarkan solusi berbasis nilai-nilai kebhinekaan dan
integritas.
- Kriteria Penilaian:
- Kreativitas: Penggunaan ide dan
desain yang inovatif dalam menyampaikan pesan.
- Keterkaitan dengan Materi:
Relevansi konten kampanye dengan prinsip kebhinekaan dan pencegahan
korupsi.
- Kejelasan Pesan:
Sejauh mana pesan kampanye dapat dipahami dan diaplikasikan oleh
masyarakat.
Proyek:
- Poster: Membuat poster bertema “Bhinneka Tunggal Ika
dalam Masyarakat Majemuk” dan “Stop Korupsi untuk Masa Depan Bangsa.”
- Presentasi Video:
Membuat video pendek yang menjelaskan cara-cara praktis untuk
menciptakan masyarakat yang toleran dan menghindari korupsi.
Kriteria Penilaian dan
Penggunaan Hasil:
Jenis
Asesmen
|
Tujuan
|
Kriteria
Penilaian
|
Bobot
Nilai
|
Tes
Tulis (Pilihan Ganda, Isian, Esai)
|
Menilai pemahaman dasar
dan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap materi pembelajaran
|
Pilihan
Ganda: Akurasi jawaban (1 poin per soal)
Esai: Kejelasan argumen, aplikasi konsep (10-20 poin per soal)
|
60%
|
Proyek Kelompok
|
Mengukur kemampuan siswa
dalam mengaplikasikan pembelajaran ke dalam proyek nyata
|
Kreativitas:
Desain dan ide inovatif
Relevansi: Kesesuaian dengan materi pembelajaran
Kejelasan Pesan: Penyampaian yang efektif
|
40%
|
Penggunaan Umpan Balik:
- Tes Tulis: Umpan balik diberikan
secara tertulis pada setiap soal untuk memberikan pemahaman lebih dalam
bagi siswa mengenai materi yang sulit.
- Proyek: Umpan balik diberikan setelah presentasi atau
penilaian proyek, di mana guru memberikan masukan terkait kreativitas,
penerapan konsep, dan cara penyampaian pesan.
Keuntungan Asesmen Sumatif:
- Memberikan gambaran menyeluruh tentang
pemahaman siswa terhadap materi.
- Mengukur kemampuan aplikasi siswa dalam konteks
kehidupan nyata, terutama dalam mengatasi isu kebhinekaan dan pencegahan
korupsi.
- Menyediakan umpan balik yang berguna bagi siswa
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan komunikatif
mereka.
|
Asesmen
dalam pembelajaran mendalam disesuaikan dengan assessment as learning, assessment
for learning, dan assessment of learning. Tentukan metode atau cara yang
digunakan secara komprehensif untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik. Contoh: Tes tertulis, Tes lisan, Penilaian Kinerja, Penilaian Proyek,
Penilaian Produk, Observasi, Portofolio, Peer Assessment, Self Assessment,
penilaian berbasis kelas, dan sebagainya.
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar