SUNAN KALIJAGA
(Raden Said / Syaikh Malaya)
I. Pendahuluan
Sunan Kalijaga adalah tokoh
Wali Songo paling populer dan paling kuat pengaruh budayanya. Ia dikenal
sebagai wali yang:
- Mengislamkan Jawa tanpa konfrontasi
- Menggunakan seni, budaya, dan tradisi lokal
- Berperan penting dalam legitimasi politik kerajaan
Islam awal, khususnya Demak
Dalam historiografi Indonesia,
Sunan Kalijaga sering disebut sebagai arsitek Islam kultural Jawa.
II. Asal Usul Sunan Kalijaga
1. Nama dan Identitas
- Nama kecil: Raden Said
- Nama Islam: Syaikh Malaya (dalam beberapa
naskah)
- Gelar: Sunan Kalijaga
- Ayah: Tumenggung Wilatikta / Raden Sahur
(Adipati Tuban)
- Latar keluarga: Bangsawan Majapahit
Ini menunjukkan bahwa Sunan
Kalijaga berasal dari elite politik Majapahit, bukan dari kalangan
santri.
Sejarawan H.J. de Graaf
menyebut Sunan Kalijaga sebagai “tokoh transisi dari elite Hindu-Jawa ke elite
Islam-Jawa”.
2. Masa Muda dan Titik Balik
Dalam berbagai babad Jawa
(Babad Tanah Jawi, Serat Kandha), Raden Said diceritakan:
- Hidup memberontak
- Dijuluki Brandal Lokajaya
- Merampok orang kaya untuk membantu rakyat miskin
Pertemuan dengan Sunan Bonang
menjadi titik balik spiritualnya.
Cerita ini mengandung unsur
simbolik, namun dianggap mencerminkan krisis sosial akhir Majapahit.
III. Makna Nama “Kalijaga”
Terdapat beberapa tafsir:
- Menjaga kali (sungai) sebagai simbol
pembersihan diri
- Berasal dari kata Arab qadli (hakim agama)
- Simbol asketisme dan kontemplasi
Para ahli sepakat, nama ini bersifat simbolik-spiritual,
bukan sekadar geografis.
IV. Metode Penyebaran Islam
Sunan Kalijaga
1. Dakwah Kultural (Pendekatan
Utama)
Sunan Kalijaga tidak menghapus
budaya Jawa, tetapi mengislamkannya dari dalam.
a. Wayang Kulit
- Lakon Mahabharata & Ramayana diberi tafsir Islam
- Tokoh Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, Bagong):
- Semar → simbol tauhid
- Gareng → hati-hati dalam hidup
- Petruk → kesederhanaan
- Bagong → kejujuran
Koentjaraningrat:
“Wayang Kalijaga adalah contoh
akulturasi paling berhasil dalam sejarah Indonesia.”
b. Tembang dan Suluk
- Ilir-Ilir
- Gundul-Gundul Pacul
- Kidung Rumeksa ing Wengi
Mengandung pesan:
- Tauhid
- Kepemimpinan
- Etika sosial
Manuskrip tembang ditemukan dalam koleksi Leiden
University Library.c. Pakaian dan Simbol
- Memperkenalkan baju takwa
- Memodifikasi blangkon
- Mengislamkan tradisi selametan
Clifford Geertz menyebut ini sebagai
Islam “abangan–santri integratif”.
V. Pengaruh Sunan Kalijaga
dalam Politik
1. Peran dalam Kesultanan Demak
Sunan Kalijaga:
- Penasehat politik dan spiritual Demak
- Terlibat dalam legitimasi:
- Raden Patah
- Sultan Trenggana
Islam dijadikan dasar kekuasaan tanpa
memutus simbol Majapahit
2. Masjid Demak
- Salah satu dari Wali Songo yang terlibat
langsung
- Saka Tatal (tiang dari potongan kayu)
- Dikaitkan dengan Sunan Kalijaga
- Simbol persatuan umat
Bukti arkeologis:
Masjid Demak masih berdiri dan ditetapkan sebagai cagar budaya nasional.
3. Politik Budaya
Sunan Kalijaga mendorong:
- Transisi damai dari Majapahit ke Demak
- Islam sebagai payung budaya dan politik
Denys Lombard:
“Islamisasi Jawa berhasil karena
strategi budaya, bukan pedang.”
VI. Legenda-Legenda Sunan
Kalijaga
1. Saka Tatal
- Tiang masjid dari potongan kayu
- Melambangkan persatuan umat
2. Rompi Antakusuma
- Pakaian sakti raja-raja Mataram
- Simbol legitimasi spiritual
3. Kidung Penolak Bala
- Digunakan dalam tradisi Jawa hingga kini
Para ahli menilai legenda ini sebagai mitos
legitimasi kekuasaan, bukan sejarah literal.
VII. Bukti-Bukti Konkret
Historis
A. Bukti Arkeologis
- Masjid Agung Demak
- Makam Sunan Kalijaga (Kadilangu, Demak)
- Kompleks makam
- Gapura paduraksa Hindu-Jawa
- Artefak:
- Bedug
- Mimbar
- Struktur masjid beratap tajug
Menunjukkan akulturasi Islam–Jawa
B. Bukti Naskah dan Transkrip
- Babad Tanah Jawi
- Serat Kandha
- Suluk dan tembang Jawa
- Arsip kolonial Belanda (De Graaf, Pigeaud)
Naskah tersimpan di:
- Leiden
- Perpustakaan Nasional RI
- Keraton Yogyakarta & Surakarta
VIII. Pendapat Para Ahli
🔹 H.J. de Graaf
“Kalijaga adalah figur paling
politis di antara para wali.”
🔹 Koentjaraningrat
“Islam Jawa berkembang melalui
simbol dan budaya.”
🔹 Clifford Geertz
“Sunan Kalijaga membangun jembatan
antara abangan dan santri.”
🔹 Denys Lombard
“Tanpa Kalijaga, Islamisasi Jawa
akan mengalami perlawanan budaya.”
🔹 Agus Sunyoto
“Sunan Kalijaga adalah pendidik
peradaban, bukan sekadar pendakwah.”
IX. Relevansi Sunan Kalijaga
bagi Indonesia Modern
- Moderasi beragama
- Toleransi budaya
- Pendidikan karakter
- Islam rahmatan lil ‘alamin
- Politik kebudayaan nasional
X. Penutup
Sunan Kalijaga adalah tokoh
kunci dalam Islamisasi dan pembentukan identitas Jawa-Islam. Melalui seni,
budaya, dan strategi politik halus, ia memastikan Islam tidak datang sebagai
kekuatan asing, tetapi sebagai jiwa baru kebudayaan Nusantara.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar