Di sudut hati yang paling sunyi,
Bayangmu, Ibu, selalu terlukis indah,
Kenangan masa kecil seakan hidup kembali,
Di setiap sudut ruang, ada senyummu yang lembut merambah.
Kau ajarkan aku cara memegang dunia,
Dengan tanganmu yang penuh luka, namun tak pernah mengeluh,
Keringatmu tumpah demi setiap harapan yang kau titipkan,
Dalam manja masa kecilku, aku lupa betapa berat beban yang kau pikul.
Tak terhitung langkah yang kau tempuh,
Tak terhitung malam-malam panjangmu yang sunyi,
Saat aku terlelap dalam pelukan nyaman,
Kau bekerja keras, tanpa mengenal lelah, tanpa berkata-kata.
Ibu, kaulah teladan dalam kesunyian,
Mengajarku tentang adab, tentang arti sebuah usaha,
Bukan dengan kata, tapi dengan setiap gerakmu,
Dengan setiap peluh yang jatuh di tanah, dengan cinta yang tak berbatas waktu.
Kini kau telah lama pergi,
Namun rinduku masih mengalir seperti sungai tanpa ujung,
Kenanganmu, Ibu, selalu terngiah di mata,
Seperti cahaya yang tak pernah padam, meski waktu memisahkan.
Di sini, aku tetap anak kecil yang manja,
Masih merindukan pelukanmu yang hangat,
Masih mengingat setiap langkahmu yang tak pernah lelah,
Mendoakanmu dalam setiap hela nafas yang masih ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar