Pesisir: Pembentukan, Karakteristik, dan Dampaknya terhadap Kehidupan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya
- Definisi dan Klasifikasi Wilayah Pesisir
Menjelaskan pengertian wilayah
pesisir (zona transisi antara daratan dan lautan), batasan spasialnya, serta
perbedaannya dengan laut dan daratan. Penelitian harus mencakup berbagai jenis
klasifikasi wilayah pesisir berdasarkan karakteristik geomorfologis dan
ekologisnya, seperti:
2.
Pesisir Berpasir: Pantai berpasir, gumuk
pasir.
3.
Pesisir Berlumpur: Estuari, delta, rawa
pasang surut.
4.
Pesisir Berbatu: Tebing laut, platform
abrasi.
5.
Pesisir dengan Ekosistem Khas: Hutan
mangrove, padang lamun, terumbu karang. Output harus memberikan pemahaman dasar
tentang keberagaman tipe pesisir.
- Proses Terjadinya Wilayah Pesisir
Menguraikan mekanisme geologis dan
geomorfologis pembentukan wilayah pesisir. Ini mencakup:
7.
Aktivitas Gelombang dan Arus Laut: Peran
erosi, transportasi, dan sedimentasi material.
8.
Pasang Surut: Pengaruh pasang surut dalam
membentuk morfologi pesisir (misalnya dataran pasang surut).
9.
Aktivitas Sungai: Pembentukan delta dan
estuari oleh endapan sungai.
10.
Aktivitas Tektonik dan Vulkanik:
Pengangkatan atau penurunan daratan, pembentukan pulau-pulau vulkanik, atau
terumbu karang akibat aktivitas geologis.
11.
Perubahan Muka Air Laut: Peran perubahan
iklim global dalam membentuk garis pantai. Penelitian harus dilengkapi dengan
contoh-contoh proses pembentukan di lokasi spesifik (jika memungkinkan) untuk
menggambarkan ilmu di balik keberadaan pesisir dan keunikannya.
- Karakteristik Fisik dan Lingkungan Wilayah
Pesisir
Menganalisis ciri-ciri fisik dan
lingkungan khas wilayah pesisir:
13.
Iklim: Suhu, kelembaban, pola angin laut,
pengaruh musim.
14.
Topografi dan Geomorfologi: Bentuk lahan
(datar, bergelombang, bertebing), jenis sedimen (pasir, lumpur, batuan).
15.
Hidrologi: Pengaruh pasang surut,
salinitas air, dinamika arus.
16.
Jenis Tanah/Substrat: Karakteristik tanah
di ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu karang.
17.
Flora dan Fauna Khas: Identifikasi
jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang beradaptasi dengan lingkungan pesisir
(misalnya spesies mangrove, biota terumbu karang, burung migran). Penelitian
harus mengidentifikasi keunikan ekosistem pesisir dan keterkaitannya dengan
kondisi fisik.
- Contoh-contoh Wilayah Pesisir di Dunia dan
Indonesia
Memberikan studi kasus wilayah
pesisir yang terkenal atau memiliki karakteristik signifikan:
19.
Contoh Global: Pantai Copacabana
(Brazil), Great Barrier Reef (Australia), Delta Mekong (Vietnam), Pesisir
Mediterania. Soroti karakteristik spesifik dan keunikan masing-masing.
20.
Contoh di Indonesia:
- Pesisir Utara Jawa: Karakteristik dataran
rendah, delta sungai, dan kepadatan penduduk.
- Pantai Kuta, Bali: Contoh pantai wisata.
- Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat: Contoh
wilayah dengan keanekaragaman hayati laut tinggi dan terumbu karang.
- Hutan Mangrove Tarakan, Kalimantan Utara:
Contoh ekosistem mangrove yang luas.
- Pesisir Timur Sumatera: Karakteristik rawa
gambut dan estuari. Output harus menyediakan gambaran nyata dan
kontekstual dari berbagai wilayah pesisir.
- Pengaruh Wilayah Pesisir terhadap Kehidupan
Masyarakat
Menjelaskan dampak wilayah pesisir
pada kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang, dilengkapi dengan
contoh-contoh spesifik:
22.
Bidang Ekonomi:
- Perikanan dan Budidaya: Mata pencarian
utama (nelayan, pembudidaya ikan/udang/rumput laut), potensi ekspor.
- Pariwisata Bahari: Daya tarik wisata
pantai, diving, snorkeling, kapal pesiar.
- Transportasi dan Perdagangan: Pelabuhan,
jalur pelayaran, perdagangan maritim.
- Industri dan Pertambangan: Industri
pengolahan hasil laut, pertambangan pasir/mineral, pengembangan energi
lepas pantai.
- Pertanian Garam dan Perkebunan Kelapa.
23.
Bidang Sosial:
- Pola Pemukiman: Kepadatan penduduk di
daerah pesisir, permukiman nelayan, kota-kota pelabuhan.
- Aksesibilitas dan Konektivitas: Peran
pesisir sebagai pintu gerbang dan penghubung antarpulau/negara.
- Kerentanan Bencana: Dampak bencana alam
(tsunami, abrasi, banjir rob) terhadap masyarakat pesisir.
- Kesehatan Masyarakat: Risiko penyakit
terkait sanitasi lingkungan pesisir, akses air bersih.
24.
Bidang Budaya:
- Adat dan Tradisi Maritim: Ritual laut,
upacara adat nelayan (misalnya Nyadran di Jawa, Peh Cun di Bangka),
kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya laut.
- Bahasa dan Dialek: Pengaruh interaksi
antarbangsa melalui jalur laut.
- Seni dan Kerajinan: Hasil karya seni
(patung, ukiran, anyaman) dari bahan baku laut, lagu-lagu dan cerita
rakyat bertema laut.
- Arsitektur dan Pakaian: Rumah panggung,
pakaian adat yang disesuaikan dengan iklim pesisir.
- Tantangan dan Peluang Pemanfaatan Wilayah
Pesisir
Mengidentifikasi tantangan dan
peluang dalam pengelolaan wilayah pesisir secara berkelanjutan:
26.
Tantangan:
- Degradasi Lingkungan: Abrasi, intrusi air
laut, pencemaran (sampah, limbah industri/domestik, tumpahan minyak).
- Perubahan Iklim: Kenaikan muka air laut,
badai ekstrem, perubahan suhu laut yang memengaruhi ekosistem.
- Konflik Pemanfaatan: Persaingan ruang
antara perikanan, pariwisata, industri, dan pemukiman.
- Overfishing: Penangkapan ikan berlebihan.
- Kemiskinan Masyarakat Pesisir.
27.
Peluang:
- Ekonomi Biru: Pemanfaatan sumber daya laut
secara berkelanjutan (perikanan berkelanjutan, budidaya modern,
bioteknologi kelautan).
- Energi Terbarukan: Potensi energi
gelombang, pasang surut, dan angin lepas pantai.
- Konservasi dan Ekowisata: Pengembangan
wisata bahari berbasis konservasi (snorkeling, diving), perlindungan
ekosistem kunci (mangrove, terumbu karang).
- Pendidikan dan Riset Kelautan. Penelitian
harus menganalisis isu-isu kritis dan prospek masa depan pemanfaatan
wilayah pesisir.
- Penyusunan Materi Lengkap tentang Pesisir
Menggabungkan semua informasi yang
telah dikumpulkan oleh peneliti dari langkah-langkah sebelumnya menjadi sebuah
materi yang komprehensif, sistematis, dan mudah dipahami. Materi harus mencakup
definisi, proses terjadinya, karakteristik fisik dan lingkungan, contoh-contoh,
serta pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat (ekonomi, sosial, budaya),
tantangan, peluang, temuan kunci, dan rekomendasi strategis untuk pengelolaan
wilayah pesisir yang berkelanjutan dan berkeadilan, sesuai dengan permintaan
pengguna.
Researching
- Pesisir: Pembentukan, Karakteristik, dan Dampaknya
terhadap Kehidupan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya
Wilayah pesisir merupakan zona
dinamis yang krusial, di mana daratan dan lautan bertemu dan saling
berinteraksi. Area ini tidak hanya memiliki keunikan ekologis, tetapi juga
berperan penting dalam menopang kehidupan dan peradaban manusia.
1. Definisi dan Klasifikasi
Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir didefinisikan
sebagai daerah peralihan antara ekosistem daratan dan ekosistem laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut . Wilayah ini merupakan area
interaksi yang kompleks, membentuk kondisi lingkungan ekologis yang unik .
Batasan spasial wilayah pesisir ke arah darat meliputi bagian daratan kering
maupun terendam air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti
pasang surut dan intrusi air laut, sementara ke arah laut mencakup area
perairan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses daratan seperti aliran
sungai dan sedimen .
Wilayah pesisir sangat dinamis dan
memiliki kekayaan habitat yang tinggi serta beragam. Klasifikasi wilayah
pesisir dapat didasarkan pada karakteristik geomorfologis dan ekologisnya:
- Pesisir Berpasir: Dicirikan oleh pantai
berpasir dan seringkali terdapat gumuk pasir.
- Pesisir Berlumpur: Umumnya ditemukan di
estuari, delta sungai, dan rawa pasang surut, di mana sedimen halus
terakumulasi.
- Pesisir Berbatu: Terbentuk dari tebing laut
dan platform abrasi yang terpapar erosi gelombang.
- Pesisir dengan Ekosistem Khas:
- Hutan Mangrove: Tumbuh di daerah intertidal
dengan jenis tanah berlumpur, berlempung, atau berpasir, tergenang air
laut .
- Padang Lamun: Tumbuh pada substrat
berpasir, lumpur, pasir berlumpur, pasir, atau pecahan karang .
- Terumbu Karang: Ekosistem bawah laut yang
terbentuk dari koloni karang dan menjadi habitat vital bagi biota laut.
Indonesia, dengan garis pantai
sepanjang 54.716 kilometer, merupakan negara kepulauan yang dianugerahi
kekayaan alam pesisir yang luar biasa. Wilayah pesisirnya menjadi rumah bagi
tiga ekosistem utama yang saling terhubung: ekosistem mangrove, ekosistem padang
lamun, dan ekosistem terumbu karang, yang masing-masing memiliki karakteristik,
fungsi, dan keunikan luar biasa .
2. Proses Terjadinya Wilayah
Pesisir
Pembentukan wilayah pesisir adalah
hasil dari interaksi kompleks antara laut, daratan, atmosfer, dan faktor
geologis. Proses-proses utama meliputi:
- Aktivitas Gelombang dan Arus Laut: Gelombang
dan arus laut memainkan peran krusial dalam proses pembentukan pantai.
Gelombang yang dihasilkan oleh angin berfungsi sebagai agen erosi,
transportasi, dan pengendapan material . Gelombang dan arus ini mengikis
material dari daratan dan mendistribusikannya kembali, membentuk
fitur-fitur seperti pantai berpasir, tebing laut, atau dataran pasang
surut.
- Pasang Surut: Pasang surut air laut
memengaruhi dinamika aliran air dan sedimentasi di wilayah intertidal,
membentuk dataran pasang surut yang luas dan mempengaruhi distribusi
vegetasi seperti mangrove.
- Aktivitas Sungai: Sungai membawa sedimen
dari daratan dan mengendapkannya di muara, membentuk delta dan estuari.
Delta adalah bentuk lahan yang sangat penting di wilayah pesisir.
- Aktivitas Tektonik dan Vulkanik: Pergerakan
lempeng tektonik dapat menyebabkan pengangkatan atau penurunan daratan
secara vertikal, yang secara langsung mengubah garis pantai. Aktivitas
vulkanik juga dapat membentuk pulau-pulau vulkanik baru atau
berkontribusi pada pembentukan terumbu karang. Proses-proses geologis
seperti pelapukan, erosi, dan sedimentasi, bersama dengan perubahan
permukaan laut, berkontribusi dalam membentuk pantai .
- Perubahan Muka Air Laut: Fluktuasi muka air
laut global, yang dapat disebabkan oleh perubahan iklim atau proses
geologis jangka panjang, juga memengaruhi posisi garis pantai dan
morfologi pesisir.
3. Karakteristik Fisik dan
Lingkungan Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir memiliki ciri-ciri
fisik dan lingkungan yang khas:
- Iklim: Iklim pesisir seringkali dipengaruhi
oleh lautan, dengan suhu yang lebih moderat (tidak terlalu panas atau
dingin) dibandingkan wilayah pedalaman. Kelembaban udara tinggi, dan pola
angin laut berperan penting dalam dinamika iklim lokal.
- Topografi dan Geomorfologi: Bentuk lahan
pesisir sangat bervariasi, mulai dari pantai landai berpasir, dataran
berlumpur yang luas, hingga tebing curam berbatu. Jenis sedimen yang
dominan (pasir, lumpur, kerikil) menentukan karakteristik pantai.
- Hidrologi: Wilayah pesisir dicirikan oleh
pengaruh pasang surut air laut yang kuat, fluktuasi salinitas air
(terutama di estuari), dan dinamika arus laut yang konstan.
- Jenis Tanah/Substrat: Substrat di ekosistem
pesisir bervariasi:
- Mangrove: Tumbuh di tanah berlumpur,
berlempung, atau berpasir di zona intertidal .
- Padang Lamun: Tumbuh di substrat berpasir,
lumpur, atau pecahan karang .
- Terumbu Karang: Memerlukan substrat keras
yang stabil untuk pertumbuhannya.
- Flora dan Fauna Khas: Wilayah pesisir adalah
rumah bagi ekosistem yang kaya dan produktif, dengan flora dan fauna yang
telah beradaptasi secara khusus dengan kondisi lingkungan yang dinamis:
- Flora: Hutan mangrove, padang lamun, alga
laut, serta vegetasi pantai yang tahan terhadap kadar garam tinggi.
- Fauna: Berbagai jenis ikan, krustasea
(udang, kepiting), moluska (kerang), burung pantai, reptil (penyu), dan
mamalia laut. Terumbu karang adalah habitat bagi ratusan jenis ikan dan
ribuan jenis karang langka, yang menjadikannya surga bawah laut .
4. Contoh-contoh Wilayah
Pesisir di Dunia dan Indonesia
A. Contoh Wilayah Pesisir
Global
- Pantai Copacabana (Brazil): Salah satu
pantai perkotaan paling terkenal di dunia, yang merupakan ikon pariwisata
dan gaya hidup masyarakat Rio de Janeiro.
- Great Barrier Reef (Australia): Sistem
terumbu karang terbesar di dunia, menawarkan keanekaragaman hayati laut
yang luar biasa dan menjadi tujuan utama ekowisata.
- Delta Mekong (Vietnam): Wilayah pesisir
berlumpur yang luas, terbentuk oleh endapan Sungai Mekong, sangat penting
untuk pertanian (padi) dan perikanan.
B. Contoh Wilayah Pesisir di
Indonesia
Indonesia, dengan garis pantainya
yang panjang dan berliku, memiliki banyak contoh wilayah pesisir yang beragam:
- Pesisir Utara Jawa: Dicirikan oleh dataran
rendah yang padat penduduk, delta sungai, dan menjadi pusat kegiatan
ekonomi seperti pertanian, industri, dan pelabuhan. Contohnya Pantai
Parangtritis di Yogyakarta.
- Pantai Kuta (Bali): Salah satu destinasi
wisata pantai paling populer di Indonesia, menarik jutaan wisatawan
setiap tahunnya.
- Kepulauan Raja Ampat (Papua Barat): Diakui
sebagai kawasan terumbu karang terbaik di dunia. Keanekaragaman geologi
Raja Ampat menciptakan kekayaan habitat terestrial dan marin, yang
berkontribusi pada mega-biodiversitas dan berbagai jenis flora dan fauna
endemik . Wilayah ini menjadi ikon keanekaragaman hayati laut global dan
contoh ekowisata berkelanjutan .
- Hutan Mangrove Tarakan (Kalimantan Utara):
Salah satu hutan mangrove terluas di Indonesia, berfungsi sebagai
pelindung pantai dan habitat bagi beragam satwa liar.
- Pesisir Timur Sumatera: Dicirikan oleh
ekosistem rawa gambut dan estuari yang luas, memiliki peran penting dalam
industri perkebunan dan kehutanan.
5. Pengaruh Wilayah Pesisir
terhadap Kehidupan Masyarakat
Wilayah pesisir sangat memengaruhi
kehidupan masyarakat yang mendiaminya dalam berbagai aspek.
A. Bidang Ekonomi
- Mata Pencarian Utama: Perikanan adalah mata
pencarian utama bagi sebagian besar masyarakat pesisir, baik perikanan
tangkap maupun budidaya (ikan, udang, rumput laut) .
- Pariwisata Bahari: Pemandangan pantai yang
indah, terumbu karang yang menawan, dan kegiatan seperti diving,
snorkeling, atau selancar menjadi daya tarik utama pariwisata bahari,
menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat lokal .
- Transportasi dan Perdagangan: Pelabuhan yang
berkembang di wilayah pesisir berfungsi sebagai gerbang perdagangan dan
transportasi laut, menghubungkan wilayah antarpulau dan antarnegara .
- Industri dan Pertambangan: Wilayah pesisir
juga menjadi lokasi untuk industri pengolahan hasil laut, pertambangan
pasir atau mineral, dan pengembangan energi lepas pantai.
- Pertanian Garam dan Perkebunan Kelapa: Di
beberapa wilayah pesisir, masyarakat juga menggarap pertanian garam atau
perkebunan kelapa.
B. Bidang Sosial
- Pola Pemukiman dan Kepadatan Penduduk:
Wilayah pesisir seringkali memiliki kepadatan penduduk yang tinggi,
dengan pola pemukiman yang terpusat di sekitar pelabuhan, desa nelayan,
atau kota-kota pesisir .
- Aksesibilitas dan Konektivitas: Pesisir
berfungsi sebagai pintu gerbang dan penghubung antarpulau atau
antarnegara, memfasilitasi interaksi sosial dan pertukaran budaya.
- Kerentanan Bencana dan Adaptasi: Masyarakat
pesisir sangat rentan terhadap bencana alam seperti tsunami, abrasi, dan
banjir rob. Hal ini mendorong mereka untuk mengembangkan adaptasi, baik
secara fisik (misalnya rumah panggung) maupun sosial (kearifan lokal
dalam menghadapi bencana) .
- Kesehatan Masyarakat: Sanitasi lingkungan
pesisir dan akses terhadap air bersih dapat menjadi tantangan, yang
berpotensi memengaruhi kesehatan masyarakat.
C. Bidang Budaya
- Adat dan Tradisi Maritim: Masyarakat pesisir
mengembangkan budaya maritim yang kuat, dengan ritual laut, upacara adat
nelayan (misalnya Nyadran di Jawa, Peh Cun di Bangka), dan kearifan lokal
dalam pengelolaan sumber daya laut .
- Seni dan Kerajinan: Hasil karya seni
(patung, ukiran, anyaman) seringkali menggunakan bahan baku dari laut
atau terinspirasi dari kehidupan maritim. Lagu-lagu dan cerita rakyat
bertema laut juga banyak ditemukan.
- Arsitektur dan Pakaian: Bentuk rumah
panggung merupakan adaptasi arsitektur masyarakat pesisir terhadap
kondisi lingkungan . Pakaian adat juga disesuaikan dengan iklim pesisir
yang cenderung panas dan lembap.
- Bahasa dan Dialek: Interaksi antarbangsa
melalui jalur laut berkontribusi pada keragaman bahasa dan dialek di
wilayah pesisir.
6. Tantangan dan Peluang
Pemanfaatan Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir menghadapi
berbagai tantangan namun juga menawarkan peluang besar untuk pengembangan
berkelanjutan.
A. Tantangan
- Degradasi Lingkungan:
- Abrasi dan Intrusi Air Laut: Kenaikan muka
air laut dan gelombang tinggi menyebabkan abrasi pantai, sementara
pengambilan air tanah berlebihan dapat menyebabkan intrusi air laut ke
daratan .
- Pencemaran: Wilayah pesisir seringkali
menjadi tempat pembuangan sampah, limbah industri, dan limbah domestik,
yang menyebabkan pencemaran air dan kerusakan ekosistem. Tumpahan minyak
juga menjadi ancaman serius.
- Kerusakan Ekosistem: Kerusakan hutan
mangrove, padang lamun, dan terumbu karang akibat aktivitas manusia
(misalnya penangkapan ikan ilegal, penambangan karang) mengurangi fungsi
ekologis pesisir.
- Perubahan Iklim: Kenaikan muka air laut,
badai ekstrem, dan perubahan suhu laut memengaruhi ekosistem pesisir dan
meningkatkan risiko bencana bagi masyarakat .
- Konflik Pemanfaatan Lahan: Persaingan ruang
antara perikanan, pariwisata, industri, dan pemukiman seringkali
menyebabkan konflik pemanfaatan lahan di wilayah pesisir.
- Overfishing: Penangkapan ikan berlebihan
mengancam keberlanjutan sumber daya perikanan.
- Kemiskinan Masyarakat Pesisir: Meskipun kaya
sumber daya, banyak masyarakat pesisir masih hidup dalam kemiskinan dan
keterbelakangan .
B. Peluang
- Ekonomi Biru (Blue Economy): Pemanfaatan
sumber daya laut secara berkelanjutan melalui perikanan berkelanjutan,
budidaya modern, dan bioteknologi kelautan dapat menciptakan pertumbuhan
ekonomi baru.
- Energi Terbarukan: Wilayah pesisir memiliki
potensi besar untuk pengembangan energi terbarukan seperti energi
gelombang, pasang surut, dan angin lepas pantai.
- Konservasi dan Ekowisata: Pengembangan
pariwisata bahari berbasis konservasi (snorkeling, diving) dan
perlindungan ekosistem kunci (mangrove, terumbu karang) dapat menarik
wisatawan sambil menjaga kelestarian alam .
- Pendidikan dan Riset Kelautan: Wilayah
pesisir adalah laboratorium alami yang ideal untuk penelitian ilmiah di
bidang kelautan, perikanan, dan lingkungan.
- Pemberdayaan Masyarakat Pesisir: Strategi
pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan mereka dan
mengurangi tekanan terhadap sumber daya pesisir .
7. Temuan Kunci &
Rekomendasi
Wilayah pesisir adalah zona
esensial yang menghubungkan daratan dan lautan, dibentuk oleh interaksi dinamis
gelombang, arus, pasang surut, dan proses geologis lainnya. Area ini memiliki
karakteristik fisik dan lingkungan yang unik, menopang ekosistem yang kaya
seperti hutan mangrove dan terumbu karang. Pesisir secara mendalam memengaruhi
kehidupan masyarakat, membentuk mata pencarian (perikanan, pariwisata), pola
sosial (pemukiman, adaptasi bencana), dan budaya (tradisi maritim, kearifan
lokal). Meskipun menghadapi tantangan serius seperti degradasi lingkungan,
perubahan iklim, dan kemiskinan, wilayah pesisir juga menawarkan peluang besar
untuk pengembangan ekonomi biru, energi terbarukan, dan ekowisata
berkelanjutan.
Untuk pengelolaan wilayah pesisir
yang berkelanjutan dan berkeadilan, diperlukan rekomendasi strategis sebagai
berikut:
- Pengelolaan Terpadu Berbasis Ekosistem:
Mengembangkan rencana pengelolaan wilayah pesisir yang holistik,
mengintegrasikan aspek-aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan
mempertimbangkan fungsi ekologis setiap habitat.
- Pencegahan dan Pengendalian Pencemaran:
Menerapkan kebijakan ketat untuk mengurangi sampah laut, mengelola limbah
domestik dan industri, serta mencegah tumpahan minyak.
- Restorasi dan Konservasi Ekosistem Kunci:
Melakukan upaya restorasi hutan mangrove, terumbu karang, dan padang
lamun yang rusak, serta memperluas kawasan konservasi perairan untuk
melindungi keanekaragaman hayati.
- Pemberdayaan Masyarakat Pesisir:
Meningkatkan kapasitas masyarakat pesisir melalui pendidikan, pelatihan,
dan dukungan akses terhadap modal dan teknologi, mendorong praktik
perikanan dan budidaya yang berkelanjutan, serta mengembangkan usaha
ekonomi alternatif.
- Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim:
Mengembangkan strategi adaptasi terhadap kenaikan muka air laut dan badai
ekstrem (misalnya pembangunan infrastruktur ramah lingkungan,
revitalisasi mangrove), serta berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim
melalui pengelolaan karbon biru.
- Penegakan Hukum dan Tata Ruang: Memperkuat
penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan dan memastikan
perencanaan tata ruang pesisir yang berkelanjutan dan partisipatif,
menghindari konflik pemanfaatan lahan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar