IDENTIFIKASI
|
Peserta
Didik
|
Identifikasi Kesiapan Sebelum Belajar Peserta Didik Kelas IX SMPN 8
Malang
Materi: Peristiwa Penting dalam Sejarah Global (Globalisasi dan
Tantangan di Era Global)
Terintegrasi dengan Materi Adiwiyata: Konservasi Air
1. Aspek Pengetahuan Awal
- Globalisasi:
- Sebagian
siswa telah mengenal istilah globalisasi dari pelajaran sebelumnya dan
pengalaman sehari-hari, seperti belanja online, tren media sosial, dan
budaya global (musik, fashion).
- Masih
ada pemahaman yang dangkal tentang bagaimana sejarah global (perang
dunia, kolonialisme, revolusi industri) berkaitan dengan kemunculan
globalisasi.
- Tantangan
Global:
- Siswa
mengenali beberapa tantangan global seperti perubahan iklim,
kemiskinan, dan ketimpangan teknologi, namun belum memahami keterkaitan
sejarah dan dampaknya secara sistemik.
- Konservasi
Air (Adiwiyata):
- Peserta
didik telah diperkenalkan pada pentingnya konservasi air melalui
program Adiwiyata sekolah.
- Beberapa
siswa telah terlibat dalam kegiatan seperti hemat air, pembuatan lubang
biopori, atau pemanfaatan air hujan, namun belum memahami isu ini dalam
konteks global.
2. Aspek Minat Belajar
- Minat
terhadap sejarah meningkat saat topik dikaitkan dengan peristiwa global
yang relevan dan kehidupan nyata, seperti krisis air di negara lain atau
global warming.
- Minat
tinggi terhadap isu lingkungan hidup di kalangan siswa yang
aktif dalam kegiatan Adiwiyata.
- Peserta
didik cenderung lebih termotivasi jika pembelajaran disampaikan
melalui media interaktif, film dokumenter, diskusi kelompok, dan proyek
nyata seperti kampanye hemat air.
3. Aspek Latar Belakang Sosial dan Budaya
- Sebagian
besar peserta didik berasal dari latar belakang sosial ekonomi menengah,
memiliki akses terhadap internet dan media sosial, serta akrab dengan
isu-isu global.
- Siswa
terbiasa dengan budaya kolektif di sekolah yang mendukung kegiatan
lingkungan, seperti kerja bakti, tanam pohon, dan pengolahan limbah.
- Tingkat
kesadaran terhadap pentingnya air bersih cukup tinggi, terutama di
wilayah sekolah yang pernah mengalami krisis air musiman.
4. Aspek Kebutuhan Belajar
- Kebutuhan
pembelajaran kontekstual dan lintas disiplin:
siswa membutuhkan penghubung konkret antara sejarah global, globalisasi,
dan isu lingkungan seperti kelangkaan air.
- Membutuhkan
pemahaman mendalam tentang bagaimana perkembangan global
mempengaruhi sumber daya lokal, misalnya bagaimana industrialisasi dan
urbanisasi (hasil dari globalisasi) dapat menyebabkan krisis air.
- Membutuhkan
dukungan visual dan praktik langsung (misalnya, studi kasus krisis air
di Afrika atau Jakarta, debat tentang privatisasi air, proyek konservasi
air di sekolah).
- Perlu
pelatihan berpikir kritis dan reflektif terhadap pilihan gaya hidup
pribadi dalam menghadapi tantangan global.
5. Aspek Lainnya (Psikologis dan Emosional)
- Siswa
kelas IX sedang berada dalam masa perkembangan sosial-emosional yang
kompleks. Mereka mencari makna dari isu-isu besar seperti keadilan
sosial, perubahan iklim, dan masa depan dunia.
- Sebagian
siswa merasa cemas terhadap masa depan, terutama terkait isu
lingkungan dan keberlanjutan.
- Diperlukan
pembelajaran yang memberdayakan, yang menunjukkan bahwa mereka
bisa berkontribusi (misalnya melalui kampanye hemat air, membuat poster
edukatif, atau membuat solusi lokal berbasis sejarah dan teknologi).
Simpulan dan Implikasi Pembelajaran
Untuk
mengoptimalkan pembelajaran IPS pada materi Peristiwa Penting dalam
Sejarah Global, dengan integrasi Adiwiyata (konservasi air):
Gunakan pendekatan tematik yang menghubungkan
sejarah global (revolusi industri, perang dunia, modernisasi) dengan
dampaknya terhadap sumber daya air.
Integrasikan isu Adiwiyata melalui studi
kasus nyata, misalnya:
- Krisis
air bersih di negara berkembang (Afrika, India, Amerika Latin).
- Dampak
perubahan iklim akibat industrialisasi global terhadap sumber air.
- Perbandingan
pengelolaan air antara negara maju dan berkembang.
Gunakan model pembelajaran aktif,
seperti:
- Project
Based Learning: membuat kampanye konservasi air berbasis
sejarah.
- Debat
atau simulasi: negara-negara berunding tentang krisis air
global.
- Infografis
sejarah dan tantangan air: dari revolusi industri ke era modern.
Fasilitasi refleksi nilai dan aksi nyata
melalui keterlibatan dalam kegiatan konservasi air di sekolah (seperti audit
air, jurnal pemakaian air, atau lomba inovasi penghematan air).
|
Materi
Pelajaran
|
1. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual mencakup informasi dasar yang
perlu diketahui siswa sebelum memahami konsep yang lebih kompleks.
- Globalisasi: Siswa perlu
mengetahui pengertian globalisasi secara sederhana, seperti bagaimana
pertukaran barang, informasi, dan budaya terjadi lintas negara. Ini
penting agar mereka memahami mengapa mereka bisa menikmati produk dari
luar negeri, atau berinteraksi dengan budaya lain melalui media sosial.
- Peristiwa sejarah penting:
Siswa harus mengetahui peristiwa-peristiwa besar seperti Revolusi
Industri, Perang Dunia, dan pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Informasi ini menjadi dasar untuk menjelaskan mengapa globalisasi muncul
dan berkembang.
- Fakta krisis air global:
Siswa diperkenalkan pada data tentang negara-negara yang mengalami
kelangkaan air, jumlah penduduk yang terdampak, serta fakta tentang
konsumsi air secara global. Ini berkaitan langsung dengan kehidupan
mereka, misalnya dalam memahami mengapa mereka diminta menghemat air di
sekolah dan rumah.
2. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan ini mencakup pemahaman hubungan antara
berbagai ide dan konsep.
- Konsep globalisasi:
Siswa diajak memahami bahwa globalisasi mencakup lebih dari sekadar
pertukaran barang. Ia juga mencakup integrasi budaya, ekonomi, dan
teknologi yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk
lingkungan.
- Konsep tantangan global:
Globalisasi tidak hanya membawa manfaat, tapi juga tantangan seperti
kesenjangan sosial, eksploitasi sumber daya, dan krisis lingkungan.
Siswa diajak memahami bahwa globalisasi memiliki konsekuensi yang
kompleks.
- Konsep konservasi air:
Siswa mempelajari bahwa air adalah sumber daya yang terbatas dan
penggunaannya harus dijaga agar berkelanjutan. Mereka memahami bahwa
konservasi air bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab
individu.
- Keterkaitan sejarah-globalisasi-lingkungan:
Siswa dibimbing untuk melihat bahwa perkembangan global yang dimulai
sejak Revolusi Industri telah menyebabkan peningkatan konsumsi air dan
pencemaran lingkungan. Ini membantu mereka mengaitkan pelajaran sejarah
dengan isu lingkungan masa kini.
3. Pengetahuan Prosedural
Jenis pengetahuan ini berhubungan dengan
langkah-langkah dan teknik dalam mempelajari serta menerapkan suatu konsep.
- Menganalisis dampak globalisasi:
Siswa belajar cara menggunakan alat bantu seperti peta konsep, diagram
sebab-akibat, atau studi kasus untuk melihat hubungan antara globalisasi
dan masalah lingkungan.
- Melakukan tindakan konservasi air:
Siswa mengetahui dan mempraktikkan langkah-langkah konkret seperti
menutup keran saat tidak digunakan, membuat lubang biopori, atau
memanfaatkan air hujan untuk menyiram tanaman. Ini adalah bentuk
penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.
- Menyusun kampanye sosial:
Siswa diajak membuat poster, slogan, atau video pendek yang
mengampanyekan hemat air sebagai bentuk respons terhadap tantangan
global. Ini juga membangun keterampilan komunikasi dan kepedulian
sosial.
- Membuat kronologi sejarah:
Siswa belajar menyusun urutan peristiwa sejarah global yang memengaruhi
kondisi dunia saat ini, termasuk munculnya krisis lingkungan akibat
industrialisasi dan globalisasi.
4. Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan ini mencakup kesadaran siswa terhadap
cara mereka belajar, serta kemampuan mengevaluasi dan mengatur proses
belajarnya sendiri.
- Kesadaran gaya belajar:
Siswa mulai memahami bagaimana mereka paling efektif belajar—apakah
dengan membaca, berdiskusi, menonton video, atau membuat proyek—sehingga
mereka bisa lebih mandiri dan terarah dalam belajar.
- Refleksi atas peran pribadi dalam isu global:
Siswa diajak merenungkan pertanyaan seperti: “Apakah saya sudah
berperilaku hemat air?” atau “Apa yang bisa saya lakukan untuk
mengurangi dampak negatif globalisasi terhadap lingkungan?”. Ini
menumbuhkan tanggung jawab pribadi dan kepedulian.
- Pengambilan keputusan etis:
Siswa dilatih untuk berpikir kritis dalam mengambil keputusan, misalnya
saat menghadapi teman yang boros air atau saat harus memilih antara
produk ramah lingkungan dan produk murah tapi boros sumber daya.
|
Dimensi Profil Lulusan (DPL)
|
Pilihlah
dimensi profil lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran
|
|
DPL
1
Keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
DPL
2
Kewargaan
DPL 3
Penalaran
Kritis
DPL
4
Kreativitas
|
DPL
5
Kolaborasi
DPL
6
Kemandirian
DPL
7
Kesehatan
DPL 8
Komunikasi
|
|
DESAIN PEMBELAJARAN
|
Capaian
Pembelajaran
|
Peserta didik memahami upaya masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya
melalui kegiatan ekonomi, harga, pasar, lembaga keuangan, perdagangan
internasional, peran masyarakat dan negara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
di era digital, serta potensi Indonesia menjadi
negara maju
|
Lintas
Disiplin Ilmu
|
Integrasi Lintas Disiplin
Ilmu untuk Materi Globalisasi dan Konservasi Air (SMP Kelas IX)
1. Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) – Sejarah & Geografi
- Fokus: Memahami latar belakang globalisasi, peristiwa
penting seperti Revolusi Industri, serta dampak globalisasi terhadap
lingkungan dan masyarakat.
- Keterkaitan konservasi air:
Globalisasi menyebabkan industrialisasi yang meningkatkan konsumsi air
dan pencemaran. Geografi menjelaskan distribusi air dan wilayah yang
rawan krisis air.
2. Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA)
- Fokus: Menjelaskan siklus air, sumber air bersih,
dampak pencemaran air, dan konservasi sumber daya alam.
- Keterkaitan konservasi air: IPA
membekali siswa dengan pengetahuan ilmiah tentang bagaimana air
tercemar, bagaimana konservasi dilakukan (misalnya dengan biopori,
filtrasi air), dan bagaimana perubahan iklim memperparah krisis air.
3. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn)
- Fokus: Menumbuhkan sikap tanggung jawab terhadap
lingkungan dan kepedulian sosial sebagai bagian dari warga negara
global.
- Keterkaitan konservasi air:
Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan,
seperti menghemat air sebagai wujud pengamalan nilai Pancasila (sila
ke-2 dan ke-5).
4. Bahasa Indonesia
- Fokus: Mengembangkan kemampuan literasi siswa melalui
teks eksplanasi, deskripsi, dan argumentasi tentang globalisasi dan isu
lingkungan.
- Keterkaitan konservasi air:
Siswa dapat menulis artikel, pidato, atau laporan kampanye hemat air
dengan mengintegrasikan isu global dan lokal.
5. Matematika
- Fokus: Menggunakan data dan grafik untuk membaca tren
konsumsi air, perubahan suhu global, atau statistik krisis air di dunia.
- Keterkaitan konservasi air:
Siswa dapat menghitung rata-rata penggunaan air per hari, memprediksi
dampak jika kebiasaan boros air terus terjadi, dan menginterpretasikan
data lingkungan.
6. Bahasa Inggris
- Fokus: Membaca dan memahami teks nonfiksi tentang isu
globalisasi dan lingkungan, serta membuat presentasi atau kampanye
berbahasa Inggris.
- Keterkaitan konservasi air:
Mengenalkan kosakata dan wawasan global tentang water crisis,
sustainability, dan environmental responsibility.
7. Seni Budaya / Prakarya
- Fokus: Membuat media edukatif, poster, desain
infografis, atau alat penghemat air sederhana.
- Keterkaitan konservasi air:
Siswa dapat menciptakan karya kreatif yang mengajak masyarakat untuk
menghemat air, sekaligus menyalurkan ekspresi seni dan keterampilan
tangan.
8. Informatika / TIK
- Fokus: Menggunakan teknologi untuk mencari informasi,
membuat presentasi multimedia, atau simulasi dampak globalisasi terhadap
lingkungan.
- Keterkaitan konservasi air:
Siswa dapat membuat video kampanye hemat air atau simulasi interaktif
krisis air global melalui aplikasi digital.
Penerapan Lintas Disiplin
dalam Kegiatan Belajar
Proyek Tematik: "Air
untuk Masa Depan"
- IPS → Siswa menyusun kronologi globalisasi dan
melihat dampaknya terhadap sumber daya air dunia.
- IPA → Menganalisis penyebab pencemaran air dan
membuat alat pemurni sederhana.
- Bahasa Indonesia →
Menulis artikel atau esai tentang solusi krisis air.
- Matematika → Menghitung efisiensi
penggunaan air di rumah/sekolah.
- PPKn → Mendesain aksi nyata berbasis nilai tanggung
jawab dan gotong royong.
- TIK/Seni → Membuat poster
digital atau video kampanye “Hemat Air Dimulai dari Sekarang”.
|
Tujuan
Pembelajaran
|
1. Peserta
didik dapat menjelaskan pengertian globalisasi dan menyebutkan minimal dua
ciri-cirinya secara lisan maupun tulisan.
2. Peserta
didik dapat mengidentifikasi minimal tiga peristiwa penting dalam sejarah
global yang berpengaruh terhadap terjadinya globalisasi.
3. Peserta
didik dapat menganalisis dampak globalisasi terhadap lingkungan, khususnya
dalam hal penggunaan dan pencemaran air.
4. Peserta
didik dapat memberikan minimal dua contoh tindakan nyata dalam konservasi air
sebagai respon terhadap tantangan global.
5. Peserta
didik dapat menyusun poster atau kampanye sederhana tentang pentingnya hemat
air di era globalisasi sebagai bagian dari program Adiwiyata.
|
Topik
Pembelajaran
|
"Globalisasi dan
Tantangan Krisis Air: Belajar dari Sejarah untuk Menjaga Bumi"
Penjabaran Topik :
Topik ini mengajak peserta
didik untuk memahami proses globalisasi melalui peristiwa sejarah penting
dunia, sekaligus menyadari tantangan lingkungan hidup yang muncul, terutama
terkait dengan krisis air bersih. Melalui pendekatan Adiwiyata, siswa
didorong untuk berperan aktif dalam konservasi air sebagai bagian dari
tanggung jawab global.
|
Praktik
Pedagogis
|
Model Pembelajaran:
Project-Based Learning
(PjBL)
Model ini mendorong siswa menyelesaikan proyek nyata yang relevan dengan
kehidupan mereka, seperti membuat kampanye konservasi air berbasis isu
globalisasi.
Strategi Pembelajaran:
Inkuiri dan Kolaboratif
Siswa diajak untuk menyelidiki sendiri dampak globalisasi melalui sumber
sejarah dan data lingkungan, lalu berdiskusi dan bekerja sama dalam tim untuk
merumuskan solusi.
Metode Pembelajaran:
- Diskusi Kelompok:
Mendorong komunikasi dan penalaran kritis saat siswa
menganalisis peristiwa sejarah dan dampaknya terhadap lingkungan.
- Studi Kasus:
Menggali contoh nyata krisis air di berbagai negara akibat globalisasi,
untuk membangun kesadaran dan pembelajaran bermakna.
- Pembuatan Poster/Kampanye:
Mengembangkan kreativitas dan komunikasi siswa dalam
menyampaikan pesan konservasi air dalam konteks global.
- Presentasi Karya Proyek:
Siswa menyampaikan hasil analisis dan solusi mereka secara menarik dan
interaktif, menciptakan suasana menggembirakan dan membangun rasa
percaya diri.
|
Kemitraan
Pembelajaran
|
1. Kemitraan dengan Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang
- Tujuan: Memberikan data dan
informasi tentang kondisi air dan lingkungan di Malang serta program
konservasi yang sedang berjalan.
- Manfaat: Siswa dapat belajar
langsung dari narasumber ahli dan mengaitkan globalisasi dengan
tantangan lokal.
2. Kemitraan dengan PDAM
(Perusahaan Daerah Air Minum)
- Tujuan: Memberikan pemahaman
tentang proses distribusi air bersih, tantangan ketersediaan air, dan
kampanye hemat air.
- Manfaat: Mendukung pembelajaran
bermakna melalui kunjungan lapangan atau pemaparan langsung dari pihak
PDAM.
3. Kemitraan dengan Komite
Sekolah / Orang Tua
- Tujuan: Mengajak orang tua
mendukung aksi hemat air di rumah dan proyek siswa.
- Manfaat: Menumbuhkan kesadaran
kolektif, memperkuat hubungan rumah–sekolah, dan memperluas dampak
pembelajaran.
4. Kemitraan dengan Guru
Mapel Lain (IPA, Bahasa Indonesia, Seni)
- Tujuan: Menyusun proyek
pembelajaran lintas mata pelajaran.
- Manfaat: Menguatkan keterkaitan
antarmateri dan memperkaya sudut pandang siswa.
5. Kemitraan dengan
Mahasiswa PPL/PPG atau Alumni Sekolah
- Tujuan: Menghadirkan figur
muda yang dekat dengan siswa sebagai fasilitator diskusi atau mentor
proyek.
- Manfaat: Menciptakan suasana
pembelajaran yang menggembirakan dan lebih interaktif.
|
Lingkungan
Pembelajaran
|
Lingkungan Pembelajaran yang
Direkomendasikan
1. Lingkungan Fisik
- Ruang kelas yang fleksibel dan nyaman:
Disusun agar mendukung diskusi kelompok, presentasi proyek, dan pameran
karya.
- Pojok Adiwiyata:
Area kecil di kelas atau sekolah yang memajang informasi kampanye hemat
air, sejarah lingkungan, dan aksi siswa.
- Area luar kelas (halaman sekolah, taman, area
biopori, atau kebun sekolah): Digunakan untuk observasi langsung, refleksi
dampak globalisasi terhadap alam, atau praktik konservasi air.
2. Lingkungan Sosial dan
Emosional
- Suasana kelas yang terbuka dan inklusif:
Siswa bebas menyampaikan pendapat, bekerja sama, dan menghargai
perbedaan.
- Budaya kelas yang kolaboratif:
Didorong dengan kerja tim dalam proyek lintas mata pelajaran dan
kegiatan aksi nyata.
- Kegiatan reflektif:
Memberikan ruang kepada siswa untuk merenungkan dampak globalisasi, gaya
hidup terhadap lingkungan, serta kontribusi pribadi dalam konservasi
air.
|
Pemanfaatan
Digital
|
Lingkungan Digital
- Platform pembelajaran daring (Google Classroom,
Padlet, Canva, atau blog sekolah): Untuk diskusi,
pengumpulan tugas, presentasi proyek, dan berbagi ide lintas kelas.
- Media visual interaktif (video, infografis,
simulasi globalisasi, dan peta krisis air dunia):
Membantu siswa memahami materi secara kontekstual dan menarik.
|
PENGALAMAN BELAJAR
|
AWAL (tuliskan
prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna, menggembirakan)
|
Orientasi
Bermakna
Guru menyapa hangat siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini secara
singkat, yaitu memahami bagaimana peristiwa sejarah global memengaruhi
tantangan lingkungan, khususnya konservasi air di era globalisasi.
Apersepsi
Kontekstual
Guru memutar video singkat (2–3 menit) tentang krisis air di beberapa negara
akibat globalisasi dan dampaknya terhadap masyarakat. Setelah itu, guru
mengajukan pertanyaan pemancing seperti:
- "Apa yang kalian ketahui tentang globalisasi dan kaitannya
dengan lingkungan?"
- "Bagaimana penggunaan air di sekitar kita sehari-hari
terpengaruh oleh perkembangan dunia?"
Motivasi
Menggembirakan
Guru mengajak siswa berdiskusi singkat secara berkelompok kecil untuk berbagi
pengalaman mereka tentang penghematan air di rumah atau sekolah. Kemudian,
guru menantang siswa dengan kalimat motivasi:
“Kita akan belajar bagaimana sejarah global membawa tantangan sekaligus
peluang untuk kita semua menjaga bumi, terutama melalui tindakan kecil
seperti menghemat air. Yuk, kita mulai petualangan belajar yang seru ini!”
|
INTI
|
Pada tahap
ini, siswa aktif terlibat dalam pengalaman belajar memahami, mengaplikasi,
dan merefleksi. Guru menerapkan prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna, menyenangkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar tidak harus
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan.
|
Memahami (Bermakna,
Berkesadaran) 40
menit
|
- Aktivitas:
- Guru
membuka dengan video pendek atau infografis interaktif tentang globalisasi
dan dampaknya terhadap lingkungan, khususnya krisis air.
- Diskusi
kelas terarah: Guru ajukan pertanyaan pemantik yang menuntut siswa
berpikir kritis, seperti "Bagaimana peristiwa sejarah global
memicu perubahan yang memengaruhi ketersediaan air?"
- Siswa
membuat peta konsep secara berkelompok tentang hubungan globalisasi,
tantangan lingkungan, dan konservasi air.
- Prinsip
Mindful: Guru mendorong siswa fokus penuh, mendengarkan
dengan seksama, dan menghargai pendapat teman.
- Output:
Peta konsep yang menggambarkan pemahaman mereka.
|
Mengaplikasi
(Menggembirakan) 35 menit
|
Aktivitas:
- Siswa dibagi kelompok, masing-masing mendapat
studi kasus nyata tentang krisis air di beberapa negara akibat
globalisasi (misal: pencemaran sungai, krisis air minum).
- Tugas kelompok:
- Menganalisis masalah secara kritis.
- Merancang solusi kreatif dan realistis yang
dapat dilakukan di lingkungan sekolah/sehari-hari untuk konservasi air
(misalnya kampanye hemat air, pembuatan biopori, penggunaan teknologi
sederhana).
- Membuat poster kampanye hemat air menggunakan
media digital atau manual.
- Presentasi singkat hasil karya kelompok di
depan kelas, dilanjutkan sesi tanya jawab untuk mengasah komunikasi dan
penalaran kritis.
Prinsip
Meaningful dan Joyful:
- Aktivitas kontekstual dan relevan dengan
kehidupan nyata siswa.
- Proses kreatif yang menyenangkan dan interaktif
dengan kerja kelompok dan presentasi.
|
Merefleksi (Berkesadaran)
|
- Aktivitas:
- Siswa menulis jurnal refleksi singkat
mengenai:
- Apa yang mereka pelajari tentang globalisasi
dan konservasi air.
- Bagaimana mereka bisa menerapkan tindakan
hemat air di kehidupan sehari-hari.
- Perasaan mereka selama proses pembelajaran
(apakah mereka merasa termotivasi dan senang).
- Guru memfasilitasi diskusi reflektif singkat
secara terbuka tentang pentingnya tanggung jawab individu dan kolektif
menjaga lingkungan.
- Menutup dengan pernyataan motivasi guru yang
menguatkan kesadaran berkelanjutan siswa terhadap lingkungan.
- Prinsip Mindful dan Meaningful:
- Memberi ruang bagi siswa untuk menyadari
proses belajar dan maknanya bagi kehidupan pribadi dan sosial.
Hasil yang Diharapkan:
- Kreatif: Siswa menghasilkan
solusi inovatif dan karya kampanye yang menarik.
- Komunikatif: Siswa mampu
menyampaikan ide dan berdiskusi secara aktif.
- Penalaran Kritis:
Siswa mampu menganalisis masalah dan menyusun solusi logis.
|
PENUTUP (berkesadaran,
bermakna) 5
menit
|
- Refleksi Materi
Guru mengajak siswa untuk bersama-sama mengulas kembali poin-poin
penting materi, misalnya dengan bertanya:
- "Apa hal paling menarik yang kalian
pelajari tentang globalisasi dan tantangan lingkungan terkait
konservasi air?"
- "Bagaimana peristiwa sejarah global
memengaruhi cara kita mengelola sumber daya air?"
- Refleksi Akhir Pembelajaran
Siswa diminta secara singkat menyampaikan perasaan dan pengalaman
belajar hari ini, misalnya melalui satu kalimat reflektif atau sharing
secara bergiliran:
- "Apa yang membuat kalian semangat selama
pembelajaran ini?"
- "Apa yang akan kalian lakukan mulai
sekarang untuk membantu konservasi air di lingkungan sekitar?"
- Motivasi
Guru memberikan motivasi dan penguatan, seperti:
“Ingatlah, perubahan besar dimulai dari tindakan kecil. Dengan
memahami sejarah dan tantangan global, kalian sudah siap menjadi agen
perubahan yang peduli lingkungan dan masa depan bumi. Teruslah berkreasi
dan berbagi kebaikan!”
- Tugas untuk Pertemuan Berikutnya
- Membuat jurnal atau laporan singkat tentang
kegiatan penghematan air yang sudah dilakukan selama seminggu di rumah
atau sekolah.
- Membawa satu contoh berita atau artikel
terbaru tentang dampak globalisasi terhadap lingkungan, khususnya air,
untuk didiskusikan bersama.
|
ASESMEN PEMBELAJARAN
|
Asesmen pada Awal Pembelajaran
|
Jenis dan Bentuk Instrumen
Asesmen Awal
- Jenis: Penilaian diagnostik (pre-assessment)
- Bentuk: Kuesioner singkat
pilihan ganda dan isian singkat (kombinasi)
- Tujuan: Mengukur pengetahuan
awal, minat, dan sikap siswa terkait materi dan isu konservasi air
secara cepat dan efektif.
Instrumen Asesmen Awal (5
Pertanyaan/Pernyataan)
- Apa yang kamu ketahui tentang globalisasi?
a. Proses yang membuat negara saling terhubung secara ekonomi, sosial,
dan budaya
b. Peristiwa sejarah di masa lampau saja
c. Hanya tentang teknologi saja
d. Tidak tahu
- Menurut kamu, apakah globalisasi bisa
memengaruhi lingkungan hidup?
a. Ya, bisa membawa dampak positif dan negatif
b. Tidak, hanya berpengaruh pada ekonomi
c. Tidak tahu
- Apa yang kamu ketahui tentang konservasi air?
(Isian singkat) Jelaskan dengan kata-katamu sendiri.
- Apakah kamu pernah melakukan tindakan hemat air
di rumah atau sekolah?
a. Ya, sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
- Seberapa tertarik kamu mempelajari tentang
tantangan lingkungan di era globalisasi?
Skala 1–5 (1 = sangat tidak tertarik, 5 = sangat tertarik)
|
Asesmen pada Proses Pembelajaran
|
Jenis dan Bentuk Instrumen
Asesmen Formatif
- Jenis: Penilaian formatif (proses)
- Bentuk:
- Observasi aktivitas diskusi dan kerja kelompok
- Kuis singkat isian pilihan ganda dan jawaban
singkat
- Refleksi diri singkat (exit ticket)
- Tujuan: Menilai pemahaman,
keterampilan komunikasi, kreativitas, dan penalaran kritis secara
langsung selama pembelajaran.
Contoh Instrumen Asesmen
Formatif
- Observasi Guru saat Diskusi Kelompok
- Aspek yang diamati:
- Partisipasi aktif siswa
- Kemampuan mengemukakan pendapat dan
mendengarkan teman
- Kreativitas dalam merancang solusi konservasi
air
- Penalaran kritis dalam menganalisis masalah
- Kuis Singkat (5 Menit)
- Contoh soal pilihan ganda dan isian singkat:
a. Sebutkan satu contoh dampak globalisasi terhadap lingkungan!
b. Jelaskan satu cara yang dapat kamu lakukan untuk menghemat air di
sekolah!
- Exit Ticket (Refleksi Singkat sebelum Pulang)
- Siswa menuliskan:
- Satu hal baru yang mereka pelajari hari ini
- Satu hal yang masih ingin mereka ketahui
lebih lanjut
- Satu tindakan yang akan mereka lakukan
terkait konservasi air
Catatan
- Instrumen ini mudah diterapkan tanpa membebani
siswa.
- Data dari observasi dan kuis membantu guru
menyesuaikan strategi pembelajaran selanjutnya.
- Exit ticket meningkatkan kesadaran siswa
tentang proses belajar mereka sendiri.
|
Asesmen pada Akhir Pembelajaran
|
Jenis dan Bentuk Instrumen
Asesmen Sumatif
- Jenis: Penilaian sumatif (akhir)
- Bentuk: Tes tertulis kombinasi
pilihan ganda dan esai singkat, atau tugas proyek sederhana
- Tujuan: Mengukur pemahaman
konseptual, kemampuan analisis, dan penerapan solusi terkait isu
globalisasi dan konservasi air.
Instrumen Asesmen Sumatif
- Soal Pilihan Ganda (3–5 butir)
- Contoh:
a. Regulasi apa yang paling penting untuk mendukung konservasi air di
era globalisasi?
b. Infrastruktur apa yang bisa membantu mengatasi krisis air akibat
dampak globalisasi?
c. Mengapa pendidikan tentang konservasi air penting dalam menghadapi
tantangan global?
- Soal Esai Singkat (2–3 butir)
- Contoh:
a. Jelaskan hubungan antara globalisasi dan tantangan konservasi air di
Indonesia!
b. Berikan contoh bagaimana regulasi, infrastruktur, dan pendidikan
bisa bersinergi dalam menjaga kelestarian sumber daya air!
c. Buatlah rekomendasi tindakan yang dapat dilakukan siswa di sekolah
untuk mendukung program Adiwiyata dalam konservasi air!
- Tugas Proyek (Opsional, sebagai pengayaan)
- Siswa membuat poster atau video pendek yang
menjelaskan peran regulasi, infrastruktur, dan pendidikan dalam
konservasi air di era global.
- Presentasi hasil proyek di depan kelas atau
melalui platform digital sekolah.
|
Asesmen
dalam pembelajaran mendalam disesuaikan dengan assessment as learning,
assessment for learning, dan assessment of learning. Tentukan metode atau
cara yang digunakan secara komprehensif untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik. Contoh: Tes tertulis, Tes lisan, Penilaian Kinerja, Penilaian
Proyek, Penilaian Produk, Observasi, Portofolio, Peer Assessment, Self
Assessment, penilaian berbasis kelas, dan sebagainya.
|
|
|
|
|