Di bawah langit biru yang terbentang luas,
Gunung-gunung berdiri megah, hijau membentang,
Angin sepoi-sepoi membelai dedaunan,
Alam berbicara dalam bisikan lembut,
Tentang keagungan Sang Pencipta yang tak terhingga.
Dalam keindahan ini, aku terbaring lemah,
Menatap langit dengan harap dan pasrah,
Sakit yang menggenggam tubuhku erat,
Menghantar diriku pada kepasrahan total,
Kepada-Mu, Tuhan yang Maha Kuasa.
Aku berharap pada kesembuhan yang Engkau titipkan,
Namun juga berserah pada takdir yang Kau gariskan,
Dalam kepasrahan ini, dosa-dosa masa lalu membayang,
Seperti bayang-bayang senja yang tak mau pergi,
Mengingatkan aku akan setiap langkah yang keliru.
Di dalam hati yang rapuh ini,
Teringat wajah kekasih yang dulu menemani,
Hari-hari terakhir bersamanya,
Saat ia menoleh berulang kali,
Seolah tak tega meninggalkan cinta yang terukir di hati.
Wajahnya hadir di antara doa-doaku,
Membawa kenangan yang tak pernah pudar,
Bagaimana ia pergi dengan langkah berat,
Menoleh, menatapku dengan mata yang penuh duka,
Seperti daun yang enggan jatuh dari rantingnya.
Tuhan, di bawah langit-Mu yang luas,
Aku menyerahkan segala yang ada padaku,
Menerima apa pun yang Engkau takdirkan,
Apakah sembuh atau bertemu dengan-Mu,
Segalanya kupasrahkan dalam cinta-Mu yang tak terbatas.
Dan meski kenangan itu terus menggugah hati,
Aku tahu, Engkau adalah yang Maha Penyayang,
Dalam keindahan alam ini, aku menemukan damai,
Dalam kepasrahan, aku menemukan cahaya kasih-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar