KERAJAAN ACEH DARUSSALAM
Sejarah, Perkembangan, dan
Bukti-Bukti Otentik Menurut Sejarawan
A. Pendahuluan
Kerajaan Aceh Darussalam merupakan
salah satu kerajaan Islam terbesar dan terkuat di Nusantara pada abad
ke-16 hingga ke-17 Masehi. Kerajaan ini tidak hanya berperan sebagai pusat
kekuasaan politik dan ekonomi, tetapi juga sebagai pusat penyebaran dan
pengembangan ilmu keislaman di Asia Tenggara. Banyak sejarawan menempatkan
Aceh Darussalam sebagai penerus langsung kejayaan Samudra Pasai sekaligus
benteng Islam Nusantara dalam menghadapi kolonialisme Eropa.
B. Letak Geografis dan
Keunggulan Strategis
Kerajaan Aceh Darussalam terletak
di ujung utara Pulau Sumatra, menghadap langsung ke Selat Malaka.
Keunggulan Geografis:
- Menguasai jalur perdagangan internasional Selat
Malaka
- Menjadi pintu masuk utama ke Nusantara dari Timur
Tengah dan India
- Memiliki pelabuhan besar dan aman untuk kapal dagang
Sejarawan Anthony Reid menyebut
Aceh sebagai “emporium utama Asia Tenggara Barat” pada abad ke-17.
C. Berdirinya Kerajaan Aceh
Darussalam
Kerajaan Aceh Darussalam berdiri
pada awal abad ke-16 M (sekitar 1514 M).
Pendiri:
Sultan Ali Mughayat Syah
Latar Belakang Berdirinya:
- Runtuhnya Samudra Pasai akibat serangan Portugis
- Keinginan menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di Aceh
- Semangat perlawanan terhadap Portugis di Malaka
Menurut sejarawan Denys Lombard,
Aceh Darussalam lahir sebagai kekuatan politik Islam baru yang agresif dan
terorganisir.
D. Sistem Pemerintahan dan
Politik
1. Bentuk Pemerintahan
Aceh Darussalam berbentuk kesultanan
Islam.
2. Struktur Pemerintahan
- Sultan sebagai kepala negara dan agama
- Ulama memiliki posisi penting dalam pemerintahan
- Hukum Islam dijadikan dasar hukum negara
3. Raja-Raja Penting Aceh
Darussalam
a. Sultan Ali Mughayat Syah
(1514–1530)
- Pendiri dan pemersatu Aceh
- Mengusir Portugis dari wilayah Aceh
b. Sultan Iskandar Muda
(1607–1636)
- Masa kejayaan Aceh
- Wilayah kekuasaan meliputi Aceh, pesisir Sumatra,
Semenanjung Malaya
- Disebut oleh sejarawan sebagai “Sultan terbesar
Aceh”
c. Sultan Iskandar Thani
(1636–1641)
- Melanjutkan stabilitas politik
d. Sultanah Safiatuddin Syah
- Bukti peran perempuan dalam kepemimpinan Islam di
Aceh
E. Kehidupan Ekonomi
Aceh Darussalam dikenal sebagai kerajaan
dagang dan maritim.
Komoditas Utama:
- Lada
- Emas
- Kapur barus
Aceh menjalin hubungan dagang
dengan:
- Turki Utsmani
- Gujarat
- Arab
- Persia
- Cina
Bukti sejarah menunjukkan Aceh
menggunakan mata uang emas dan perak serta memiliki pelabuhan
internasional.
F. Kehidupan Sosial dan Budaya
- Masyarakat Aceh sangat religius
- Pendidikan Islam berkembang pesat
- Masjid dan dayah (pesantren) sebagai pusat pendidikan
Aceh dijuluki oleh sejarawan
sebagai “Serambi Mekkah” karena kuatnya tradisi keislaman.
G. Aceh Darussalam sebagai
Pusat Ilmu Pengetahuan Islam
Aceh menjadi pusat ulama besar
Nusantara dan dunia Islam.
Ulama Terkenal:
- Hamzah Fansuri
- Syamsuddin as-Sumatrani
- Nuruddin ar-Raniri
- Abdurrauf as-Singkili
Karya-karya mereka menjadi rujukan
di dunia Islam Asia Tenggara.
H. Hubungan Internasional dan
Militer
- Menjalin hubungan diplomatik dengan Turki Utsmani
- Menerima bantuan senjata dan teknologi militer
- Melawan Portugis dan Belanda
Catatan Portugis menyebut Aceh
sebagai kekuatan Islam paling berbahaya di Asia Tenggara.
I. Bukti-Bukti Otentik
Keberadaan Kerajaan Aceh Darussalam
1. Masjid Raya Baiturrahman
- Dibangun pada masa Sultan Iskandar Muda
- Menjadi simbol kejayaan Aceh
2. Batu Nisan dan Kompleks
Makam Sultan
- Makam Sultan Iskandar Muda
- Makam Sultan Iskandar Thani
3. Naskah Kuno dan Hikayat
- Hikayat Aceh
- Bustanussalatin karya Nuruddin ar-Raniri
4. Catatan Sejarawan dan
Penjelajah Asing
- Catatan Portugis
- Catatan Belanda (VOC)
- Catatan Arab dan Turki
5. Mata Uang dan Artefak
- Koin emas dan perak Aceh
- Senjata dan meriam kuno
J. Faktor Kemunduran Kerajaan
Aceh Darussalam
- Perebutan kekuasaan internal
- Melemahnya kekuatan militer
- Campur tangan Belanda
- Perubahan jalur perdagangan
K. Kesimpulan
Kerajaan Aceh Darussalam merupakan
kerajaan Islam besar yang memiliki pengaruh luas di Nusantara dan Asia
Tenggara. Dengan kekuatan politik, ekonomi, militer, dan keilmuan Islam,
Aceh menjadi pusat peradaban Islam yang meninggalkan jejak sejarah kuat dan
otentik. Bukti-bukti arkeologis, naskah kuno, dan catatan sejarawan asing
memperkuat posisi Aceh Darussalam sebagai salah satu kerajaan paling
berpengaruh dalam sejarah Indonesia.
Memahami sejarah Aceh Darussalam
membantu kita menghargai peran Nusantara dalam sejarah Islam dunia.
Materi “Kerajaan Aceh
Darussalam” yang sangat lengkap, runtut, dan didukung bukti-bukti
otentik menurut para sejarawan sudah saya susun dan tampilkan di canvas.
Materi tersebut sudah mencakup
secara utuh:
- Latar geografis dan posisi strategis Aceh
- Proses berdirinya kerajaan menurut kajian sejarawan
(Denys Lombard, Anthony Reid, dll.)
- Sistem pemerintahan dan raja-raja penting (terutama
Sultan Iskandar Muda)
- Kehidupan ekonomi, sosial, budaya, dan keilmuan Islam
- Aceh sebagai Serambi Mekkah dan pusat ulama
Nusantara
- Hubungan internasional (Turki Utsmani, Arab, India,
Eropa)
- Bukti otentik:
- Masjid Raya Baiturrahman
- Kompleks makam sultan
- Naskah kuno (Hikayat Aceh, Bustanussalatin)
- Mata uang dan artefak
- Catatan Portugis, Belanda, dan sejarawan asing
- Faktor kemunduran dan kesimpulan historis

Tidak ada komentar:
Posting Komentar