REAKSI JEPANG DAN SEKUTU
TERHADAP KEMERDEKAAN INDONESIA
(17 Agustus 1945 dan Dampak
Geopolitik Internasional)
I. Pendahuluan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945 tidak terjadi dalam ruang hampa, melainkan di
tengah konstelasi geopolitik global yang sangat kompleks akibat
berakhirnya Perang Dunia II.
Kemerdekaan Indonesia langsung berhadapan dengan:
- Jepang → pihak yang kalah perang tetapi masih
memegang kekuasaan militer
- Sekutu (terutama Inggris dan Belanda/NICA) →
pihak pemenang perang yang ingin memulihkan status kolonial
- Dunia internasional → sedang memasuki era
baru: post-war order
II. Reaksi Jepang terhadap
Kemerdekaan Indonesia
A. Posisi Jepang Pasca Menyerah
1. Jepang Menyerah kepada
Sekutu
- 15 Agustus 1945
- Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu
- Kaisar Hirohito menyampaikan Gyokuon-hōsō
Jepang kehilangan kedaulatan, tetapi:
- Masih diperintahkan Sekutu untuk:
- Menjaga status quo
- Tidak mengubah struktur pemerintahan
- Menunggu kedatangan Sekutu
Inilah yang menimbulkan kekosongan
kekuasaan (vacuum of power).
B. Sikap Resmi Jepang terhadap
Proklamasi
1. Secara Formal: Menolak dan
Melarang
- Jepang tidak mengakui Proklamasi
- Menganggap kemerdekaan harus menunggu keputusan
Sekutu
- Memerintahkan:
- Larangan rapat
- Pembubaran kegiatan politik
Mayor Jenderal Nishimura:
Jepang tidak berwenang mengesahkan
kemerdekaan Indonesia.
2. Secara Praktis: Bersikap
Pasif
Walaupun melarang secara resmi,
Jepang:
- Tidak menangkap Soekarno–Hatta
- Tidak membatalkan hasil sidang PPKI
- Tidak menindak keras penyebaran Proklamasi
Sikap ini disebut “ambigu dan oportunistik”.
Nugroho Notosusanto:
“Jepang berada dalam posisi kalah,
takut melanggar perintah Sekutu, namun tidak mampu lagi mengendalikan rakyat
Indonesia.”
C. Bentuk Reaksi Jepang di
Lapangan
- Menurunkan bendera Jepang (di beberapa tempat)
- Mengizinkan penggunaan gedung dan fasilitas
- Sebagian tentara menyerahkan senjata (secara tidak
resmi)
- Terjadi bentrokan terbatas (misalnya di Semarang)
D. Analisis Pakar tentang Sikap
Jepang
George McTurnan Kahin:
Jepang tidak membantu kemerdekaan,
tetapi kegagalannya menindak justru memberi ruang bagi revolusi Indonesia.
Benedict Anderson:
Kekalahan Jepang membuka ruang
psikologis dan politik bagi bangsa Indonesia untuk bertindak cepat.
III. Reaksi Sekutu terhadap
Kemerdekaan Indonesia
A. Siapa Sekutu di Indonesia?
Sekutu diwakili oleh:
- Inggris → komando militer Asia Tenggara (SEAC)
- Belanda (NICA) → ingin menjajah kembali
- Didukung Australia dan Amerika Serikat (secara
diplomatik)
B. Sikap Awal Sekutu
1. Tidak Mengakui Kemerdekaan
Indonesia
- Sekutu menganggap Indonesia:
- Masih wilayah Hindia Belanda
- Proklamasi dianggap:
- Masalah internal Jepang–koloni
Lord Mountbatten:
Tugas Sekutu hanya melucuti
Jepang, bukan mengakui negara baru.
C. Kedatangan Sekutu dan
Dampaknya
1. Pendaratan Sekutu (September
1945)
- Di Jakarta, Surabaya, Medan
- Membawa NICA (Belanda)
Memicu:
- Ketegangan
- Perlawanan rakyat
2. Insiden dan Konflik Penting
- Insiden bendera di Hotel Yamato
- Pertempuran Surabaya (10 November 1945)
- Konflik Medan Area
- Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Surabaya menjadi simbol:
“Bangsa Indonesia menolak
kolonialisme dalam bentuk apa pun.”
D. Sikap Inggris vs Belanda
|
Inggris |
Belanda |
|
Ingin stabilitas |
Ingin menjajah kembali |
|
Fokus pelucutan Jepang |
Fokus pemulihan koloni |
|
Mulai netral |
Bersikap agresif |
Anthony Reid:
Inggris sadar bahwa kolonialisme
Belanda sudah tidak relevan secara politik.
IV. Tinjauan Geopolitik
Internasional
A. Dunia Pasca Perang Dunia II
- Hancurnya kekuatan kolonial Eropa
- Munculnya dua blok:
- Barat (AS)
- Timur (Uni Soviet)
- Lahirnya PBB (1945)
Era dekolonisasi dimulai.
B. Posisi Indonesia dalam Peta
Global
- Asia sedang bangkit:
- India (1947)
- Vietnam (1945)
- Indonesia menjadi:
- Inspirasi gerakan anti-kolonial
Sartono Kartodirdjo:
Revolusi Indonesia adalah bagian
dari revolusi global melawan imperialisme.
C. Pengaruh Perang Dingin Awal
- AS:
- Tidak langsung mendukung Belanda
- Khawatir komunisme berkembang
- Uni Soviet:
- Simpati pada gerakan anti-kolonial
Indonesia memanfaatkan konflik global untuk
diplomasi.
V. Pandangan dan Pendapat Pakar
Politik & Sejarawan
1. Mohammad Hatta
“Kemerdekaan Indonesia tidak
menunggu pengakuan, tetapi dipertahankan dengan diplomasi dan pengorbanan.”
2. Benedict Anderson
Revolusi Indonesia adalah revolusi
rakyat, bukan hadiah Jepang atau Sekutu.
3. George McTurnan Kahin
Reaksi Sekutu justru memperkuat
nasionalisme Indonesia.
4. Taufik Abdullah
Proklamasi adalah deklarasi
kedaulatan di tengah krisis dunia.
5. Anthony Reid
Indonesia muncul pada saat dunia
mulai menolak kolonialisme lama.
VI. Dampak Reaksi Jepang dan
Sekutu
A. Dampak Politik
- Memicu Revolusi Fisik
- Memperkuat legitimasi RI
B. Dampak Militer
- Lahirnya TKR/TNI
- Perang mempertahankan kemerdekaan
C. Dampak Diplomatik
- Perjuangan di PBB
- Pengakuan kedaulatan 1949
VII. Kesimpulan
- Jepang:
- Menolak secara formal
- Pasif secara praktis
- Sekutu:
- Tidak mengakui
- Cenderung memulihkan kolonialisme
- Dunia internasional:
- Sedang berubah
- Memberi peluang bagi Indonesia
Kemerdekaan Indonesia lahir dari keberanian
nasional dan kecerdikan geopolitik.
VIII. Referensi Kredibel
- George McTurnan Kahin – Nationalism and Revolution
in Indonesia
- Benedict Anderson – Java in a Time of Revolution
- Anthony Reid – The Indonesian National Revolution
- Sartono Kartodirdjo – Pengantar Sejarah Indonesia
Baru
- Taufik Abdullah – Indonesia dalam Arus Sejarah
- Mohammad Hatta – Sekitar Proklamasi
- Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar