Di pagi buta, sang fajar terbit tanpa pamrih,
Menganyam sinar emas di cakrawala ilmu,
Serupa lentera di malam gulita, ia menyala,
Mengusir kelam, memberi terang tanpa jeda.
Engkau, wahai guru, bak mentari pagi itu,
Tak kenal lelah menebar cahaya di relung hati,
Totalitasmu bukan sekadar kata, tapi makna,
Dalam setiap tugas, kau persembahkan jiwa.
Tak ada beban yang terlalu berat di punggungmu,
Sebab dedikasimu, seperti akar pada pohon,
Tertanam kuat di bumi, menopang hingga puncak,
Menghidupi tunas-tunas muda dengan teguh.
Saat awan mendung datang menghampiri,
Kau tak gentar, bahkan saat hujan deras turun,
Sebab bagimu, tugas adalah titah yang suci,
Mengutamakan ilmu, menolak diri bukan pilihan.
Kau adalah pejuang tanpa senjata,
Dengan kata-kata dan kasih, kau menaklukkan dunia,
Dalam setiap detik, kau torehkan hikmah,
Mewariskan kebijaksanaan di lembaran takdir mereka.
Di balik senyum lelahmu, tersimpan keteguhan,
Bahwa esok, mentari akan terbit lagi,
Membawa harapan, di tiap lembar kehidupan,
Menjadi saksi, bahwa dedikasi adalah nafasmu abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar