Selasa, 10 September 2024

Puisi: Tak Akan Kupaksakan Lagi

Tak akan kupaksakan lagi,
kabar darimu yang kian jarang menyapa,
kasih sayang yang perlahan memudar,
bahkan cinta yang dulu terasa hangat,
kini hanya dingin yang menyelimuti malam-malamku.
Aku tak ingin terus meraih bayang-bayang,
menggapai sesuatu yang tak pernah nyata,
aku hanya ingin memberimu ruang,
agar kau bisa menemukan dirimu,
dan menentukan sepenting apa aku,
sebagai apa aku di hidupmu,
siapa aku di hatimu.

Jika kau tanya mengapa aku tampak berubah,
tidak, aku tak berubah,
hanya saja kini aku sadar satu hal,
bahwa cinta sejati tak membuatku menangis,
tak memaksaku mengemis kebahagiaan dari pelukanmu yang tak lagi hangat.

Aku tak menyerah,
tidak.
Aku hanya lelah menyakiti diriku sendiri,
menghancurkan harapan demi harapan,
untuk tetap menunggu,
menunggumu yang seolah tak pernah yakin akan hatimu.

Waktu terus berlalu,
dan aku tak ingin terus terbelenggu,
dalam lingkaran yang hanya menguras luka,
aku ingin kau tahu,
jika kau mencintaiku,
kau tak akan biarkan aku hancur,
kau tak akan buat air mataku jatuh,
menunggu senyum yang tak pernah kau beri lagi.

Jadi, kini aku berdiri di sini,
di antara keraguan dan harapan,
tidak memaksakan lagi apapun,
tidak meminta lagi apa yang kau tak ingin beri.
Aku hanya menunggu,
menunggu hatimu bicara,
karena cinta yang sejati tak perlu dipaksa,
tak perlu dituntut atau diminta.
Dan jika suatu hari kau sadari,
aku adalah yang kau cari,
aku tak akan pergi,
tapi jika aku tak pernah jadi pilihanmu,
aku akan belajar merelakan,
meski di setiap langkah, namamu masih ku bawa dalam diam.

Kini, aku biarkan waktu yang menjawab,
biarkan takdir yang membawa,
karena cinta yang sejati tak akan memaksa,
dan aku,
hanya ingin bahagia tanpa harus mengemis cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar