SAREKAT
ISLAM (SI) – 1911/1912
1.
Latar Belakang Berdirinya SI
- Awal
abad ke-20, pedagang pribumi menghadapi persaingan ketat dengan pedagang
Tionghoa.
- Pemerintah
kolonial Belanda menjalankan kebijakan ekonomi yang tidak menguntungkan
rakyat pribumi, terutama di bidang perdagangan dan perbankan.
- Kaum
pedagang pribumi merasa ekonomi mereka tertekan, sehingga membutuhkan
wadah untuk melindungi kepentingan ekonomi sekaligus meningkatkan
solidaritas sosial.
2.
Pendiri dan Tahun Berdiri
- Pendiri:
Haji Samanhudi (dikenal sebagai tokoh pedagang Solo)
- Tahun
Berdiri: 1911 (dengan nama awal Sarekat Dagang Islam)
- Perkembangan
menjadi Sarekat Islam: 1912, setelah memperluas tujuan sosial dan
keagamaan.
3.
Tujuan Sarekat Islam
A.
Tujuan Awal
- Melindungi
kepentingan pedagang pribumi agar tidak kalah bersaing dengan pedagang
Tionghoa.
- Meningkatkan
kesejahteraan ekonomi anggotanya.
- Membentuk
solidaritas sosial antar anggota.
B.
Tujuan Perkembangan
- Menyebarkan
ajaran Islam sebagai dasar moral dan etika bisnis.
- Meningkatkan
pendidikan rakyat.
- Menjadi wadah
pergerakan sosial-politik rakyat Indonesia.
4.
Organisasi dan Struktur
- Keanggotaan:
Terbuka bagi pedagang dan rakyat umum yang ingin meningkatkan
kesejahteraan.
- Struktur
Organisasi:
- Pengurus
pusat
- Cabang
di berbagai kota (misalnya Surakarta, Batavia, Bandung)
- Fokus:
Pendidikan, perdagangan, sosial, dan keagamaan.
5.
Peran dan Perkembangan Sarekat Islam
A.
Peran Awal
- Melindungi
pedagang pribumi dari dominasi ekonomi Tionghoa dan kolonial.
- Mendorong
kesadaran ekonomi rakyat.
B.
Peran Sosial
- Menjadi wadah
pendidikan dan pengajaran moral Islam.
- Menjadi
tempat diskusi masalah sosial dan ekonomi rakyat.
C.
Peran Politik
- Mulai
1915–1916, Sarekat Islam ikut menyinggung isu politik:
- Penentangan
terhadap kolonialisme Belanda.
- Mendukung
persatuan dan kesadaran nasional.
6.
Tokoh Penting Sarekat Islam
- Haji
Samanhudi → pendiri Sarekat Dagang Islam/SI.
- Cokroaminoto
→ tokoh yang mengubah SI menjadi organisasi politik modern dan mendidik
kader nasionalis.
- Sosok
tokoh pedagang dan ulama lokal → mendukung penyebaran ideologi Islam dan
sosial.
7.
Dampak dan Warisan Sarekat Islam
A.
Dampak Positif
- Meningkatkan
kesadaran ekonomi rakyat.
- Memperkuat
solidaritas antar pedagang pribumi.
- Menjadi
cikal bakal organisasi politik modern di Indonesia.
- Menjadi wadah
kaderisasi nasionalis dan ulama (contoh: Partai Sarekat Islam).
B.
Tantangan
- Persaingan
dengan pedagang Tionghoa tetap ada.
- Perpecahan
internal antara kelompok moderat dan radikal pada 1918–1920.
C.
Warisan
- SI
menjadi inspirasi organisasi pergerakan nasional lain:
- Muhammadiyah
- Partai
Nasional Indonesia
- Menjadi tonggak
awal kesadaran politik dan sosial rakyat Indonesia.
8.
Ringkasan Sarekat Islam
|
Aspek |
Penjelasan |
|
Tahun
Berdiri |
1911
(Sarekat Dagang Islam), berkembang 1912 menjadi Sarekat Islam |
|
Pendiri |
Haji
Samanhudi |
|
Tujuan
Awal |
Melindungi
pedagang pribumi, meningkatkan kesejahteraan ekonomi |
|
Tujuan
Perkembangan |
Pendidikan,
sosial, keagamaan, kesadaran politik |
|
Tokoh
Penting |
Haji
Samanhudi, Cokroaminoto |
|
Anggota |
Pedagang
pribumi, rakyat umum |
|
Peran |
Ekonomi,
sosial, pendidikan, politik |
|
Warisan |
Cikal
bakal organisasi politik modern & kesadaran nasional |

Tidak ada komentar:
Posting Komentar