Di bawah langit sore yang mulai meredup, dua sosok berjalan beriringan di sepanjang jalan yang sepi. Mereka adalah Reza dan Nia, sepasang kekasih yang cintanya terlarang. Tangan mereka saling menggenggam erat, menikmati setiap detik kebersamaan yang jauh dari jangkauan orang tua mereka yang melarang hubungan ini. Sesekali mereka tertawa bersama, merasa bebas dari segala tekanan meski hanya untuk sesaat.
"Reza, lihat itu, ada pedagang durian," ujar Nia tiba-tiba, matanya berbinar-binar. "Aku ingin beli, yuk!"
Reza tersenyum melihat antusiasme Nia. "Ayo kita ke sana."
Mereka berjalan menuju gerobak durian yang terparkir di pinggir jalan. Namun, ketika mereka mendekat, Reza tiba-tiba merasa sesuatu tersangkut di kepalanya. Ternyata, matanya terkena kawat yang tergantung di tempat petromak milik pedagang durian tersebut.
"Aduh!" Reza berteriak kesakitan sambil mengerang, tangannya refleks memegang mata yang terkena kawat. Nia terkejut, segera sigap menangkap tangan Reza dan membantunya.
"Maaf, Nak, maaf sekali, saya benar-benar tidak sengaja!" kata pedagang durian itu dengan wajah penuh penyesalan, menyadari kelalaiannya.
Nia dengan cepat memeriksa mata Reza. "Reza, kamu tidak apa-apa? Sakit sekali, ya?" tanyanya cemas.
Reza mencoba tersenyum meski rasa nyeri masih terasa. "Tidak apa-apa, Nia. Hanya sedikit sakit, untungnya tidak sampai berdarah."
Nia menghela napas lega. "Syukurlah. Kalau begitu, kita lanjutkan membeli durian, ya?"
Reza mengangguk, dan mereka kembali berfokus pada durian yang diinginkan Nia. Sang pedagang, yang masih merasa bersalah, membantu mereka memilih durian terbaik. Setelah selesai, Reza dan Nia berjalan kembali, membawa durian dengan perasaan lega.
Mereka melanjutkan perjalanan, tangan mereka kembali saling menggenggam. Sesekali, mereka tertawa kecil mengingat kejadian barusan. Meskipun cinta mereka terhalang oleh banyak rintangan, termasuk larangan dari keluarga, momen-momen seperti ini menguatkan ikatan di antara mereka.
Cinta mereka mungkin terlarang, tetapi setiap kali mereka bersama, mereka merasa seolah dunia hanya milik mereka berdua. Dengan durian di tangan dan kebahagiaan di hati, mereka terus berjalan, menikmati cinta yang meskipun terhalang, tetap bertahan dan semakin kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar