KERAJAAN PAJANG
Sejarah, Perkembangan, Sumber
Sejarawan, dan Pengaruhnya terhadap Islam di Indonesia
1. Latar Belakang Berdirinya
Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang muncul sebagai kelanjutan
langsung dari Kerajaan Demak setelah Demak mengalami konflik politik
internal yang hebat.
Menurut H.J. de Graaf dan Th.
Pigeaud, Pajang bukan sekadar kerajaan baru, tetapi fase transisi
penting dari Islam pesisir menuju Islam pedalaman Jawa.
Latar historis:
- Runtuhnya Demak akibat konflik:
- Arya Penangsang vs Jaka Tingkir
- Kebutuhan stabilitas politik
- Perpindahan pusat kekuasaan dari pesisir ke pedalaman
kesimpulan sejarawan:
Pajang lahir sebagai solusi politik atas krisis Demak.
2. Pendiri Kerajaan Pajang
Sultan Hadiwijaya (Jaka
Tingkir)
- Nama kecil: Mas Karebet
- Menantu Sultan Trenggana (Demak)
- Mengalahkan Arya Penangsang
- Memindahkan pusat kerajaan ke Pajang (dekat
Surakarta)
Menurut Babad Tanah Jawi,
Jaka Tingkir memperoleh legitimasi:
- Politik (dukungan elite Demak)
- Spiritual (restu ulama)
Pajang resmi menjadi Kerajaan
Islam pada pertengahan abad ke-16.
3. Letak dan Kondisi Geografis
Kerajaan Pajang
- Terletak di pedalaman Jawa Tengah
- Dekat Sungai Bengawan Solo
- Wilayah agraris subur
Dampak geografis:
- Islam berkembang di desa-desa pedalaman
- Tidak lagi bergantung pada perdagangan laut
- Muncul pola Islam agraris
Menurut Denys Lombard, ini
menandai perubahan wajah Islam Jawa dari maritim ke pedalaman.
4. Sistem Pemerintahan Kerajaan
Pajang
Bentuk pemerintahan:
- Kesultanan Islam
- Raja sebagai pemimpin politik dan agama
- Ulama sebagai penasihat kerajaan
Namun, menurut M.C. Ricklefs,
Pajang:
- Kurang kuat secara birokrasi
- Bergantung pada loyalitas adipati daerah
Inilah kelemahan struktural Pajang.
5. Kehidupan Sosial dan
Keagamaan
Karakter Islam Pajang:
- Islam kultural (akulturatif)
- Tradisi Jawa tetap dipertahankan
- Ritual Islam dipadukan dengan budaya lokal
Contoh:
- Slametan
- Grebeg
- Upacara keagamaan bercorak Jawa-Islam
Menurut Clifford Geertz,
pola ini menjadi dasar Islam Kejawen.
6. Peran Pajang dalam
Perkembangan Islam di Indonesia
A. Penyebaran Islam ke
Pedalaman Jawa
Pajang:
- Mengislamkan wilayah Solo, Madiun, Kediri
- Menguatkan Islam di pedesaan
- Membuka jalan bagi Mataram Islam
Islam tidak lagi elitis-pesisir,
tetapi menjadi agama rakyat pedalaman.
B. Islamisasi Melalui Struktur
Kekuasaan
- Adipati harus beragama Islam
- Islam menjadi agama resmi pemerintahan
- Rakyat mengikuti agama penguasa
Menurut Ricklefs, ini
adalah Islamisasi top-down yang efektif.
C. Jembatan Menuju Mataram
Islam
Pajang adalah mata rantai
penting antara:
- Demak (pesisir)
- Mataram (pedalaman kuat)
Tokoh penting:
- Ki Ageng Pemanahan
- Sutawijaya (Panembahan Senopati)
Tanpa Pajang, Mataram Islam tidak
akan lahir.
7. Konflik Politik dan
Kemunduran Pajang
Faktor kemunduran:
- Lemahnya kontrol pusat
- Pemberontakan daerah
- Konflik elite internal
Puncaknya:
- Sutawijaya memberontak
- Pajang dikalahkan
- Mataram Islam berdiri (akhir abad ke-16)
Menurut H.J. de Graaf,
Pajang runtuh karena:
“Tidak mampu mengendalikan
kekuatan lokal yang tumbuh lebih cepat daripada pusat.”
8. Bukti Sejarah dan Sumber
Otentik
A. Sumber Tertulis
- Babad Tanah Jawi
- Serat Kandha
- Catatan kolonial Belanda awal
B. Bukti Arkeologis
- Situs Pajang (Surakarta)
- Makam Sultan Hadiwijaya
- Masjid kuno Pajang
- Artefak Islam awal pedalaman
C. Analisis Sejarawan
- H.J. de Graaf
- Th. Pigeaud
- M.C. Ricklefs
- Denys Lombard
9. Dampak Jangka Panjang
Kerajaan Pajang terhadap Islam Indonesia
- Islam menyebar ke pedalaman Jawa
- Terbentuk Islam bercorak budaya lokal
- Lahirnya Mataram Islam
- Islam menjadi identitas mayoritas Jawa
- Pola dakwah damai dan adaptif semakin kuat
10. Kesimpulan
Kerajaan Pajang memiliki peran sangat
penting dalam sejarah Islam Indonesia karena:
- Menjadi jembatan Demak–Mataram
- Menguatkan Islam di pedalaman
- Membentuk karakter Islam Jawa yang moderat
- Menjadi fondasi politik Islam agraris
Pajang bukan kerajaan besar, tetapi sangat
menentukan arah sejarah Islam di Nusantara.
Daftar Rujukan Ilmiah (Akurat
& Diakui)
- H.J. de Graaf & Th. Pigeaud – Kerajaan Islam
Pertama di Jawa
- M.C. Ricklefs – Sejarah Indonesia Modern 1200–2008
- Denys Lombard – Nusa Jawa: Silang Budaya
- Clifford Geertz – The Religion of Java
- Sartono Kartodirdjo – Pengantar Sejarah Indonesia
Baru
- Babad Tanah Jawi (edisi filologis)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar