Senin, 19 Agustus 2024

PUISI : Marah kita adalah bahasa cinta

Di bawah langit yang berwarna jingga,
Di antara gemuruh ombak yang tiada henti,
Seperti itu cinta kita berkobar,
Menyatu dalam riuh dan sepi.

Setiap kali kita bertemu,
Seperti badai yang menerjang daratan,
Kata-kata tajam saling dilempar,
Namun di balik amarah, ada cinta yang terpendam.

Pertengkaran kita, bak angin kencang di padang luas,
Menghantam, menghempas, tapi tak pernah runtuh,
Karena di dalam hati yang dalam,
Kita tetap berlabuh pada cinta yang tak pernah padam.

Meski hari-hari kita selalu diwarnai dengan riak,
Rindu kita justru semakin menggebu,
Setiap pertemuan penuh dengan api,
Namun hati tak pernah ingin berpisah, selalu ingin kembali.

Marah kita adalah bahasa cinta,
Yang terucap dalam deru angin malam,
Semakin kita saling melukai,
Semakin hati ini tak mau lepas,
Karena rindu selalu datang,
Seperti hujan yang menyirami tanah kering,
Menumbuhkan cinta yang semakin dalam,
Membuat kita tak bisa saling menghindar,
Karena di balik semua pertengkaran,
Ada kasih sayang yang tak pernah pudar.

Kita adalah badai dan pelangi,
Yang selalu datang setelah hujan,
Tak peduli seberapa keras kita bertikai,
Di dalam hati kita tetap saling merindukan,
Semakin marah, semakin cinta terasa,
Dan kita tahu, kita tak akan pernah ingin berpisah.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar