Di bawah langit yang biru dan tenang,
Di antara pepohonan yang berbisik lembut,
Cinta ini tumbuh seperti tunas di musim semi,
Diam-diam jatuh cinta pada bayangmu,
Tapi kata-kata terperangkap dalam kesunyian.
Kita berjalan di bawah naungan dedaunan,
Merasa ada getaran yang tak terucap,
Seperti angin yang menyentuh daun dengan lembut,
Namun tak ada suara, hanya desir yang samar,
Cinta bergejolak di dalam dada, menunggu waktu yang tepat.
Setiap kali mata kita bertemu,
Aku merasakan ada sesuatu yang tak terbantah,
Seperti sinar matahari yang menyusup di celah hutan,
Namun kita tetap terdiam, tak tahu harus berkata apa,
Tak bisa mengatakan cinta yang sesungguhnya.
Di bawah cakrawala yang membentang jauh,
Aku bertanya pada alam yang bisu,
Kapan cinta ini bisa terucap?
Kapan hati kita bisa bersatu dalam nyata?
Sementara itu, cinta ini tetap tersembunyi,
Di balik rimbunnya hutan persahabatan yang kita jaga,
Menanti saat di mana semua keraguan menghilang,
Dan cinta yang sebenarnya akhirnya terucap,
Dalam bisikan angin yang lembut, dalam alunan alam yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar