Di ambang senja yang perlahan tenggelam,
hati ini berbisik pelan,
tentang rindu yang tak tersampaikan,
tentang perasaan yang diam-diam terbunuh waktu.
Aku merindukanmu—seperti angin mencumbu dedaunan,
namun keheningan ini,
memaksaku menelan kata,
memaksaku berpaling dari luka.
Kangen ini mengakar,
namun keadaan memahat jarak di antara kita.
Seolah waktu menciptakan tembok,
menyuruhku melupakan,
menyeret rasa ini menuju kehampaan,
dan perlahan, perlahan...
rindu ini memudar di tiupan angin yang semakin dingin.
Sebuah rasa akan hilang bila terlalu sering diabaikan,
seperti bunga yang layu karena kekeringan,
seperti bayang-bayang yang pudar saat malam jatuh,
aku mencoba melepaskan,
meski hatiku masih berbisik,
kangen yang tak pernah padam.
Namun, siapa yang bisa menentang keadaan?
Kau tak lagi di sini,
dan aku,
hanya bisa menunggu rindu ini lenyap,
dibawa oleh waktu yang terus berjalan,
sampai aku tak lagi kangen,
sampai aku akhirnya melupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar