SUNAN DRAJAT
(Raden Qasim / Syarifuddin)
1. Pendahuluan
Sunan Drajat merupakan salah satu anggota Wali Songo yang memiliki kekhasan dalam metode dakwah Islam, yaitu pendekatan sosial-kemanusiaan (social welfare). Ia dikenal sebagai wali yang menekankan ajaran kepedulian terhadap fakir miskin, keadilan sosial, dan etika kemasyarakatan, sehingga Islam dapat diterima luas oleh masyarakat pesisir Jawa.
2. Asal Usul dan Latar Belakang
Keluarga
a. Nama dan Silsilah
- Nama asli: Raden Qasim atau Raden Syarifuddin
- Gelar: Sunan Drajat
- Ayah: Sunan Ampel (Raden Rahmat)
- Ibu: Nyai Ageng Manila (putri Adipati Tuban)
Dengan demikian, Sunan Drajat:
- Memiliki garis keturunan ulama dan bangsawan
- Terhubung langsung dengan pusat dakwah Islam awal di
Jawa Timur
b. Pendidikan dan Lingkungan
- Dididik langsung oleh Sunan Ampel
- Mendalami:
- Fikih
- Tasawuf
- Etika sosial Islam
- Terpengaruh kuat oleh nilai Islam rahmatan lil
‘alamin
Sejarawan Agus Sunyoto menegaskan bahwa pendidikan Wali Songo menekankan integrasi agama dan kemasyarakatan, bukan sekadar ritual.
3. Wilayah dan Proses
Penyebaran Islam
a. Lokasi Dakwah
- Paciran, Lamongan (Jawa Timur) menjadi pusat
dakwah
- Wilayah pesisir:
- Nelayan
- Petani
- Masyarakat miskin dan marjinal
b. Strategi Dakwah
Berbeda dari wali lain yang
menonjolkan seni atau politik, Sunan Drajat fokus pada:
- Dakwah bil-hal
- Membantu fakir miskin
- Menolong korban bencana
- Memberdayakan masyarakat pesisir
- Keteladanan sosial
- Hidup sederhana
- Menolak kemewahan berlebihan
- Menjadi pelindung kaum lemah
- Pendidikan moral
- Mengajarkan etika sosial Islam
- Menekankan kejujuran, empati, dan gotong royong
Clifford Geertz menyebut model dakwah seperti ini sebagai Islam sosial Jawa, yaitu Islam yang tumbuh dari praktik keseharian masyarakat.
4. Ajaran Pokok Sunan Drajat
(Nilai Filosofis)
Sunan Drajat dikenal dengan pepali
(ajaran moral) yang hingga kini masih dikenal:
Tujuh Ajaran Sosial Sunan
Drajat
- Memayu hayuning bawana
→ Menjaga keharmonisan dunia - Wenehono teken marang wong kang wuta
→ Memberi tuntunan bagi yang tersesat - Wenehono mangan marang wong kang luwe
→ Memberi makan orang lapar - Wenehono busana marang wong kang wuda
→ Membantu yang kekurangan - Wenehono pangayoman marang wong kang kaecilan
→ Melindungi kaum tertindas - Eling lan waspada
- Sabar lan narima
Prof. Azyumardi Azra menilai ajaran ini sebagai bentuk awal teologi sosial Islam Nusantara.
5. Pengaruh Sosial bagi
Masyarakat
a. Transformasi Sosial
- Islam diterima tanpa konflik
- Masyarakat mulai:
- Meninggalkan sistem kasta Hindu
- Menguatkan solidaritas sosial
- Menumbuhkan tradisi sedekah dan zakat
b. Pusat Kesejahteraan Sosial
- Sunan Drajat membangun:
- Lumbung pangan
- Tempat penampungan fakir miskin
- Sistem gotong royong
Denys Lombard menyebut pesisir Jawa sebagai wilayah transformasi sosial Islam paling progresif karena pendekatan kesejahteraan.
6. Pengaruh Budaya
a. Akulturasi Budaya
- Islam tidak menghapus budaya Jawa
- Nilai Islam disisipkan ke dalam:
- Tradisi kenduri
- Gotong royong
- Upacara sosial
b. Seni dan Simbol
- Tidak menonjolkan kesenian seperti Sunan Kalijaga
- Namun menggunakan simbol etika dan tindakan nyata
sebagai “seni kehidupan”
Koentjaraningrat menyatakan bahwa Sunan Drajat berperan dalam membentuk budaya Jawa-Islam yang bersifat etis dan sosial.
7. Bukti-Bukti Arkeologis dan
Historis
a. Kompleks Makam Sunan Drajat
(Paciran, Lamongan)
Bukti fisik:
- Makam berada di bukit (simbol spiritualitas)
- Gapura paduraksa bercorak Hindu-Jawa
- Batu nisan bergaya Islam awal
Menunjukkan perpaduan budaya Hindu-Jawa dan
Islam
b. Situs Pesantren dan
Permukiman
- Jejak pondok dan permukiman santri
- Struktur sosial yang berkembang di sekitarnya
Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur menyatakan kompleks ini sebagai situs penting Islam awal.
8. Pendapat Para Ahli Sejarah
1. Agus Sunyoto
“Sunan Drajat adalah wali yang
menanamkan Islam sebagai etika sosial, bukan sekadar simbol ibadah.”
2. Azyumardi Azra
“Ajaran Sunan Drajat merupakan
fondasi Islam Nusantara yang berorientasi keadilan sosial.”
3. Denys Lombard
“Islamisasi di pesisir Jawa
berhasil karena mengubah struktur sosial, bukan menindas budaya.”
4. Clifford Geertz
“Model Islam Jawa berkembang dari praktik sosial, bukan pemaksaan ideologis.
9. Relevansi Sunan Drajat bagi
Kehidupan Modern
Nilai Sunan Drajat relevan untuk:
- Pendidikan karakter
- Profil Pelajar Pancasila
- Moderasi beragama
- Pendidikan sosial dan kemanusiaan
- Program Adiwiyata & P5
10. Penutup
Sunan Drajat bukan hanya tokoh
penyebar Islam, tetapi arsitek etika sosial masyarakat Jawa. Melalui
kepedulian, keteladanan, dan keadilan sosial, Islam tumbuh sebagai agama yang
membebaskan dan memanusiakan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar